★ 2 - 𝘎𝘳𝘪𝘴

24 11 2
                                    

"Yang tak dikenal meskipun terkenal"

Playing : Can't You See Me? - TXT

(maaf, saya K-Popers)

.

"Nggak tau! Lihat sendiri sana! Aku malas ngasih tau,"

"Siapa sih?" Tanya Adelia yang mulai beranjak dari tempat duduk stand by-nya itu. Terlihat disana kerumunan para cewek-cewek yang ingin minta dinotice.

"Oh.. Kak Elvan tohh.." Ungkapnya sambil kembali ke posisi sebelumnya.

"Dia mah kayak artis disini, populer!" Ucap Rhea yang bosan karena setiap pagi disuguhi pemandangan itu-itu saja. Iya, setiap pagi selalu seperti ini . Ramai. Entah dari adik kelas atau teman seangkatannnya. 

"Dia kelas sebelah ya?" Tanya Adelia. "Iya tuh Del. Nggak biasanya kelas kakak kelas itu ada didekatnya kelas adek kelas. Heran gue. " Jawabnya malas dengan hp ditangannya. Tangannya sibuk men-scroll Instagramnya.

"Nggak mau ngurusin idup orang dah," Sanggah Rhea yang sudah sangat bosan berada diruangan kelas. 

Ya emang sih, Elvano itu anak tertampan di sekolah ini. Tapi dia juga punya sisi menyeramkan yang membuat orang disekitarnya menjauh. Ketika itu Rhea pernah tidak sengaja melihat Elvan yang sedang menelepon seseorang dengan nada membentak. 'apasih, bentak-bentak didepan umum dah..' itu batin Rhea yang ketika mendengar suara Elvan di lorong dengan dahi mengerut. Juga nada dinginnya ketika berbicara sangat menguarkan. Dan lagi Elvan selalu saja memakai jaket atau hoodie kemanapun dia pergi dan meskipun cuaca sedang panas-panasnya. Oh ya, Elvan itu kakak kelasnya Rhea, kelas 12 IPA. Rajin euy!

"Gila dah tuh anak." Umpat Rhea yang sedang memikirkan prilaku Elvan yang tak sengaja terlintas di pikirannya.

"Siapa yang gila Rhe?" Celetuk temannya yang baru datang.

"Eh? Enggak, bukan apa-apa kok, Ril. Kamu jangan kepo juga lah!" Jawab Rhea gelagapan, tak tahu ingin menjawab apa. 

"Oke deh! Lo berdua udah ngerjain PR , belum?"

"HAHH?! Emang ada PR apa Ril? gue kok nggak tau tuh? Lo bohong ya?" Sergap Rhea kaget, karena yang diketahuinya tidak ada PR.

"Lo belum ngerjakan PR Rhe?" Tanya Adelia yang disibukkan dengan hp nya

"PR apasih?" Rhea kebingungan dan mulai memeriksa bukunya satu persatu. Karena dia biasanya memberikan sticky note kecil agar bisa mengingat.

teetttt..!!

'mampuss!' batin Rhea. Rhea sekarang berkeringat dingin, meremas roknya. Pasalnya sekarang adalah pelajaran yang diajar oleh guru killer di sekolahnya. Gurunya sudah di hadapan murid-murid kesayangan. Memberi salam lantas mengatakan

"Kumpulkan PR Bahasa Indonesia yang Ibu suruh minggu kemarin, yang tidak mengerjakan silakan.." Tangannya menunjuk ke keluar kelas. Memerintahkan agar silakan keluar kelas.

"keluar kelas mengambil posisi berdiri dengan kaki diangkat satu plus kedua tangan di telinga, paham?" Lanjutnya. Tak lama dari itu kacamata kotaknya melorot.

Anak anak yang tadinya tegang terbawa suasana menyeramkan. Meriuhkan dengan suara tertawa cekikikan tertahan.

"Eits! Kok jadi gaduh?" Peringat Bu Vani tegas. "Ayo yang tidak mengerjakan PR silahkan keluar!"

"Baik Bu!,"

'Buset! hari tersial nih!' Batin Rhea yang melangkahkan kakinya dengan malas keluar kelas. Dia menengok ke samping kanan kirinya. Tidak menemukan temannya! Berarti dia sendiri yang tidak mengerjakan PR? Gawat!

"Mampus deh!" Tiba-tiba terdengar umpatan kecil dengan suara berat di sebelah Rhea, ketika dia sudah sampai didepan kelas. Kelewat kepo, Rhea menolehkan kepalanya sedikit. 'Oh..Kak Elvan, nggak biasanya dihukum. Diakan anak rajin.' Batinnya saat itu. Tetapi Rhea yang manusia biasa tergoda dengan pesona Elvan yang luar biasa mengikat. Tak sadar, Rhea memfokuskan pandangan kepada Elvan. 

"Heh!" Sapanya kasar, sapa?

"Eh" Rhea gelagapan sendiri jadinya. Salah tingkah!. Rhea langsung mengambil posisi hukuman  yang gurunya perintahkan tadi. Berpura pura seakan tidak melakukan apapun sebelumnya.

'Napa deh ni anak?' Batin Elvan kebingungan. "Lo lagi ngapain dah? Di hukum?" 

"Kepo banget sih," Sahut Rhea judes. Dia tidak tahu bahwa pertanyaannya bukan ditujukan untuknya. Tetapi orang disebelah Elvan. Rhea tak sadar.

Elvan kebingungan sendiri dibuatnya. Dia bertanya ke sebelah kirinya, tapi kenapa sebelah kanannya yang jawab? Dahinya berkerut sambil menatap kepada Rhea. "Lo ngomomg sama siapa dah?"  Tanya Elvan akhirnya. 

"Hah? Ya sama kakak lah!"

"Gue ngomong sama temen gue, bukan sama lo!" 'Anjir!nusuk banget dah! malu aku!" Rhea dibuatnya menjadi malu sendiri. Salahnya sendirisih, nggak ngerti keadaan dan pura pura akrab sama Elvan. Akhirnya pun Rhea hanya terdiam

Diam-diam menguping pembicaraan yang seharusnya tak boleh didengarnya, Walau hanya sedikit.

***

"Del!" Teriak Rhea dengan berlari mengejar Adel yang mulai kesal karena dirinya ditinggal ke kantin olehnya. Nggak setia emang!.

"Ah, iya! Sini Rheaku sayang! Cup-cup Nak!. Cini sama akuh." Ucapnya dengan nada yang di-lebay-lebaykan.

"Nih Rhe!" Kata Reli sambil melemparkan botol air minum dingin kearahnya. "Yok! Thanks!" Sahutnya kemudian setelah menerima botol airminumnya.

"Lets go guyss!" Sahut Adel yang perutnya udah keroncongan sejak tadi.

"Mau pesan apa nih? Sini aku yang pesanin menu kalian berdua." Tawar Rhea kepada dua temannya. Kedua temannya mengangguk serempak.

"Gue bakso," Ucap Reli. "Gue samaan sama Reli, Rhe." Sambung Adelia.

"Oke deh, berasa pelayan ya" Ucapnya seraya berlalu menuju gerobak bakso.

"Pak! Baksonya 3!" Teriak orang yang berada disampingnya tiba-tiba. Menyalip Rhea. Rhea yang kesal.

"Kak, mohon maaf aku dulu yang sampe kesini."  Tegurnya pelan sambil menengok ke arah kakak kelas cowok tadi. "Loh? kok Lo?" Sahut kakaknya tadi, terkejut. Ternyata si Elvan.

"Ah! Minggir sana Kak, aku duluan yang sampai !" Bentaknya ketus.

"Nggak tau diri banget Lo. Lagian Gue dulu yang sampai tapi gue masih duduk di sana toh!" Sanggah Elvan sambil menunjuk tempat duduknya tadi. Sayangnya Elvan ke abang baksonya bertepatan dengan Rhea. 

"Ya udah deh, aku ngalah. Malas debat." Akhir Rhea yang duduk di kursi tunggu. Sambil mengebaskan tangannya. Kepanasan!. Sedangkan Elvan sedang berbincang tak jelas dengan abang tukang bakso. 'sial!'  Umpat Rhea dalam hatinya. 

"Nih!" Ucap seseorang yang tiba-tiba datang. Seorang laki-laki!, Siapa lagi dah. 

"Eh?! Apa ini kak?" 

"Buat lo." Jawab Devan. Tanpa mereka berdua sadari, Elvan melihat keduanya dengan tatapan tak suka. "Eh, tapi kak, aku sudah ada air minum. Tadi aku dikasih sama temanku. Maaf ya kak," Tolak Rhea halus, tak mau menyakiti Devan yang sudah memberi. Apalagi Devan adalah kakak kelasnya.

"Em, udah dulu ya kak, aku mau ngantri beli bakso." Ucapnya seraya meninggalkan Devan yang mematung. Harus apa dia?. 'aku udah niat hijrah!'

***

MAAF, SAYA KUKER. BACA AJALAH, SIAPA TAU MENGHIBUR.

Judul memakai bahasa : Pranciss, translate sendiri ya!

>0<

p.s : ojok kepo! 

vote, coment and share woyy!!

[SETELAH DIPERBARUI : AGAK BERBEDA]

TERIMAKASIH YANG UDAH NGASIH SARAN :)

-sekian-

𝑪𝒐𝒍𝒐𝒓𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang