7: Ternyata

49 17 5
                                    

Abel POV

Yang aku rasakan sekarang ini hanyalah senang, harus ku ceritakan kepada siapa yaa. Ah mana mungkin harus kuceritakan kepada para sahabatku itu. Bisa-bisa aku jadi bahan ledekan.

Rega, ya dia harusnya aku berterimakasih kepada dia karena telah mau membantu.
Tetapi nyatanya aku tuh gabisa sehari aja gacerita kalo ada kejadian sesuatu, dan aku memutuskan untuk cerita kepada Iren.

Ya sudah bisa ditebak kan respon Iren gimana, dia terus tertawa terbahak bahak. Mau gimana lagi abisnya gaada yang tau cerita ku ini selain dia dan Rega.

Tapi untungnya ketika aku bercerita kepada Rega dia hanya tersenyum. Mengucap syukur karena dia tidak sia-sia membantu Abel. Abel memang sangat bersyukur memiliki para teman lelaki yang baik kepadanya.

---

Senin.
Seperti biasa akan ada praktek dari bunda Rani. Bukannya malas, kali ini aku melakukannya dengan semangat dan ceria. Kan jarang-jarang nih aku semangat bagaikan skill dewa gini wkwkwk.

Ketika jam istirahat berlangsung kini aku dapat melihat Aril dengan senyumnya yang manis eaa. Aku menyandar di dekat pintu kelas sambil melihat Aril melewati kelas ku. Ehh apa barusan tadi? Aril senyum ke arahku? Ah masa iya. Bentar-bentar mimpi aku aku semalam.
Sudah seperti kepiting rebus saja pipiku ini wkwk. Kayanyaa aku mulai jatuh cinta. Eh apa itu jatuh cinta?

Tiba-tiba Shena memanggilku karena ada yang mau ditanyakan. Ahh merusak suasana saja baru aja liat si manis lewat. Dan ketika masuk ke dalam kelas aku memutuskan berbagi cerita kepada para sahabatku ini. Sudah kuduga responnya pasti saja menganggapku halu. Apalagi Nisa sampe teriak-teriak gajelas. Berbeda dengan Ula dan Iren mereka hanya menertawakanku.

Tidak mengapa toh cinta membutakan alam sekitar bukan? Wkwk cinta? Eh masih dalam batas mengagumi.

Untungnya bel masuk keburu berbunyi jadi gabanyak pertanyaan mereka yang menuntutku harus menjawab.
Aku terselamatkan kali ini.

"Abel Abel lu hutang cerita sama gue!"
Suara Shena menggema di belakang

Ya aku hanya tersenyum melihat raut wajah penasaran mereka ya kecuali Iren karena telah mengetahui sebelumnya.
Tapi lucu juga ya aku kan sebenernya cewe petakilan gabisa diem, terus masa iya si dia orangnya kalem dan cuek. Kayanya yang lebih mendominasi bakal gue wkwk.
Ada-ada aja nih siang bolong udah halu.

----

Bulan puasa pun tiba. Para siswa diharuskan mengikuti pesantren kilat. Kali ini aku benar-benar malas. Karena jarak rumah ke sekolah yang jauh membuat Abel haus diperjalanan. Tapi bukan berarti dia harus membatalkan puasanya wkwk.

Kali ini mungkin sanlat terakhir di SMA ku. Ohiyaa kalo kalian penasaran bagaimana kelanjutan ku dengan Aril, kami masih sering komunikasi. Dan karena kali ini aku tidak membawa motor dan mengharuskan harus naik kereta. Aku ditawari untuk dijemput oleh Aril. Lah kok dijemput? Ya karena dia tidak mengikuti sanlat. Maklum badboy kan suka males kalo ada acara gituan.

Awalnya aku menolak nih karena kan lagi bulan puasa kan yaa, masa iya harus berboncengan sama cowo yaelah wkwk. Tetapi dia bilang kan hanya mengantarkan lagian dia juga ada kepentingan di dekat rumahku.

Itu akan menjadi pertemuan pertamaku dengan dia. Menjadi awal perbincangan diantara kami. Jadi gimana penasaran?

Aril POV

Bulan puasa gini enaknya emang tidur. Tapi gue gabiasa sih tidur dengan waktu yang lama. Harusnya gue tuh mengikuti acara sekolah yaitu pesantren kilat. Tapi apa daya tiap taun pun gue gapernah ikutan. Gue lebih baik ke rumah balad gue maen ps.

Baru-baru ini gue deket sama cewe yang katanya dia sangat mengagumi gue. Lucu rasanya padahal gue terbilang cuek. Tapi kok bisa yaa, mungkin takdir orang ganteng kali ya.

Sebenarnya dia baik sih, tapi jujur gue punya pacar yang kali ini masih bingung kejelasannya gimana karena diantara kami sudah jarang terjadi komunikasi, hari ini aja sekalinya ada komunikasi gue dapet kabar dari temen gue katanya pacar gue jalan sama cowo lain.

Gue sih udah terserah males sama yang namanya percintaan. Toh gue juga pacaran karena dipaksa teman. Yakali gue kan suka kesian gitu ya. Hm padahal lebih baik dikenal dari pada terkenal. Ya itu prinsip gue.

Tapi kebetulan hari ini gue mau jemput Abel, karena kesian dia kalo pulang naik kereta panas-panas gini. Sekalian gue ada perlu dekat rumahnya. Gaada salahnya kalo gue nolong orang.
Senakal nakalnya gue, kalo sama cewe gue menghormatinya. Bukan apa-apa gue punya ibu di rumah yang sama-sama harus dimuliakan.

Ini akan jadi pertemuan gue sama abel.
Gue bergegas bersiap dan setelah gue dekat sekolah gue chat Abel bahwa gue berada sebelum sekolah. Ya kali gue jemput depan gerbang kan. Keliatan dong gue nakalnya hahaha. Ganakal kok sumpah.

Setelah itu gue liat Abel beserta teman-temannya jalan ke arahku. Gue refleks tersenyum. Astaga gue punya pacar harus inget. Tapi kan senyum gadilarang.Setelah itu Abel naik ke motor gue, dan teman-temannya ngasih amanat untuk bawa abel pulang dengan selamat. Ya kali gue mau celakain anak orang kan. Sebenarnya mood gue lagi gaenak karena abis berantem sama cewe gue perihal dia jalan sama cowo lain.

Tapi walau bagaimana pun gue punya tanggung jawab anterin anak orang ke rumahnya. Jadi gue harus kontrol emosi gabole sampai melampiaskan di perjalanan.

Ga sengaja gue liat di spion muka Abel lucu malu-malu gitu deket gue. Wkwk gasadar gue ketawa kecil liat tingkah dia

Dan ketika diperjalanan ada sesuatu yang gue rasain ketika gue mencoba berbincang dengan Abel. Dan ternyataaaa..

****

Dan ternyata apa ya? Aduh gemes liat mereka yang masih malu-malu kucing. Part selanjutnya akan terbongkar siapa Aril sesungguhnya!!

HappyReading cobat!!

SURRENDER??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang