The Red Garnet Rescue Mission

8 1 0
                                    

                       ~~~~~**~~~~~
  
  "Siapa laki-laki itu?",ujar Adley yang berada di samping Zen.Semua orang mendekati Tristan.Mereka tidak percaya bahwa di jam seperti ini,di malam yang dingin ini dan bahkan di  malam yang selarut ini ternyata masih ada orang yang sedang berkunjung ke sebuah makam sepi yang terletak di tengah kota.Semua orang bertanya-tanya kenapa laki-laki itu harus berkunjung ke makam di jam seperti ini.Berth kemudian mendekat ke arah lelaki itu.Dia melihat makam yang dikunjung laki-laki itu.Makam itu adalah makam seseorang yang bernama Brian Miller.Berth kemudian menoleh ke arah laki-laki itu.Dia menatapnya dan kemudian kembali ke teman-temannya."Teman-teman,aku rasa kita sudah sangat lama keluar dari tubuh.Jadi apa kita lanjutkan saja besok?Aku jadi khawatir akan pesan Bu Tian yang melarang kita pergi dari tubuh selama satu jam lebih",ujar Berth kepada semua temannya."Iya sebaiknya kita kembali sebelum penjaga gedung menemukan kita dalam kondisi seperti itu kan",imbuh Adley.Dan Akhirnya semua orang memutuskan kembali ke tubuh masing-masing.Perjalanan serasa menjadi singkat saat melakukan astral projection.Biasanya daru kota ke HB school membutuhkan waktu sekitar satu jam.Tapi bila dengan astral projection rasanya itu baru seperi 15 menit terbang dan mayang diudara.Mereka terbang tinggi melintasi gedung-gedung dan jalanan kota yang sepi.Meski sebenarnya ada beberapa roh yang menampakan diri diantara jalan-jalan dan diatap gedung atau di blankon apartemen.Masih menjadi misteri kenapa di pemakaman umum tengah kota yang luas justru sama sekali tidak ada roh-roh yang menampakan diri.Yang ada malahan sesosok laki-laki yang berkunjung ke makam di tengah malam.Akhirnya setelah beberapa menit mereka sampai di atap gedung sekolah.Walau sebenarnya HB School terletak ditengah kebun teh dan berada di dataran tinggi yang gelap,namun lampu-lampu di HB school selalu terang di saat malam.Taman-taman yang luas dengan lampu-lampu taman yang jumlahnya banyak,hal itu menjadi mudah bagi mereka menemukan HB School diantara kebun teh yang gelap.Mereka pun berhenti dan melayang sejenak diatap gedung.Tristan melihat ke arah Jierui dan berkata kepadanya,"Kau duluan nona"."Ish...kenapa harus perempuan dulu?kau takut?Kalau gitu kita bersamaan saja tuan pemarah",balas Jierui sambil mengulurkan lidahnya."Siapa yang takut nona tua.Kalau gitu aku terima perintahmu",balas Tristan lagi.Mereka berdua pun menjadi yang pertama turun dan menembus atap gedung."Astaga lama-lama aku jadi jijik melihat mereka",ujar Alya yang semakin geli dengan tingkah laku pasangan muda itu.Zen pun menghampiri Berth dan berkata kepadanya,"Berth ayo sekarang giliran kita".Zen pun memegangi Berth dan turun menembus gedung bersamaan.Alya yang melihat Zen dan Berth turun bersama menjadi semakin kesal saja."Ini anak kenapa jadi ikut-ikutan sih...",ujarnya kesal."Hey...tinggal kita sendiri.Ayo turun bersama-sama",ujar Adley yang tidak disangka masih berada bersama Alya."Ahh...kenapa begini sih?",balas Alya yang masih kesal.Akhirnya mereka berdua menjadi yang terakhir menembus atap gedung.Dan...Whusss!!.Jadi para murid sudah berkumpul di ruang perpustakaan lagi.Mereka semua bisa melihat keadaan tubuh yang masih tertidur dengan tali-tali penghubung yang masih tertempel."Oke teman-teman,ini sudah hampir pukul dua belas malam.Kita harus segera masuk ke tubuh masing-masing",ujar Jierui ke semua orang.Para murid menganggukkan kepala dan berjalan ke arah tubuh masing-masing.Mereka kemudian duduk diatas tubuh mereka sendiri dan mencoba menyesuaikan posisi saat tidur tadi.Dan...Blamm!!.Tanpa diasadari satu lilin telah memadamkan diri.Berth perlahan membuka matanya.Dilihatnya plafon perpustakaan yang berwarna coklat.Yuppp!!dia dan semua murid telah berhasil kembali ke tubuh mereka masing-masing dengan selamat.Berth pun mencoba bangun dan berdiri.Semua murid berpelukan dan saling tos satu sama lain.Seperti Berth yang berpelukan dengan Alya karena senang telah berhasil melakukan astral projection."Oke...oke sudah...sekarang cepat matikan lilin dan keluar dari sini sebelum penjaga gedung melihat kita",ujar Jierui kepada semua orang seraya mulai mematikan lilin yang berada dibawahnya.Semua orang pun ikut membereskan lilin-lilin dan mengecek kalung ruby mereka.Setelah itu para murid langsung turun ke bawah dengan hati-hati agar tidak ketahuan dengan penjaga.

   "Sial...kenapa harus dikunci".Tristan menggedor-gedor pintu belakang gedung yang ternyata sudah dikunci oleh penjaga."Mungkin setelah kejadian itu penjaga menjadi lebih berhati-hati",ujar Zen yang berada di belakang Tristan."Sial".Tristan kemudian berbalik badan dan lari mencari jalan keluar."Tristan...mau kemana?",teriak Jierui yang kemudian menyusul Tristan.Akhirnya semua orang lari menyusul Tristan dan berusaha mencari jalan keluar.Mereka kemudian berhenti di pintu depan gedung utama.Tapi pintu tersebut sudah tertutup.Semua orang berkeliling melihati ruangan dengan cemas.Jierui memegangi rambutnya."Sial...kenapa harus begini?",ujarnya.Seketika semua orang menjadi panik dan berlarian ke segara arah.Para murid kemudian berpencar mencari jalan keluar.Namun,hasil tetap nihil.Mereka kemudian berhenti kembali di depan pintu depan."Bagaimana ini",ujar Alya dengan raut wajah panik."Tenang Alya,kita sedang berusaha",balas Zen sembari menepuk pundak Alya.Alya sangat terkejut hingga menjadikan pipinya merona dan rasanya ia ingin terjatuh saja.Dia tidak menyangka bisa berbicara dengan Zen."Hei...kalian",teriak seseorang.Semuanya kemudian menoleh kebelakang dan terlihatlah Adley yang sedang berjalan mendekati mereka."Dari mana kau,Adley",tanya Jierui kepadanya.Adley tersenyum kepada semua orang."Tebak apa yang kulakukan tadi!",balas Adley."Apa?",semua orang menjadi kompak kebingungan."Adley kemudian memegangi kalung ruby yang ia pakai dan mengusapnya dengan jarinya sambil berkata,"Bawa aku ke asrama".Dan...Clinnggg!!.Adley telah menghilang dari mata semua orang.Sontak mereka menjadi kaget."Adley,dimana kau?",teriak Jierui sembari mencari-carinya.Semuanya ikut menoleh-noleh kesegala arah.Dan...Clinngg!!Adley kembali menampakkan diri.Semua orang menjadi terheran-heran dihadapan Adley."Kau...habis dari mana?Bagaimana caramu melakukannya?",ujar Tristan dengan heran."Yayaya...ini karena kalung ini.Ternyata ini adalah kalung ajaib yang bisa membawamu kemana saja.Dengan syarat kau harus ingat tempat yang ingin kau tuju.Percaya tidak percaya aku tidak sengaja melakukannya tadi.Kebiasaanku saat bingung adalah mengusap benda.Dan ya,aku usap kalung ini dan berpikir bisa kembali ke asrama dengan selamat.Dan tidak kusangka itu telah berhasil",balas Adley dengan santai."Itu mustahil",elak Tristan.Adley pun mendekati Tristan dan menatap matanya."Itu karena kau bodoh,Tristan",ujarnya.Tristan yang mendengarnya menjadi marah.Dia mengudarakan tangannya dan siap untuk mendaratkannya di wajah Adley."Tunggu!!".Zen menghempaskan tangannya ke tangan Tristan yang ingin memukul Adley."Hey...tenangkan dirimu.Jangan main emosi.Lebih baik dengarkan dia",ujar Zen.Tristan menurunkan tangannya.Adley pun menghampiri Berth dan menyuruhnya untuk mencoba apa yang dikatakannya.Pandangan semua orang menjadi terfokus pada arah Berth.Berth kemudian mengambil kalung ruby yang ada di saku celananya dan memakainya.Dia pun langsung memegangi batu ruby itu dan mengusapnya.Berth berkata dengan lirih sambil menutup matanya,"Aku ingin ke taman di sebelah timur gedung utama!".Clinggg!!.Berth membuka matanya.Dan yang benar saja ia sudah berada di taman samping gedung.Dia merasa tidak percaya dengan yang dilakukannya.Berth merasa sangat senang dengan keajaiban yang baru dilakukannya.Jadi sebelum yang lain panik dia harus kembali lagi ke gedung dan memberitahu semua orang.Berth kembali mengusap kalungnya dia membayangkan ruangan gedung utama dan berkata lirih kembali,"Aku ingin kembali ke gedung".Dan ya,Berth berhasil kembali ke gedung.Dia melihat teman-temannya yang sedang menatapinya dengan wajah yang benar-benar heran.Seperti halnya Alya yang sampai membuka mulutnya lebar-lebar karena terheran dengan apa yang dilihatnya.Berth dengan wajah yang terlihat senang kemudian mengatakan kepada semua orang,"Apa lagi...ayo kalian coba".Semuanya kemudian menuruti apa yang dikatakan Berth."Jadi dalam hitungan tiga mari kita lakukan bersama-sama.Tujuan kita adalah taman".Semuanya menanggukan kepala dan memegangi kalung ruby masing-masing."Satu...dua....tiga...kami ingin ke taman".Clingggg!Seperti teleportasi di film-film mereka telah berhasil berpindah ke taman gedung.Jierui,Tristan,Alya,dan Zen sangat terheran-heran."Astagaa...bagaimana ini bisa terjadi?",ujar Alya dengan heran dan senang."Yaya..ngomong-ngomong kalian juga tidak usah terima kasih kepadaku",kata Adley kepada semua orang.Orang-orang kemudian melihatnya dan berkata kepadanya dengan senang secara bersamaan,"Terima kasih Adley!".Adley yang mendengarnya menjadi sedikit malu."Heheh yaya baiklah",ujarnya sambil mengusap rambut keritingnya.Jierui kemudian datang ke depan semua orang dan berkata,"Kalau begitu kita kembali saja ke asrama.Untuk masalah penulis dan dongeng itu kita selesaikan saja besok.Dan ingat...kita tidak boleh memggunakan kalung ini tanpa diskusi terlebih dahulu".Semua orang kemudian setuju dan kembali ke asrama masing-masing dengan teleportasi menggunakan kalung ruby mereka sendiri.

A Fairytale About Gems Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang