Broken Serenity

392 71 14
                                    

🎵: Heisei Cataclysm - IA

"Throw out your soul", I hear a voice says. The cut up innocent shadow reflects the darkness, even an angel's smile is collapsed.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●

Seonghwa menarik napasnya dalam ketika air dingin yang membasuh wajahnya menetes turun dari dagunya. Butir-butir air menetes dari ujung poninya yang turut terbasahi.

Bahunya masi terasa cukup sakit, namun tidak separah dua hari lalu. Terima kasih pada Yunho yang rela membawanya ke rumah sakit, walaupun kala itu sudah subuh.

Matanya memandang kosong refleksinya di cermin. Kedua bola mata hitam itu begitu familiar. Tatapan tajam yang ditujukan orang asing itu padanya dua hari lalu membuatnya tidak tenang.

Siapa dia? Seonghwa mengingat kedua mata itu, tapi tidak bisa menghidupkan kembali memoar usangnya.

Tangannya yang masih terbasahi air dingin mengelap pelan matanya. Ia tidak bisa tidur dengan tenang.

Ting! Tong!

"Sebentar!" seru Seonghwa. Ia kemudian mengambil handuknya dan mengelap wajah basahnya. Ia menyampirkan handuk itu di bahunya lalu membuka pintu flatnya.

Seorang pengantar paket menyodorkan sebuah kotak dengan bungkus cokelat padanya. "Atas nama Park Seonghwa?" tanyanya.

"I-iya, saya Park Seonghwa."

"Hm. Nama Anda sama dengan orang yang menghilang tujuh belas tahun lalu," ucap pengantar paket itu saat Seonghwa mengambil paketnya.

Seonghwa tidak membalasnya. "Dari siapa paket ini?" Seonghwa mengernyit.

"Dari..." orang itu memeriksa catatan sakunya, "dari Nona Geisha."

"Geisha?" Seonghwa mengerjapkan matanya bingung. "Saya tidak mengenalnya."

"Bila ada sesuatu yang mencurigakan sesudah Anda membuka paket ini, silakan telepon kantor pos kami," pengantar paket itu tersenyum ramah. "Saya permisi."

Seonghwa menutup pintu flatnya sambil membawa masuk paketnya. Dahinya berkerut sambil membaca tulisan di label paketnya.

"Siapa Nona Geisha?"

Ia menaruh kotak itu di lantai lalu mengambil pisau lipatnya. Dengan cepat, lakban yang menyegel kotak itu sudah terbuka.

Alangkah terkejutnya Seonghwa saat melihat isi paket itu.

"Apa-apaan?!"

Dua pistol dan sejumlah peluru serta sebuah belati yang dikelilingi dengan tumpukan busa pengaman adalah yang membuat Seonghwa terbelalak kini. Ia tidak meminta siapapun untuk memberinya ini, ataupun membuatnya kembali berurusan dengan barang-barang ini.

Sebuah amplop surat yang menarik perhatiannya diambilnya. Abjad-abjad yang tertulis di sana menjelaskan asal-muasal barang-barang ini.

"Orang-orang itu memang serius. Mereka benar-benar menganggapku menerima tawarannya untuk membantu siapapun itu," Seonghwa masih tidak memercayai apa yang matanya baca.

'Restoran Bubur Ny. Han. Esok malam pukul tujuh, kami akan menunggu kedatanganmu.'

"Holyshit..." napas Seonghwa memberat.

Ting! Tong!

"Apa lagi ini?!" dengus Seonghwa. Ia menutup kembali kotak itu dan menyimpannya di tempat yang tersembunyi.

Arsenal [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang