Follow akun instagram aku untuk spoiler dan info updatean "Lucyofheart"
Jangan lupa tinggalkan Vo+ment kalian ya biar aku semangat nulisnya hihi
Terimakasih
-L-
"Apa kau marah padaku?" Tanya Dion pada Zwetta yang hendak berbaring tidur itu. Pria itu membuka dasi serta kemejanya.
"Menurutmu bagaimana?" Tanya Zwetta malas. Pria itu menghela napasnya kasar.
"Kau tahu aku sangat sibuk. Lagi pula ini bukan yang pertama kalinya aku tidak pulang. Bukankah kau sudah terbiasa dengan ketidak pulanganku? Sudah ada Alan juga di rumah ini yang bisa menamanimu. Kau tak benar-benar sendiri, apa aku salah?" Zwetta tertawa kecil.
"Sudahlah, aku mau tidur. Berdebat denganmu akan membuat perasaanku buruk. Seperti katamu, aku sudah terbiasa. Maka itu aku tak peduli kau mau tak pulang berapa lama juga terserahmu. Pada akhirnya aku akan diminta untuk mencoba memahami bukan? Lebih baik aku diam, lakukanlah apapun yang mau kau lakukan." Zwetta menarik selimutnya dan memejamkan matanya. Wanita enggan bertengkar dengan suaminya itu.
Sedangkan Dion akhirnya memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai ia kembali turun dan bergabung dengan Alan yang masih saja minum itu. Alan menawari Dion untuk bergabung dengannya.
"Apa Zwetta sudah tidur?" Tanya Alan, Dion menganggukkan kepalanya sambil meminum wine miliknya.
"Sudah." Jawab Dion singkat.
"Apa kalian bertengkar?" Tanya Alan lagi.
"Tidak, Zwetta memilih diam. Kami sudah biasa seperti ini, dia tak mau lagi meributkan hal seperti ini. Aku sudah biasa tak pulang ke rumah, bahkan bisa sampai berminggu-minggu."
"Lalu kau akan membiarkan Zwetta sendirian di rumah?" Dion menganggukkan kepalanya. "Apa pekerjaanmu sepenting itu sampai kau mengabaikan istrimu?" Tanya Alan lagi.
"Aku tak mengabaikannya, jika aku mengabaikannya aku bahkan mungkin tak akan pulang. Tapi jika aku bisa pulang, maka aku akan pulang. Tapi Zwetta akan mendiamkanku atau memarahiku jika melakukan itu. Terkadang Zwetta tak paham dengan kondisiku yang sangat sibuk di kantor, dia ingin didengarkan. Aku tak bisa selalu ada di sisinya, seharusnya dia paham itu." Alan tertawa kecil.
"Bukankah seharusnya itu tak akan menjadi masalah? Zwetta hanya menginginkan perhatian dari suaminya, ia mau meminta waktu suaminya apakah itu salah?" Tanya Alan.
"Aku paham, tapi dia juga harus paham dengan kondisiku bukan?" Alan hanya bisa tertawa, karena sahabatnya itu tak bisa dilawan saat ini karena ingin dimengerti juga.
"Lalu bagaimana dengan anak? Apa kalian tak mau?" Dion menghela napasnya kasar.
"Orang tuaku sudah sangat menginginkannya, aku sampai bosan mendengar permintaan mereka itu. Kita sudah berusaha namun hasilnya juga tidak ada, kami tidak tahu di mana letak kesalahannya. Hal itu membuat kami malas, kami akhirnya jadi sibuk dengan pekerjaan kami masing-masing. Aku dan Zwetta tak punya waktu untuk bersama lagi." Alan tersenyum kecil.
"Apa kau masih mencintai istrimu sama seperti dulu kau yakin untuk menikahinya?" Dion menatap Alan dengan serius.
"Pertanyaanmu sungguh membuatku takut." Alan tertawa dengan keras, bahkan sampai memegang perutnya sendiri.
"Ada apa dengan pertanyaanku? Apakah salah?" Tanya Alan balik.
"Tidak, tapi tak biasa saja." Alan tertawa. "Aku senang kau ada di sini, setidaknya Zwetta tak sendirian di rumah. Aku jadi lebih tenang meninggalkannya jika aku tak ada di rumah. Aku juga tadi melihatmu menemaninya, setidaknya dia tidak sendirian."
![](https://img.wattpad.com/cover/224538110-288-k339025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AFFAIR
RomanceWARNING 21++ Terdapat adegan dan kata-kata vulgar! Sudah delapan tahun menjalani kehidupan rumah tangga bersama dengan Dion tanpa hadirnya anak membuat Zwetta Dyliss mulai merasa jenuh. Keduanya terlalu sibuk dengan kehidupan masing-masing. Kata cin...