"SMP Unggulan tanpa Pacaran" begitulah kira-kira slogan SMP Bima Sakti yang sering terdengar ketika penerimaan siswa baru. Banyak rumor yang beredar tentang slogan ini. Yang paling populer dan selalu digosipkan dari angkatan satu ke angkatan lainnya adalah perihal kisah cinta masa lalu pemilik yayasan yang mengenaskan.
Pemilik yayasan Bima Sakti adalah keluarga Hendratno. Keluarga mereka dikenal sebagai salah satu orang terkaya di kota ini. Beberapa bisnis yang saat ini dikelola oleh Hendratno group diantaranya properti, ekspor dan impor, serta Yayasan pendidikan Bima Sakti yang menjadi sekolah swasta terbaik saat ini.
Menurut kabar burung yang beredar, bahwa Pak Hendratno muda adalah sadboy sejati. Beliau tidak pernah pacaran sama sekali dimasa sekolahnya. Untuk itu pak Hendratno bela-belain untuk mendirikan yayasan pendidikan agar bisa balas demdam sama anak-anak muda saat ini. Beliau tidak ingin melihat anak-anak muda bahagia bersama pasangan mereka. Rencana picik pak hendratno selalu menjadi cerita burung turun temurun setiap masa orientasi siswa di SMP Bima Sakti.
Tentang kebenaran cerita itu tidak seorangpun dapat memastikannya. Tetapi tatapan sinis Pak Hendratno ketika sesekali berkesempatan menjadi pembina upacara menyiratkan bahwa ia terlihat puas menghukum kami dengan aturan paling konyol bagi para siswa-siswi disini.
***
"lu lagi ngapain sih mil ?" Stevano mendekat kearah Milka yang sedang menulis sesuatu di laptopnya.
"Gue mau buat surat aduan tertulis ke kepala sekolah tentang kelakuan cowok-cowok brengsek di kelas". Milka makin keras menekan tombol keyboard pada laptopnya. Ia tak menghiraukan Vano yang berguling di kasurnya.
"Udah pindah sekolah aja, ngapain lu mau-maunya minta didaftarin mama papa ke sekolah aneh itu". Vano memang tidak pernah mau mengikuti keinginan Milka untuk mendaftar di SMP Bima Sakti. Walaupun mereka kembar, Vano lebih memilih untuk masuk SMP Negeri. Dia tidak mau menyia-nyiakan masa mudanya di sekolah dengan aturan ketat tentang pacaran.
Milka melemparkan pulpen yang ia raih di samping laptopnya.
"Aduuuhhh" pulpen mendarat sempurna di kening Vano.
Milka paling benci kalau Vano udah ngebully sekolahnya. Bersekolah di Bima Sakti adalah pilihan Milka sendiri. Bagi Milka sekolah tanpa pacaran adalah surga baginya. Dengan begitu ia bisa fokus dalam belajar, mendapatkan nilai sempurna, dan memenangkan berbagai kompetisi yang sudah ia tulis di dinding kamarnya.
"Emang apa enaknya sekolah di Negri?" Milka lebih seperti mengejek dari pada bertanya.
"Ya enaklah, bisa pacaran bebas." Vano menimpali ejekan Milka.
"Pacaran sama siapa lu ? Hahahahaa, Bukannya cewek ama cowok hits di kota ini semua masuk Bima Sakti" Milka tertawa puas melihat Vano kesal. Benar kata Milka, Sebagian besar remaja hits dan famous di kotanya pasti bersekolah di Bima Sakti. Bima Sakti memang jadi magnet bagi anak-anak remaja seumuran Milka. Sekolah unggulan tempat berkumpulnya anak-anak keren.
"Percuma keren gag bisa pacaran." Vano menjulurkan lidah ke Milka. Ia tetap berpegang teguh pada prinsipnya
"Milka! Vano! makan malam dulu, udah mama siapin." teriakan Aura, mama Milka dan Vano dari bawah. Mereka segera turun dan menikmati makan malam bersama.
***
Tok tok tok...
Milka mengetuk sebelum masuk ke ruang BK. Ditangan kirinya memegang sebuah map coklat yang sudah dipersiapkan dari tadi malam. Setelah selesai makan malam dan terbebas dari gangguan Vano saudara kembarnya, Milka menyelesaikan surat protes tertulis dari ketua kelas 8.2. Surat dalam genggamannya itu ditujukan kepada guru BK dan kepala sekolah.
Pak Frans adalah satu-satunya guru yang paling milka benci. Ia selalu berpihak pada cowok-cowok rese di kelas Milka. Pak Frans gag pernah marah kalau Jaya bernyanyi di kelas. Begitu juga dengan Awan, selalu diberi kebebasan untuk bertingkah sesukanya. Apalagi Rey, selalu menjadi teman diskusinya tentang perkembangan masalah remaja saat ini.
Pak Frans merupakan lulusan magister psikologi dari salah satu Universitas terkenal di Indonesia. Ia mengambil bidang psikologi anak dan remaja. Memang semua guru di SMP Bima Sakti adalah yang terbaik di bidangnya. Yayasan yang dipimpin oleh pak Hendratno tidak pernah main-main. mereka selalu menjaga kualitas pendidikan sebagai sekolah swasta terbaik nomor satu.
Kembali ke Milka
"Iya masuk" suara pak Frans terdengar dari dalam ruangan konseling. Ruang konseling disekolah ini terdiri dari ruang tamu di bagian depan yang di desain dengan nyaman. Sofa berwarna cream terdapat di tengah ruangan, disudut ruangan terdapat sebuah tanaman Areca palm ukuran sedang. Dinding ruangan ini penuh dengan berbagai foto siswa berprestasi lengkap dengan medali dan piala mereka. Beberapa foto Milkapun terpajang disini.
Terdapat tiga ruang terpisah lainnya dibagian dalam. masing-masing ruangan untuk satu konselor sekolah. selain Pak Frans, disekolah ini juga ada Ibu Stevi yang menangani kelas 7 dan Bu Silvia yang merupakan guru BK kelas 9. Ruangan pak Frans berada di pojok kanan, Milka melangkah masuk kedalam ruangan.
"Ada apa Milka ?" lebih mirip kepada sapaan daripada pertanyaan untuk Milka.
Milka diam, ia tak ingin berdebat lagi dengan gurunya ini. Milka memberikan map coklat yang sedari tadi dipegangnya.
"Saya ingin mengajukan protes tertulis!" suara Milka tegas, ia ingin Pak Frans menaggapi dengan serius kali ini.
Pak Frans membuka map coklat dari tangan Milka. Ia membaca isinya sebentar sambil mengernyitkan dahi. Ia tampak berpikir apa yang harus dilakukan untuk menjawab permintaan muridnya ini. Milka adalah siswi yang pintar, jawaban biasa dari Frans tak akan membuatnya cukup puas.
"Baiklah saya ada ide!" Frans tiba-tiba tersenyum senang. Ia mengangguk pada Milka.
"Tolong panggilkan mereka bertiga pada jam istirahat, bapak tunggu disini. Kamu tak perlu cemas, semua akan menjadi lebih baik."
Milka berada diantara ketidakpuasan terhadap jawaban Frans dan penasaran apa yang direncakan oleh guru BK nya tersebut. Milka memilih untuk setuju dan kembali ke kelas dengan seribu tanda tanya.
"Apa yang akan terjadi setelah ini ?"
*Bersambung*

KAMU SEDANG MEMBACA
CLUB SMP ANTI BUCIN
Teen Fiction"Pacaran" adalah satu kata paling keramat yang tak boleh diucapkan di sekolah ini. Seolah dinding, papan tulis, meja belajar, bahkan karet penghapuspun akan menguping dan memberitahukan kepada dewan keamaan sekolah tentang pelanggaran dengan skor pa...