tenth

115 35 19
                                    

Dekat namun tak terikat, itu adalah kita.

.

"HEI! NGAPAIN KALIAN HAH?! MAU JADI MALING?!"

Mendengar teriakan yang sangat kencang dari dalam sekolah membuat mereka saling menatap dan kompak menoleh ke Bu Gina yang berdiri dihalaman sekolah sambil berkacak pinggang.

"Mampus!"

"Anjing! Gak Item nggak Gina suaranya ngalahin toa masjid, kenceng banget gila bisa budek gua lama-lama."

"Yaelah nggak ketemu Item malah ke gep Gina."

Gerutu mereka bertiga lalu loncat dari gerbang yang sudah setengah mereka panjat. Mereka merapihkan seragam yang berantakan dan melihat Bu Gina—guru MTK— yang berjalan mengarah mereka.

Pak Anton selaku satpam sekolah membuka kan gerbang, memberikan akses untuk Bu Gina yang menghampiri mereka bertiga. Bu Gina menatap satu persatu mereka dengan tajam yang dibalas cengiran lebar oleh mereka bertiga.

"Ikut ke ruangan saya sekarang," perintah Bu Gina dengan menekankan kata 'sekarang' pada ucapannya itu dan membalikkan tubuhnya untuk pergi ke ruangan khusus karena kedatangan tamu yang tidak lain adalah mereka bertiga.

Bukannya mengikuti Bu Gina, mereka bertiga justru keluar dari gerbang membuat Pak Anton menatap bingung dan melaporkan ke Bu Gina.

"Heh! Heh! Siapa suruh kalian kabur hah?! Udah nggak niat sekolah lagi ya?!" pekik Bu Gina membuat mereka kompak menolehkan kepala ke arahnya.

"Dih, ibu suudzon mulu siapa yang mau kabur coba?"

"Kalian lah masa saya. Itu buktinya kalian malah keluar bukannya ngikutin saya."

"Bukan mau kabur Bu... Kita mau ngambil motor dulu di Om Ben."

"Oh begitu... Yasudah buruan, awas saja kalau saya tunggu sampai lima menit tidak datang kalian akan saya double hukumannya."

"Iya iya Bu, buset dah.. Ibu duluan aja kalau dalam lima menit Ibu nggak ada di sana Ibu yang kita hukum." Geno meniru ucapan Bu Gina dengan mengubahnya sedikit membuat Bu Omai semakin geram terhadap mereka.

"Apa kamu bilang?!"

"Eh nggak Bu, bercanda maap serius amat sih Bu."

•••

Pelajaran pertama dikelas Alka kosong, tidak ada guru yang masuk membuatnya berkeliling koridor untuk mendatangi kelas X IPA 3 yang merupakan kelas Geno, Brarez juga Rara. Ia ingin bertanya kepada dua temannya itu tentang Jevais dan Denzel yang tidak hadir dikelas.

Saat kakinya berbelok ditikungan koridor, ia tidak sengaja menabrak siswi yang sedang berjalan berlawanan arah darinya.

Alka berhenti, membantu siswi yang tidak ia kenal itu untuk berdiri, tidak lupa mengucapkan kata maaf. Setelah siswi itu pergi ia melanjutkan langkahnya kembali dan tanpa sengaja kakinya menginjak sesuatu membuatnya terhenti kembali. Ia membungkukkan badannya, sebuah gelang yang lucu berwarna biru tanpa tahu siapa pemiliknya. Ia mengambil gelang itu dan terdapat nama di sana.

"Deandra?" ucapnya ragu karena merasa asing dengan nama itu. "Mungkin punya cewek tadi."

Alka menoleh ke belakang yang sudah tidak mendapati siswi yang tadi ditabraknya. Ia pun memutuskan untuk memakai gelang itu dan jika bertemu lagi akan ia berikan pada pemiliknya.

Gelang itu sangat pas ditangan Alka, terlebih lagi berwarna biru yang merupakan warna favoritnya. Alka berjalan kembali menuju kelas X IPA 3 yang sudah dekat.

Cappucino GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang