Two

377 41 5
                                    

"Harta itu akan hilang, bahagia juga akan hilang, tapi ketulusan ga akan hilang begitu aja."

Kata kata bagas ga pernah bisa aku lupain dan ga akan aku lupain. Ga lama setelah aku buka sms dari bagas, aku langsung bales sms dia.

Maaf

Ga lama aku menekan tanda send, ternyata bagas langsung membalas pesanku.

Untuk apa kamu minta maaf ?

Ya tuhan.. sebaik itukah bagas ?

Aku berjanji tuhan, aku tidak akan melepaskan bagas sampai benar kau yang memisahkan kita. Dia begitu tulus tuhan, dia begitu tulus.

Tok tok tok..

"Ifyy" teriak bibi diah

"Kenapa bi ?" Jawabku

"Ada mas bagas nih"

"Suruh tunggu di ruang tamu bi, aku ganti baju dulu"

Jujur, dari acara pertunangan itu sampai sekarang aku belum mengganti gaunku.

-

"Bagas" sapaku sambil menghampiri bagas yang sedang duduk di sofa ruang tamu dengan handphone yang ada di genggaman tangannya.

"Ciee udah tunangan" goda bagas yang membuatku langsung menjatuhkan badanku di sofa.

"Apa sih" balasku dengan wajah membelakangi bagas.

Tentu saja aku marah, dia membahas hal yang paling ku benci.

"Jangan marah dong cantik.." bujuk bagas sambil meraih tangan aku dan menggenggam tanganku erat.

"Kenapa kamu ngomongin ini gas ? Aku minta maaf gas. Ini nyakitin kan buat kamu ?" Ucapku sambil melepaskan tangan bagas.

"Aku kan cuma bercanda. Minta maaf buat apa ? Sakit ? Sakit kenapa coba ? Nih yaa, kamu tuh ga punya salah sama aku, kamu juga ga buat aku sakit. Lagian kenapa kamu anggep ini serius ? Kamu juga cuma bercanda kan ? Hahah kamu lucu deh."

Ya tuhann..

Mulut aku rasanya gabisa terbuka, mata aku berair dan akhirnya air itu keluar dari mataku dan air itu terus keluar semakin lama emosi ku semakin meledak dan terus meledak.

Aku terus merasa bersalah. Tapi bagas adalah alasanku kenapa aku harus kuat. Toh ini juga demi mama (?) Yaa, aku bertunangan daniel hanya karna mama terikat hutang dengan papanya daniel.

-

Pagi ini aku sudah siap dengan seragam abu abu dengan sepatu warior berwarna hitam dan tas ranselku yang juga berwarna hitam. Bagas sudah menungguku dari 15 menit yang lalu di depan rumah dengan motor ninjanya.

Aku tidak ingin membuat bagas menunggu tambah lama, aku langsung pamit dan keluar menemui bagas dan langsung pergi ke sekolah.

Sekolah ? Iyaa, aku masih umur 16 tahun. Sekolahku tidak jauh dari rumahku, jadi tidak terlali merepotkan bagas untuk menjemputku.

16 tahun ? Tunangan ?

Ga usah lebay, 16 tahun tunangan, udah biasa. Banyak kan yang tunangan umur 16 tahun. Iya, aku tunangan sama laki laki 3 tahun lebih tua dariku. Demi mama.

Sesampainya di sekolah, aku dan bagas jalan berdampingan dan bergandengan tangan. Tiba tiba bagas terdiam.

"Fy"

"Ya ?"

"Daniel sekarang dimana ?"

"Kenapa nanyanya begituan sih ?"

"Gapapa, btw aku mau ngajak kamu dinner nih"

"Dinner ? Kapan kapan aja ya"

"Loh kok kapan kapan ?" Bagas menatapku begitu tajam.

"Kan aku harus kerja, cari duit buat lunasin hutang mama ke papanya daniel" jawabku santai sambil jalan lagi mendahului bagas.

"Kamu sekarang kerja dimana sih ? Makin sibuk aja" tanya dia sambil nekuk mukanya

"Di cafe sebelah sekolah"

"Terima lowongan kerja lagi ga ?"

"Terima, emang ada yang mau kerja ?"

"Ada"

"Siapa ?"

"Aku"

"Ngayal"

"Kok ngayal ?"

"Sejak kapan kamu mau kerja ?"

"Sejak rumput telah bergoyang dan awan bergerak"

"Apa sih."

"Hahahahhaa"

"Udah kamu ga usah kerja"

"Dih si cantik marah"

"Aduh bagass, ga usah nge gembel geura. Muak nih dengernya" ucapku sambil duduk di kursiku dan mengabaikan kata kata bagas dan menunggu guru datang.

a/n: hola kawan, makasih yang udah mau baca, minta vote + saran nya yaa, makaseh

S.i.x T.e.e.nTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang