ᴀɢᴀɪɴ (ᴊᴀᴇʜᴏ)

2.3K 47 9
                                    

ᴀɢᴀɪɴ (ᴊᴀᴇʜᴏ)
■~■~■~■~■

Jiho berjalan masuk ke dalam kampusnya, dia ada kelas siang hari ini. Keadaan kampus tidak terlalu ramai, mungkin hanya ada sekitar 6-7 orang disini. Sisanya mungkin sudah masuk ke kelas mereka masing-masing. Namun tiba-tiba Jiho merasa ia melupakan sesuatu. Ia meraba-raba isi tas nya, tetapi apa yang ia cari tak kunjung ia temukan.

"Duh, tadi gua bawa gak ya?" gumam Jiho dengan nada cemas.

Saat sedang sibuk meraba tasnya sambil berjalan, Jiho tak sengaja menabrak seseorang

"Akhh," teriak mereka berdua secara bersamaan.

"Eh sorry sorry, gua tadi ga fokus" ucap Jiho sembari memegang kepalanya yang terbentur dengan dada orang tersebut.

"Gapapa, itu kepala lo gapapa?" ucap lelaki itu.

"Ah iya g-gapapa," jawab Jiho.

Jiho pun melihat siapa orang yang ia tabrak tadi dan terkejut...

"JUNG JAEHYUN?!" Jiho menutup mulut tak percaya. Lantaran orang yang ia tabrak tadi ternyata adalah mantan kekasihnya yang mengalami hilang ingatan beberapa tahun lalu.

Tanpa disadari air mata sudah terbendung di mata Jiho. Air mata itupun sudah siap untuk meluncur di pipi mulus milik Jiho.

Ia kembali teringat kejadian itu, kejadian yang ia sesali seumur hidupnya.

Flashback on.

"Laperr," keluh Jiho sambil cemberut.

"Kode nih minta di beliin makanan?" goda Jaehyun yang sedang tiduran di paha Jiho.

"Iyaa, beliin dong sayang," pinta Jiho sembari mengelus-elus rambut kekasihnya itu.

"Gemes banget sih," jawab Jaehyun sambil bangkit berdiri dan mencubit pipi Jiho. Jiho jarang seperti ini, biasanya ia marah-marah yang tentunya membuat Jaehyun hanya bisa mengelus dada.

"Pesen online aja ya," sambungnya.

"Ihh gamau, beli langsung aja biar cepet," rengek Jiho.

"Yaudah, aku pergi dulu ya" ucap Jaehyun sembari mengelus kepala Jiho. Jiho hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Sudah dua jam dan Jaehyun belum juga kembali. Jiho mulai khawatir dan mencoba menghubungi kekasihnya itu, namun nihil, tak ada balasan.

Beberapa menit kemudian, Jiho menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal. Ia pun mengangkat telepon itu.

"Halo?"

"..."

Jiho reflek menjatuhkan ponselnya, air mata sudah berjatuhan di pipinya. Butuh beberapa menit hingga ia kembali tersadar. Ia langsung berlari keluar dari rumahnya dan mencari taksi untuk pergi ke Rumah Sakit.

Sepanjang perjalanan, ia terus menangis dan merutuki dirinya sendiri. Sesampainya di Rumah Sakit, Jiho langsung bertanya kepada suster yang menjaga di situ dan berlari menuju ruangan tempat Jaehyun berada.

Jiho terhenti didepan sebuah pintu, tiba-tiba seorang Dokter keluar dari pintu tersebut dan bertanya

"Keluarga dari saudara Jung Jaehyun?"

Jiho langsung menepuk dadanya. "S-saya dok, saya pacarnya"

"Saudara Jaehyun mengalami benturan keras dibagian kepalanya, sehingga menyebabkan saudara Jaehyun kehilangan ingatannya" jelas Dokter

Jiho menutup mulut tak percaya. Pada saat itu juga pertahanan di kaki Jiho menghilang, ia terduduk lemas dilantai Rumah Sakit. Air mata lagi-lagi meluncur tanpa meminta izin dari sang pemilik.

Setelah kejadian di Rumah Sakit itu, Jiho mengabari orangtua Jaehyun. Tentunya kedua orangtua Jaehyun begitu terkejut dan terpukul atas kejadian itu sehingga mereka memutuskan untuk membawa Jaehyun pergi keluar negri bersama mereka.

Jiho tak bisa berbuat apapun, ia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri. Kalau aja waktu itu kita pesen online, kamu pasti gabakal kayak gini jae kira-kira begitu lah isi pikiran Jiho, ia terus menerus menyesali apa yang sudah terjadi.

Hilangnya Jaehyun dalam kehidupan Jiho sempat membuatnya kehilangan semangat untuk bertahan hidup. Namun ia teringat dengan kedua orangtuanya, sehingga setelah beberapa bulan ia pun memutuskan untuk melanjutkan hidupnya, baik ada atau tanpa seorang Jung Jaehyun.

Flashback off.

"Lo kenal gua?" tanya lelaki itu, Jung Jaehyun.

"E-eh, itu..." Jiho gugup, ia bingung harus berkata apa.

"Itu kebetulan aja gua tau, sempet denger² aja dari temen kampus" jawab Jiho asal.

Jaehyun merasa ada yang aneh. Perempuan didepannya ini, kenapa ia merasa tidak asing?

"Nama lo siapa?" tanya Jaehyun.

"Hah? O-oh, gue Jiho, Kim Jiho" jawabnya.

Deg.

Entah kenapa, Jaehyun tiba-tiba merasa kepalanya pusing. Kepalanya berasa seperti  ingin meledak. Penglihatannya juga mulai kabur.

Jiho yang melihat hal itu mulai khawatir.

"Eh lo gapapa?!" Jiho memegang pundak Jaehyun dengan kedua tangannya, karena sepertinya Jaehyun akan terjatuh.

Muka Jiho begitu dekat dengan muka Jaehyun. Sehingga muka Jiho begitu jelas terlihat. Jaehyun secara tidak sadar memegang pipi Jiho.

Jiho terkejut dengan apa yang Jaehyun lakukan. Ia ingin menghindar, tapi ia tak bisa berbohong. Ia merindukan sentuhan ini, sentuhan tangan seorang Jung Jaehyun. Tanpa disadari airmatanya jatuh.

"Kenapa nangis?" ucap Jaehyun sambil mengusap airmata Jiho. Jiho hanya menggelengkan kepala dan menahan tangisnya.

Srettt

Tiba-tiba Jaehyun membawa Jiho kedalam pelukannya.

"Gua gatau kenapa, tapi gua gasuka liat lo nangis. Jangan nangis lagi ya?" ucap Jaehyun sembari mengelus rambut Jiho.

Jiho membeku, airmatanya lagi-lagi menetes. Kali ini, seluruh airmatanya berjatuhan. Ia pun membalas pelukan itu.
Ia dapat mencium aroma khas dari Jaehyun, aroma yang sangat ia sukai.

Mereka tak sadar bahwa mereka sedang berada di kampus. Yang mereka rasakan hanya aku tak ingin melepaskannya (lagi).

Fin.

【√】°ᴛʜᴀᴛ sᴛᴏʀʏ』 -97ʟɪɴᴇ-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang