fourth

233 95 30
                                    


Definisi secukupnya adalah mencintai seseorang dalam diam dan mengamatinya dari kejauhan dengan hadiah senyum yang ia lontarkan untuk orang lain walaupun bukan diri kita.


*

Selama 2 jam kelas X IPS 2 tampak ramai karena tugas guru yang mengajar sedang tidak masuk dan hanya menitipkan tugas kepada ketua kelas yang dianggap angin lalu oleh siswa-siswi yang lain.

Mereka terlalu sibuk dengan dunia masing-masing dan hanya beberapa murid yang benar-benar niat mengerjakan tugas itu. Beberapa para siswa sibuk bermain game, UNO dan ada yang berbincang seputar hal-hal masalah cowo. Sedangkan para siswi lebih memilih bergosip ria dengan segala hal apapun yang lagi tren akan mereka bahas, sebagian dari mereka ada yang lebih memilih skincare-an yang telah dibawa dari rumah bahkan adapula yang memakai sheetmask dengan mata tertutup timun yang sepertinya beli dari Bu Iga selaku penjual nasi goreng.

Berbeda dengan Talitha, Deira, Agnetta dan Savella mereka memilih mengerjakan tugas sembari makan camilan yang dibawa oleh Talitha. Sesekali mereka saling menyuapi satu sama lain tanpa memperdulikan keadaan kelas yang sangat ramai mengalahkan pasar. Suara lagu yang tersetel dari salah satu handphone mereka menggunakan speaker mini membuat mereka semakin tenang, bahkan sesekali ada murid lain yang ikut bernyanyi karena lagu-lagu yang diputar merupakan lagu yang sedang tren dikalangan remaja.

Setelah selesai mereka berbincang sedikit dan mengeluarkan lelucon receh dengan memperhatikan sekitar untuk dijadikan objek bahan ketawa mereka. Sampai Andres yang merupakan ketua kelas mereka memanggil Deira, meminta tolong kepada gadis itu untuk memberikan tugas yang telah dikumpulkan ke Bu Nur. Kenapa menyuruh Deira sedangkan pengurus kelas ada? Karena Bu Nur ini cukup sensian dan galak, hanya kepada Deira lah beliau menjadi baik dan kalem. Untuk tidak mengambil resiko dengan dirinya menjadi sasaran omelan lebih baik Andres menyuruh Deira, ia terlalu malas menghadapi guru satu itu.

"Nih, mau gua bantu bawain nggak? Lumayan berat."

"Nggak usah gua bisa kok." Andres mengangguk dan memberikan buku yang sudah ditumpuk ke tangan Deira.

Cewek itu berjalan hati-hati saat ingin keluar kelas dan menuju kantor guru. Saat dirinya melewati tikungan, ia tidak melihat ada seseorang yang sedang berlari pelan membuat tabrakan pun terjadi yang berakhir buku-buku ditangan Deira berserakan dikoridor.

"Yah.. sorry banget Dei gua nggak ngeliat lo," ucap Geno langsung membantu Deira, mengumpulkan buku-buku itu dengan cepat.

"Iya, kenapa sih lo? Buru-buru banget kayak dikejar setan." Deira menatap cowok didepannya bingung karena gerakan tergesa-gesa cowok itu.

"Lebih serem dari setan Dei," balas cowok itu yang sesekali melirik ke belakang sampai ekor matanya melihat Pak Item diujung koridor sambil membawa tongkat baseball milik Pak Cakra.

"Dei boleh minta tolong?" tanya cowok itu yang sudah panik dan dibalas anggukan oleh Deira.

"Nih kasihin ke Jeje ya orangnya di Warbel." Geno memberikan tas yang ia bawa daritadi ke Deira yang segera cewek itu simpan dibalik punggungnya takut dilihat Pak Item.

Geno meringis pelan saat melihat Pak Item yang semakin mendekat, dia segera mempercepat gerakannya. Tapi, percuma karena Pak Item sudah sampai duluan dan menarik rambut didekat bagian telinga cowok itu membuat Geno menjerit kencang.

"Mau kabur kemana lagi kamu?! Nggak capek ngerjain saya dan guru-guru lain terus hah?!" ucap Pak Item yang sepertinya sudah sangat murka dengan kejahilan cowok itu.

Cappucino GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang