Four

278 30 1
                                    

"Begitu kurang ajarnya kah aku ?"

"Begitu."

"Jahat."

"Memang"

Aku menjulurkan lidahku dan membalikkan badanku. Aku memilih untuk mengistirahatkan mataku.

****

Aku keluar dan membiarkan ify tidur dengan tenang.

Tok.. tok.. tok..

Pintu rumahku diketuk.

"Tante sisca " sapaku

"Bagas ! Gimana keadaan ify nak ? Gimana ? Dia sakit apa nak ?" Tanya tante sisca yang terlihat begitu cemas dan langsung menarik tangan aku agar pergi keluar rumah dan berakhir di kursi teras depan rumahku.

****

"Hiks hiks.." Tante sisca -mama ify- terus mendengarkan isakan tangisnya itu sambil menundukkan kepalanya menghadap lantai. Aku hanya bisa menepuk-nepuk pelan punggung tante sisca.

"Tan, boleh aku tanya ?"

Dia tidak menjawabnya dan lebih memilih menganggukan sedikit kepalanya. Aku tau, dia pasti masih sangat terpukul.

"Waktu kecil, apa ify sering terkena gejala tipes ?" Tanyaku ragu.

Tadi, dokter bilang virus yang sudah menjalar di tubuh ify itu bisa saja di karnakan gejala tipes itu yang mungkin virusnya masih terus membekas di tubuh ify. Sayang, virus itu sudah bisa di bilang level menuju akut (?)

A/n : maap ya, authornya aja ga ngerti apa maksud virus blablabla itu, itu sebenernya gua cuma ngasal aja hehe. Abis penyakit kanker udah terlalu mainstream buat di pakai di ceritacerita kalian semua

****

Hmm, pantes virus itu bisa nyebar. Kata tante sisca, ify itu udah 2 kali kena tipes. Yang pertama gejala aja tapi ify lebih memilih tetap masuk sekolah dan menguatkan dirinya agar tidak menginap di rumah sakit. Yang kedua kalinya ify benar benar terkena tipes dan dia lebih memilih dirawat dirumah daripada menginap di rumah sakit yang menurut ify itu terlalu menghambur-hamburkan uang.

Huh begitu keras kepalanya dia.

Krek..

Tante sisca membuka pintu kamar yang isinya ada ify. Aku memilih menunggu diluar dan membiarkan tante berbicara dulu dengan ify.

"BAGAS !! KAMU DIMANA BAGAS ? BAGAS !!" Teriak mama yang bikin telinga rusak ._.

Langsung aku berjalan ke arah suara itu berada. Setelah aku menemukan mama, ternyata mama akan membuka pintu kamarku. Langsung aku datang menuju mama dan menarik mama menjauhi kamarku.

"Bagas ! Kamu darimana aja ?! Mama nyariin kamu daritadi tau !" Seru mama sambil menggoyang-goyangkan lenganku.

"Tapi gausah teriak teriak kayak gitu bisa kan ?" Kataku yang membuat mama memajukan bibir bawahnya yang membuat mukanya terlihat seperti kekanak kanakkan. "Ada ify disini ma. Dia ada di kamar aku. Mamanya juga baru datang, jadi daritadi aku jagain dia." Lanjutku.

"Ha ? Ify ? Pantes. Tapi kenapa mamanya kesini ?" Tanya mama bingung.

"Ify sakit ma, tadi aku ngeliat dia udah pingsan di tempat kerjanya. Kan mama ify lagi kerja terus aku kan gatau ify taruh kunci rumahnya dimana. Jadi gapapa kan kalo ify aku bawa kesini ?" Jelasku. Mama hanya tersenyum dan mengangguk.

-----

Setelah aku menjelaskan semuanya ke mama, aku mengetuk pintu kamarku yang berniat untuk menyuruh ify istirahat dan membawa tante sisca keluar kamar dan menyuruhnya istirahat juga.

Tok tok tok...

Setelah mendapat izin dari yang di dalam kamar, aku masuk ke kamar itu dan mengelus serta mencium kening yang sedang berbaring lemah diranjang itu. Yang dicium hanya tersenyum.

"Gimana keadaan kamu sayang ?" Tanyaku.

"Agak enakkan daripada tadi." Jawab yang ditanya dengan wajah polosnya yang tampak lesu.

"Syukurlah, kalau gitu sekarang istirahat aja ya say." Yang disuruh malah mengerutkan dahinya. "Kenapa say ?" Tanyaku bingung.

"Belum mau tidur."

Sumpah, muka dia lucu banget pas bilang Belum mau tidur. Makin sayang deh sama dia. Makin pengen jagain dia. Makin gila karna dia.

"Tidur aja fy, biar besok bisa pulang ke rumah. Ga enak kan numpang sakit di rumah orang ?" Kata tante sisca sambil mengelus dahi ify.

"Iya deh iya."

"Si cantik ngambek tuh tan hahahhaa" tawa mereka pun menyelimuti sebagian rahasia menyakitkan buat si gadis kecil umur 16 tahun itu.

****

Esoknya.

Krek

Suara gagang pintu itu membangunkan aku. Saat aku terbangun, lagi lagi aku melihat dinding kamar bercat biru laut yang barang-barang nya juga berwarna senada dengan dindingnya.

"Ifyy !"

Suaranya tidak asing untukku. Dengan cepat aku mencari asal suara itu. Dan ternyata, tante rin.

Oiya. Apa tante rin udah tau kalau aku disini ? Ksn kemarin kata bagas, tante rin belum tau kalau aku ada disini. Huuee.

"Ify sayang, bangun yu nak. Sarapan dulu sayang, habis itu minum obat. Ya ?" Lanjut tante rin -mama bagas-

"Tante rin" panggilku pelan. "Ya ?" Jawab tante rin cepat sambil membantu aku duduk.


------

a/n : Hola kawan, apakabar ? Tau kok tau ini cerita gak bagus. Tau kok tau. Tapi, gua udah berusaha sebaik mungkin kok Ini cerita baru mau masuk pertengahan nih. And, untuk kalian jangan jadi readers gelap yap ? Ya setidaknya abis read ini cerita, di vote atau coment gitu ya ? Yasudahlah, intinya baca terus aja ini cerita sampe tamat ya ? Yasudahlah, bhay

S.i.x T.e.e.nTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang