The Chamber of Secret

23 11 3
                                    

                      ~~~~~**~~~~~

   Hari pertama sekolah pun dimulai.Berth menuju ke kelas pertama yaitu kelas musik.Ia duduk di kursi tengah.Saat ia ingin mengambil buku di tasnya,datang seseorang dan berkata ke Berth,"Hey...bolehkah aku duduk disini?tempat lain sudah penuh".Berth menoleh ke asal suara itu.Dan dilihatnya sesosok yang ditemuinya tadi malam."Zen?"tutur Berth dengan terkejut.Berth pun menoleh ke seluruh ruangan.Dan memang benar seluruh bangku sudah terisi.Jadi ia terpaksa mempersilahkan Zen untuk menjadi teman sebangkunya."Ya...silahkan saja".Zen pun langsung menaruh tasnya di kursi dan duduk bersebelahan dengan Berth."Oh ya...Aku Zen.Zen Zaifman dari Jakarta.Keturunan Skotlandia dan Indonesia.Jadi sekarang aku adalah teman sebangkumu.Jika ada sesuatu masalah jangan segan-segan untuk meminta bantuan dariku".Zen mengulurkan tangannya ke Berth.Berth menoleh kesamping."Aku Berth.Bertha Christine dari Semarang dan memiliki darah Mexico".Ia tersenyum kecil tanpa membalas uluran tangan Zen.Berth pun melanjutkan kegiatannya dengan membaca buku yang ia bawa.Zen membalas senyumannya dan menarik tangannya kembali tanpa ada balasan tangan dari Berth.5 menit kemudian kelas dimulai.Professor Dian datang dengan membawa setumpuk buku."Selamat pagi anak-anak"sapanya didepan kelas."Pagi professor".Murid-murid langsung menyiapkan masing-masing buku di mejanya.Pembelajaran pun dimulai saat itu juga.

   "Kriinggg....!?!?".Bel istirahat pun berbunyi.Murid-murid segera keluar meninggalkan kelas mereka.Berth ingin berkunjung ke perpustakaan sebentar sebelum mengisi perutnya di kantin.Ia ingin mencari buku tentang sejarah penemuan not balok.Saat dikelas tadi terjadi perdebatan diantara para murid.Waktu itu Professor Dian memberikan kuis tentang siapa penemu balok itu.Jawaban murid pun sangat beragam.Ada yang bilang bahwa Paus Agung Gregori lah penemunya.Namun ada juga yang bilang bahwa penemu sebenarnya adalah Al-Farabi.Sontak kelas menjadi sangat ramai.Para murid bersiteguh dengan pendapatnya masing-masing sehingga Professor Dian pun memutuskan untuk mengadakan sayembara.Jawaban yang dipilih adalah jawaban yang bukan hanya dengan tokoh siapa penemu not balok sebenarnya,tapi harus disertai dengan penjelasan sejarahnya.Jadi sederhana saja.Berth ingin menjadi yang pertama menjawab kuis itu.Berth pun mencari buku itu diseisi perpustakaan.Rak demi rak ia cari.Tapi dia sama sekali tak dapat menemukannya.Saat hendak mencari-cari,Berth melihat ada penjaga perpustakaan yang terus menatapnya dengan tajam.Penjaga itu bernama Bu Tian.Berth mengetahuinya dari daftar warga di mading sekolah.Berth kemudian mengalihkan pandangannya ke buku yang ada dirak depannya.Dia tidak ingin menjadi anak tidak sopan kepada orang yang lebih tua.Tiba-tiba saja sesaat setelah mengalihkan pandangan,ada suara seseorang yang dengan lantang berkata,"Apa yang kau cari?".Berth kemudian kaget hingga pundaknya sampai terangkat keatas."Astaga...kau membuatku kaget".Ternyata seseorang yang mengkagetkannya adalah Zen,si teman sebangkunya."Memangnya kenapa?apakah aku bertampang seperti hantu sehingga membuatmu terkejut setengah mati seperti itu?".Zen tertawa kecil sehingga membuat lesung pipinya terlihat.Berth melihatnya dengan muka datar.Dia terheran-heran dengan teman sebangkunya itu.Bagaimana bisa seseorang yang baru ditemuinya tadi malam bahkan sempat-sempat bertarung dengan tiga orang sekaligus,sekarang malah menjadi teman sebangkunya dan sekarang ini dia sedang berdiri tertawa dihadapannya.Berth kemudian melanjutkan pencariannya."Jadi bagaimana dengan keadaan temanmu itu?".Berth bertanya kepada Zen tentang temannya yang baru diselamatkannya tadi malam."Oh...Adler maksudmu?ya tak ada yang parah.Dia juga baru saja mengikuti kelas sainsnya tadi"balas Zen."Baguslah...tapi bagaimana bisa temannmu dipukuli seperti itu".Belum juga Zen menjawab pertanyaannya tiba-tiba terdengar keributan di luar."Apa itu?".Zen dan Berth berkata secara bersamaan."Entahlah biar ku periksa".Zen pun segera memeriksa keluar dan disusul oleh Berth kemudian.Terlihat Professor Bakhrie sedang memarahi dua anak di depan perpustakaan.Berth berusaha memahami apa yang terjadi tapi pandangannya terhalang.Ia kemudian melirik ke kanan dan ditemuinya Alya.Berth menuju ke arah Alya."Hai...kita bertemu lagi.Apa kau tau apa yang terjadi disana?",sapa Berth yang disusul pertanyaan ke Alya."Hai Berth...anak perempuan itu,Jierui namanya.Kami berkenalam waktu di kantin.Pagi ini dia tidak menghadiri kelas sains.Dan ternyata dia berusaha kabur dari sekolah ini bersama dengan anak laki-laki disebelahnya itu",jelas Alya."Apa laki-laki itu pacar temanmu?bukankah dia yang bertengkar dengan kita hari kemarin?"."Eh benar...bagaimana bisa kau ingat dia?bahkan aku sendiri sudah lupa".Alya dan Beth pun saling bertatap mata.Tak berapa lama kemudian Pak Bakhrie membawa Jierui dan temannya itu menuju keruang guru di lantai bawah.Mereka langsung diseret didepan para murid-murid yang berjejeran didepan perpustakaan.Saat berjalan didepan Berth,anak laki-laki itu melihatnya dengan tatapan sinis.Berth pun hanya bisa diam saja.Alya yang disampingnya pun menatap Berth."Sudah kuduga dia bukan anak yang baik-baik",kata Alya.Para murid pun segera bebubaran dari tempatnya.Lalu datanglah Zen yang dari tadi mencari Berth."Darimana saja kau ini,aku mencarimu sejak tadi".Zen menepuk pundak Berth dari belakang.Berth pun segera berbalik."Eh...iya tadi aku melihat temanku ini ada disini jadi aku hanya ingin bertanya tentang kejadian tadi itu.Dann...oh ya perkenalkan ini Alya.Dia adalah teman pertamaku".Zen pun langsung mengulurkan tangannya ke Alya."Aku Zen...".Alya pun hanya tersenyum dan kemudian menarik tangan Berth serta mengajaknya pergi dari tempat itu juga.Zen pun jadi terheran-heran."Ada apa sih sebenarnya dengan gadis-gadis di sekolah ini.Mereka saling tidak membalas jabatan tanganku",batin Zen.Berth pun menoleh kebelakan dan melihat Zen.Ia tak bisa melepaskan tangannya begitu saja dari genggaman Alya.Berth takut bila Alya tersinggung."Sorry".Berth berkata lirih tanpa suara ke Zen sambil mengernyipkan matanya.Zen pun membalas dengan senyuman dan lambaian tangan.

A Fairytale About Gems Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang