8. Sentuhan (21+)

8.8K 27 0
                                        

"Kau seperti sedang memikirkan sesuatu dan tidak berada di sini," Alan mengangkat bahunya ketika mendengarkan itu dari Zwetta.

"Aku hanya berpikir betapa ironisnya bahwa aku baru sekarang bertemu dengan wanita yang sempurna sepertimu Baby," Jawab Alan dengan tersenyum.

"Benarkah?" Tanya Zwetta ragu.

"Kau meragukanku?" Tanya Alan serius.

"Tidak," Jawab Zwetta pelan. "Hanya saja ini rasanya terlalu cepat bagi kita berdua." Lanjut wanita itu lagi.

"Tidak terlalu cepat kalau bagiku." Jawab Alan cepat. "Apalagi kau telah memberikan sesuatu yang istimewa bagiku. Aku menikmatinya, baru kali ini aku merasakan hal senikmat ini. Aku hanya dapatkan ini darimu." Ucap Alan jujur.

"Apa mantan pacarmu tak bisa me—" Alan langsung saja menggelengkan kepalanya. Pria itu tahu apa maksud dari perkataan Zwetta.

"Ini memang bukan pertama untukku sama sepertimu. Aku sudah pernah melakukannya dengan beberapa orang dan kau berbeda. Dari awal kau jelas berbeda dari mereka. Denganmu aku melakukannya karena cinta, aku menginginkamu karena aku memang ingin. Aku mendapatkan cinta dan kenikmatan yang gila saat bersamamu. Hal yang tak pernah ku dapatkan sebelumnya dari mereka, kau harus percaya padaku tentang itu." Zwetta terdiam.

"Apa kau benar-benar mencintaiku? Kau melakukan ini padaku bukan karena kau melihatku karena hanya sebatas sex saja?" Tanya Zwetta serius, Alan menghela napasnya kasar dan menatap Zwetta dengan lekat.

"Kau tak percaya padaku jika aku mencintaimu? Aku sudah mengatakannya padamu, aku mencintaimu. Aku melakukannya karena aku mencintaimu. Aku tak peduli dengan statusmu dengan Dion, aku akan merebutmu darinya jika perlu. Aku menginginkanmu, apa yang kulakukan selama ini untukmu bukankah itu cukup membuktikannya? Aku selalu ada di sisimu karena aku menginginkannya. Tak ada yang salah dengan cinta, kita sama-sama menginginkannya. Aku tahu kau juga nyaman denganku dan punya perasaan yang sama. Kau juga punya kebutuhan yang tak pernah Dion bisa berikan untukmu. Dion yang salah karena sudah mengabaikanmu, biarkan aku berada di sisimu dan menemanimu. Aku akan membuatmu bahagia dan aku bisa memberikan apa yang kau butuhkan, hal yang Dion tak bisa kasih." Ucap Alan dengan tegas.

"Jadi apa yang kita lakukan ini tak salah?" Tanya Zwetta ragu.

"Kau menginginkannya bukan?" Tanya Alan, Zwetta tak langsung menjawab. "Jawab aku Zwetta, apa kau nyaman denganku?" Zwetta akhirnya menganggukkan kepalanya. "Kau menginginkanku bukan sama sepertiku? Jika tidak kau tidak akan terlena setiap aku menyentuhmu. Apa kau juga mencintaiku?" Zwetta kembali diam.

"Aku takt ahu pasti, tapi kau datang di saat aku memang membutuhkanmu. Kau memberikan segala hal yang Dion tak bisa kasih. Kau membuatku nyaman, terlena dan aku malah memikirkanmu bukan memikirkan Dion. Aku takt ahu kenapa selalu saja takluk saat kau sentuh, kau juga berada di sisiku membuatku bisa tertawa. Hal yang sudah lama tak kulakukan, apakah itu aku juga mencintaimu? Jika iya bagaimana dengan Dion?" Tanya Zwetta bingung.

"Kau mencintaiku Baby." Ucap Alan lembut. "Itu sudah cukup bagiku, aku tak menginginkan yang lain. Aku milikmu sekarang begitupun kau juga milikku. Berpisahlah dengan Dion, kita akan cari waktu yang tepat dan kesempatan untuk kau bisa berpisah dengannya. Hubungan kalian sudah tak ada harapan lagi. Kalian sudah saling mengabaikan, Dion tak lagi melakukan perannya sebagai suami dan menganggapmu hanyalah angin lalu saja. Kalian hanya terikat di dalam pernikahan tapi tidak hidup di dalamnya. Pernikahan kalian sudah tak sehat, Dion juga tak bisa memberikan apa yang kau inginkan begitupun sebaliknya. Apa aku salah?" Zwetta menggelengkan kepalanya.

"Kau benar, hubunganku dengan Dion sudah lama rusak." Alan tersenyum senang mendengarnya.

"Untuk saat ini, kita jalani seperti ini. Jangan sampai Dion tahu tentang kita, sampai waktunya tepat. Aku mencintaimu Zwetta, percayalah aku benar-benar mencintaimu dan aku hanya menginginkanmu. Mungkin kita baru mengenal, tapi aku menginginkanmu sangat besar. Aku seperti ini bukan hanya karena gairah saja, tapi karena aku ingin memilikimu. Kau harus bersabar dan aku juga minta jangan pernah bercinta dengan Dion lagi. Aku tak mau kau disentuh lagi olehnya bahkan pria lain, kau milikku. Hanya aku yang bisa melakukannya, apa kau paham?" Zwetta menganggukkan kepalanya.

"Hal itu tak akan terjadi. Dion tak mau menyentuhku lagi selama ini, aku yang terus menggodanya sampai kami melakukannya. Aku pikir aku tidak lagi menarik untuknya, karena dia selalu saja menolakku dan tak mau menyentuhku. Pasti aku tii—"

"Kau sangat menarik Zwetta! Gila! Dion bodoh mengabaikanmu seperti ini! Dia jelas buta jika tak melihat makhluk seindah dirimu! Jangan merasa rendah, dia saja yang tak bersyukur punya istri secantik dirimu. Kau sangat cantik dan seksi, kau jelas tahu punyaku saja langsung saja mengerang karena milikmu. Kau tak perlu takut lagi karena itu, aku menginginkannya! Sangat!"

Zwetta tertawa mendengar perkataan Alan barusan, tak pernah ia diperlakukan seperti ini oleh orang lain termasuk Dion. Tak ada yang menginginkannya seperti Alan, tak ada juga yang memujinya seperti ini selain Alan. Hanya pria itu saja yang bisa memperlakukannya sangat manis seperti ini dan Zwetta menyukainya.

"Aku suka dengan tawamu. Aku harap ini adalah awal yang baik untuk kita. Tak ada lagi harapan untukmu dengan Dion, tapi masih ada harapan untuk kita. Aku akan menjadikanmu satu-satunya wanita yang kucintai. Aku akan menjadikanmu wanita yang paling bahagia. Aku pernah mengatakan bahwa aku menyesal karena baru mengenalmu. Jika saja aku mengenalmu lebih dahulu dari pada Dion, aku pasti tidak akan membuatmu menderita seperti ini. Mungkin sekarang kita sudah bahagia sekarang." Zwetta tersenyum senang mendengar itu.

"Terima kasih Alan, aku percaya padamu. Terima kasih sudah mencintaiku sebesar itu, yakinkan aku lebih lagi sampai akhirnya aku bisa berpisah dengan Dion. Kau mau menungguku bukan?" Alan menganggukkan kepalanya.

"Aku akan menunggumu, aku juga akan membantumu untuk berpisah dengan Dion. Percaya padaku, bahwa aku jauh lebih baik dari pada Dion." Zwetta tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Pria itu lalu menarik tubuh Zwetta dan membaringkan tubuh wanita itu di dada bidangnya. "Tidurlah," Perintah Alan sambil mengelus lembut punggung Zwetta. "Dion tidak akan pulang aku yakin. Kau aman di sini denganku." Lanjut pria itu lagi. Sebentar saja wanita itu telah tertidur dengan Alan yang masih termenung dalam diam.


Bagi teman-teman yang mau tahu kelanjutan LOVE AFFAIR bisa baca langsung di aplikasi KARYAKARSA. Aku akan lanjut cerita ini di sana, jadi bagi yang penasaran bagaimana kisah mereka selanjutnya boleh mampir di sana. Kalian bisa cari penname aku "lucyofheart". Bagi yang tidak tahu cara bacanya dan sebagainya boleh WA aku di 087712099192. Bagi yang mau bertanya boleh ya chat aku. Atau boleh dm aku di instagram "lucyofheart" disana juga kalian bisa tahu spoiler dan berita updatean terbaru. untuk informasi aku sering share di ig, jadi boleh follow aku dan bertanya. Jangan malu ya, aku akan jawab dan bantu. Aku harap kalian tidak bosan dan mau dukung aku terus. Terima kasih, salam hangat Lucyofheart.

LOVE AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang