24. Papero

431 62 2
                                    

Malam hari di Kota Seoul, sembilan gadis terlihat sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang sedang bermain dengan telpon nya seperti Nayeon, Mina, Chaeyoung dan Sana. Ada juga yang sedang menonton TV seperti Jeongyeon, Jihyo dan Dahyun sementara Tzuyu dan Momo sedang bermain gunting-batu-kertas. Selepas berita tentang Namjoon mengalami kecelakaan itu kesembilan gadis ini merasa sangat sedih dan lebih malas dari biasanya.

Bekerja? Ya, mereka tetap bekerja tapi setelah pulang bekerja mereka hanya berbaring dilantai depan TV dan tidak melakukan hal apapun kecuali bernapas. Untuk makan pun mereka lebih memilih untuk memesannya dari pada memasak sendiri, memang efek dari mengidolakan seperti itu. Namun di antara sembilan gadis ini Jeongyeon dan Chaeyoung lah yang paling parah, Keduanya sama menjadikan Kim Namjoon sebagai bias utama jadi tidak heran ketika keduanya mengetahui berita itu mereka terus saja menangis bahkan Jeongyeon yang paling rajin diantara mereka sembilan tiba-tiba jadi orang yang sangat malas dan suka menyampah dengan bekas tisu.

"Yakk!! Kenapa kau selalu menang?!" Erang Tzuyu mulai frustasi karena Momo selalu memenangkan game yang mereka mainkan. Tercatat Tzuyu hanya berhasil tiga kali menang dari lima belas ronde

"Karena aku hebat" Ujar Momo dengan sombongnya

"Dan seperti perjanjiannya kau harus membelikan ku  Pepero" Lanjutnya

"Yayaya, baiklah aku pergi dulu"

Tzuyu berjalan sendiri menuju supermarket untuk membeli Pepero pesanan Momo. Tzuyu mendengus ketika tidak ada yang mau menemaninya pergi akhirnya batu jalanan yang tidak salah apa-apa jadi korban kekesalan Tzuyu, dia menendang asal batu itu sampai tidak sengaja mengenai seorang Ahjussi. Kini Tzuyu merutuki kesalahannya sendiri.

"Mianhae, aku tidak sengaja. Apa ada yang luka paman?"

Ahjussi itu menggeleng lalu tersenyum

"Ani, aku tidak apa-apa. Kenapa kau menendang batu-batu tidak bersalah itu Nak?" Tanya Ahjussi itu, Tzuyu yang tidak tahu harus menjawab apa hanya tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Ahh baiklah tak apa, aku pergi dulu Nak" Ahjussi itu pun pergi begitu juga dengan Tzuyu yang kembali melanjutkan perjalanannya menuju Supermarket

Tzuyu sudah sampai didepan tempat tujuannya tapi dia melihat jelas Ahjussi yang tidak sengaja terkena batu hasil tendangannya itu sedang melihatnya dari pohon besar sedang menatap Tzuyu dengan sorot mata yang aneh.

Ahh, mungkin itu hanya perasaan saja, Tzuyu akhirnya masuk kedalam Supermarket itu dan langsung menuju rak Papero diletakkan. Tapi Ahjussi itu terlihat mengikuti Tzuyu dan berdiri di rak sebelahnya.

Tzuyu tetap tenang walau hatinya sudah siaga satu. Hanya membeli Papero lalu pulang, dan diperjalanan pulang Ahjussi itu juga terlihat berjalan tepat dibelakang Tzuyu. Rasanya Tzuyu ingin menangis saja, jalan yang dia lalui cukup sepi hanya ada beberapa orang saja yang sedang berjalan.

"Kenapa dia mengikuti ku? Bukankah aku sudah minta maaf? Apa tadi dia terluka? Jika iya seharusnya dia langsung menghampiriku saat masih didalam Supermarket itu bukannya malah sembunyi"

"Bàba māmā, Tzuyu takut" Tzuyu akan tanpa sengaja berbicara bahasa Mandarin ketika dia merasa takut ataupun gelisah.

Tzuyu berlari kecil hingga akhirnya dia menemukan tiga namja yang sedang berdiri didepan mobilnya yang seperti–mogok.

"Tolong, tolong aku...aku diikuti" Tzuyu berbisik dengan salah satu namja yang memakai jaket tebal dan penutup kepala tidak lupa juga masker hitam yang menutupi hampir sebagian dari wajahnya

DEAR MY LOVE (fangirls X IDOL) [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang