.
.
.
Cuaca cukup cerah hari ini. Langit tampak biru dengan awan kecil bergerak lambat. Matahari sore terasa hangat. Semilir angin halus menerpa kulit Sicheng yang akhirnya memutuskan untuk keluar dari apartement nya setelah menghabiskan waktu untuk tidur seharian.
Sicheng melihat anak-anak kecil bermain riang di taman. Ibu-ibu muda bercengkrama satu sama lain sambil mengawasi anak mereka. Beberapa remaja tampak sedang jogging dengan earphone di telinga mereka. Sedangkan beberapa lansia tampak berjalan ditemani anjing kesayangan. Hari yang normal. Rasanya sangat menyenangkan bisa berjalan dengan langkah ringan sambil menikmati pemandangan itu di suasana damai seperti ini.
"Oh! Sicheng-ge!"
Sicheng tidak berencana pergi ke tempat ini sebenarnya. Langkahnya benar-benar berjalan tanpa arah tadi. Tapi mungkin hatinya sudah punya kehendaknya sendiri.
Ini sebuah toko kue cukup terkenal di kota ini. Terletak tidak begitu jauh dari lingkungan tempat tinggal Sicheng hingga dia terlalu sering datang setiap dia punya kesempatan. Sampai pemilik toko kue ini mengenal dirinya terlampau baik.
"Nana!" Lelaki dengan senyum manis itu memeluk Sicheng tanpa canggung sedikitpun. "Kau tidak ada ditempat saat terakhir kali aku kesini. Jeno bilang kau sekarang kuliah. Itu benar?"
Jaemin mengerucutkan bibir, merajuk. "Begitulah ge, ayahku benar-benar bersikeras aku harus belajar tentang bisnis. Padahal aku sudah nyaman jadi Youtuber."
"Lagipula kuliah tidak buruk,Na. Kau akan mendapat banyak teman baru. Mungkin toko kue ini akan semakin terkenal karenanya."
Jaemin mengangguk. "Gege mau pesan apa? biar aku yang layani."
"Kenapa tidak kau layani saja semua customer yang datang, Na?" Jeno yang baru mengantar pesanan, lewat. "Jadi aku sebagai pegawai, bisa duduk santai untuk sejenak."
"Ini pelayanan eksklusif hanya untuk Sicheng-ge." Jaemin melotot lucu menuding Jeno dengan jarinya. "Kembali bekerja atau aku akan memotong gajimu."
Sicheng tertawa geli melihat Jaemin mendorong Jeno yang tampak tertawa puas.
[tring] [kling]
Lonceng di pintu masuk berbunyi. Menandakan seseorang baru saja datang.
"Jaehyun-hyung!" Jaemin berlari mengahampiri pria itu. Menubruknya dengan pelukan hangat. Anak itu benar-benar menyukai skinship. Hidupnya sungguh dipenuhi rasa kasih dan cinta.
Saat Sicheng menatap wajah pria itu. "Eh?"
"Anda?"
"Kalian saling kenal?"
Jaehyun dan Sicheng saling berpandangan untuk sesaat. "Ah tidak. Hanya pernah bertemu."
"Owh.. kalau begitu biar aku kenalkan." Jaemin menautkan tangan kedua lelaki di depannya.
"Jaehyun-hyung, ini Dong Sicheng, seniorku, juga pelanggan setia toko ini. Dan Sicheng-ge, ini Jung Jaehyun, kakak sepupuku."
Sicheng tersenyum untuk kesopanan. Matanya terpaku pada mata pria bernama Jaehyun ini. Ia memiliki mata yang indah. Bulu mata lentik dan bola mata yang jernih. Alisnya tajam tapi tampak hangat dipandang. Tangannya juga hangat. Pandangan Sicheng jatuh pada tangan mereka yang masih tertaut rapi.
Jaehyun yang menyadari itu segera menarik tangannya. Dia tersenyum canggung. Lesung pipi nya terlihat malu-malu.
Tanpa sadar, Jaemin sudah membuat mereka duduk di meja yang sama. Di lantai dua toko, yang punya pemandangan terbaik. Jaemin pergi setelah mengantarkan minuman untuk mereka berdua. Beralasan hendak pergi ke kampus karena ada kelas sore. Anak itu benar-benar!