Suasana canggung saat itu menyelimuti keduanya, duduk saling berdampingan dengan masing-masing menggenggam satu kaleng soda. Biasanya, keduanya tak pernah terjebak dalam situasi semacam ini. Pastinya akan ada canda dan tawa yang biasanya mereka lakukan, membuat salah satu dari mereka memiliki sebuah rasa yang lebih daripada sebuah teman.
"Maafkan aku."
Keheningan itu terpecah, membuat Lisa kini menatap pada Taehyung yang masih merunduk saat itu. Bahkan pria itu sama sekali belum meminum soda di tangannya.
"U-Untuk apa Oppa minta maaf?"
Taehyung menghela napasnya, masih belum mau untuk menatap pada Lisa.
"Aku tahu jika aku adalah pria yang jahat bagimu. Aku adalah seseorang yang tak pantas untuk kau sukai, Lisa."
Lisa nampak menjadi risih di sana, berusaha untuk tetap menguatkan dirinya saat itu. Tidak, ia tak akan mau untuk goyah sedikitpun, karena ia sudah memiliki janji dengan Jungkook. Dan ia akan menepatinya.
"Tak apa, Oppa. Jangan berkata seperti itu. Oppa tak jahat, dan aku sama sekali tak menyesal karena pernah menyukai Oppa."
Kali ini, Taehyung mengalihkan pandangannya, menatap pada gadis itu setelahnya. Dimana Lisa kini menampakkan senyumnya.
"Aku cukup bahagia sekarang, karena memiliki Jungkook di sampingku. Aku hanya ingin mencoba untuk terus berada di sampingnya, sebagai balasan atas apa yang semua ia lakukan padaku selama ini. Jungkook harus bahagia juga, Oppa. Dan aku ingin melakukannya. Tidak sekali, tapi selamanya. Itulah keinginanku saat ini."
Lisa mengalihkan pandangannya, sembari meminum sodanya saat itu masih dengan menampakkan senyumannya.
"Dan Oppa juga harus bahagia. Aku sama sekali belum melihat Oppa sebahagia itu ketika bersama dengan gadis bernama Jennie itu." Lalu menatap pada Taehyung. "Oppa sepertinya begitu menyukainya."
Kembali, Taehyung mengalihkan pandangannya. Kali ini merunduk dengan menghela napasnya.
"Kau mau tahu sesuatu?"
Lisa hanya diam, memilih untuk menunggu ucapan Taehyung selanjutnya.
"Sebenarnya, aku sudah mengetahui jika kau menyukaiku."
Lisa cukup terkejut di sana, namun masih diam dan memilih untuk tetap mendengarkan.
"Lebih tepatnya, aku bisa merasakan bagaimana semua sikapmu padaku. Itu terlihat jelas sekali, Lisa."
"L-Lalu, kenapa Oppa hanya diam saja dan tak mengatakan apapun?"
Taehyung tampak menarik ujung bibirnya untuk menarik sebuah senyuman.
"Aku memang sengaja untuk melakukannya. Berpura-pura tak tahu dan tetap bersikap seperti biasanya. Aku hanya tak ingin jika kau menyukai seseorang sepertiku. Karena aku tahu bagaimana diriku sebenarnya. Aku takut, jika aku akan menyakitimu nantinya."
Lalu kembali, Taehyung menatap pada Lisa di sana. Dimana gadis itu berusaha pula untuk menahan tangisnya, tak ingin goyah pula dengan perasaannya.
"Kau baik, dan aku begitu menyayangimu. Kau sudah seperti adik bagiku. Maka dari itu, aku memikirkan dirimu dan perasaanmu yang mungkin akan sakit jika kau bersamaku. Sungguh, aku tak tahu jika perasaanmu akan sebesar itu padaku. Maafkan aku, Lisa. Karena aku tak bisa membalas perasaanmu sebesar kau mempunyai perasaanmu padaku."
Lisa dengan cepat mengalihkan pandangannya, menghapus pula sebulir airmata yang jatuh membasahi pipinya.
"T-Tidak perlu. Oppa tak perlu meminta maaf. Aku sudah baik-baik saja sekarang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
Fanfiction[18+] ✔ Ia begitu sempurna. Di matanya, tak ada gadis yang lebih cantik. Bahkan dari gadis-gadis yang pernah ia temui sebelumnya. ----- ©A BTS's Jungkook & BLACKPINK's Lisa Fanfiction ©iamdhilaaa, 2018