Kesal

30 7 0
                                    

Holla!!
Happy Reading♥
•••••

"Hai Reva! Hai Revi!" ujar cowok itu tersenyum dan menghampiri mereka.

"Bang Rava!" ucap Reva dan Revi berbarengan dengan mata berbinar.

Mereka berdua sontak langsung memeluk erat Rava dan di balas pelukan oleh Rava.

"Udah kalian kangen-kangenan aja dulu ya, Mamah mau pergi ke warung dulu" Ucap Mira yang dari tadi melihat interaksi Kakak-beradik itu. Mereka pun mengangguk. Rava, Reva dan Revi duduk di sofa untuk melepas rindu.

Rava memang sudah lama tak berkunjung, tepatnya si terakhir ia berkunjung saat liburan kenaikan kelas dan itu tahun lalu.

"Lo kok ga bilang kita si kalo mau ke sini?" tanya Reva.

"Lah kan niatnya gue tuh mau bikin kejutan buat kalian" jawab Rava sambil tersenyum.

"Dih, lagian kemarin-kemarin kenapa gak dateng? Biasanya kan kalo hari libur suka ke sini" ucap Revi.

"Lah kan gue mau ngasih kejutan. Biar lo pada kangen sama gue" jawab Rava pede.

"Dih kepedean lo!" Reva memukul pelan lengan Rava.

Selain Reva dan Revi, Rava juga kalo di depan keluarga dan di moment tertentu ia di panggil abang sama kedua saudarinya, tapi kalo selain itu si ya ngomongnya lo-gue.

"Gue ke sini mau ngasih kabar gembira" ucap Rava menatap Reva dan Revi bergantian.

"Apa?" Reva mengangkat sebelah alisnya.

"Kabar gembira apa dah?" Revi sambil memakan keripik yang ada di meja.

"Mulai hari ini gue bakal tinggal di Bandung lagi dong" ujar Rava sambil memakan camilan yang ada di meja.

"Ah yang benar?" tanya Revi tak percaya

Rava berdecak "benar kok, lagian Papah sama Ibu juga bakal ikut pindah kok. Dan lagi gue udah daftar sekolah. Tadi aja gue baru masuk sekolah."

Reva dan Revi saling menatap.

"Nama sekolah lo apa?" tanya Reva penasaran.

"Ck, namanya SMA Gemilang. Jadi gue bakal satu sekolah sama kalian."

"APA!" Rava tersentak mendengar teriakan Reva dan Revi.

"Ja-jadi, tadi cowok yang di gosipin di kantin itu..lo?!" Ucap Revi tak percaya.

Rava menaikan sebelah alisnya dan tersenyum "Hah, jadi gue udah di gosipin aja nih."

Revi bergidig ngeri mendapati cowok yang tadi sempat membuatnya penasaran itu ternyata abangnya sendiri. Reva? Ia hanya memutar bola mata malas dan melirik tas yang di bawa Rava.

"Lo kok bawa tas si? Lo di usir?" tanya Reva santai membuat Rava melirik tas yang ada di bawah samping sofa.

"Enak aja lo kalo ngomong! Gue gak di usir, tapi gue mau nginep di sini" ucap Rava menatap Reva.

"Kok nginep si? Bukanya lo baru pindahan ya? Dan lagi rumah lo sekarang di mana?" tanya Revi.

"Lah ini kan rumah Mamah, emang ga boleh? Lagian gue sekarang tuh lagi di tinggal sendiri" jawab Rava dan meminum minuman yang tadi di berikan Mamahnya.

Reva mengernyit bingung "Lah katanya lo pindah sekeluarga, tapi kok sekarang lo malah bilang kalo lo di tinggal si. Emangnya lo tinggal di mana dan lagi kenapa lo ditinggal?"

"Gue, Papah dan Ibu tinggal di apartemen. Nah kan Ibu lagi hamil, jadi Papah sama Ibu pergi ke Surabaya buat nemuin orang tuanya Ibu, buat ngasih kabar kalo Ibu tuh lagi hamil" jelas Rava dengan santainya memakan camilan yang ada di hadapannya.

Reva melotot kaget dan Revi yang tadinya sedang minum pun jadi tersedak.

"APA! IBU HAMIL!" teriak Reva dan Revi serentak membuat Rava tersedak oleh makanannya.

"Sejak kapan Ibu hamil? Dan lagi kenapa gak ngasih tau kita?" tanya Reva tak percaya

"Apa Mamah udah tau tentang hal ini?" sambung Revi mendekat dan menatap Rava membuat Rava bergidig ngeri.

"Ish, jauh jauh! Geli tau gak liatnya" Rava mendorong muka Revi dengan ekspresi jijik.

"Jawab dong!" Kali ini gantian Reva yang mendekatkan wajahnya dan menatap Rava, dan lagi lagi itu membuatnya geli.

"Ish, kalian ini mau nanya apa mau nyium gue si!" Rava bangkit dari duduknya dan berpindah di sofa yang hanya muat untuk satu orang. Sedangkan Reva yang bulu kuduknya sudah berdiri mendengar apa yang di katakan Rava.

"Ish. Jawab dong!" ketus Revi

"Iya iya. Jadi Ibu udah hamil sembilan minggu. Nah kalo Mamah sih udah tahu dari dua minggu yang lalu, saat Papah nyuruh gue buat nelpon Mamah dan ngasih kabar soal Ibu" jelas Rava sambil memakan keripik yang ada di meja.

Reva mengangguk "Lalu, lo udah di Bandung sejak kapan?" tanyanya

"Hehe, gue udah dari seminggu yang lalu" Rava menunjukan cengiran khasnya

"Dih kok gak ngasih tahu si!" ketus Revi ngambek karena Rava yang tak memberi tahunya soal ini.

"Hehe, maaf ni. Waktu itu mau ngabarin cuman ya lo tau sendiri kan gue sibuk ngejagain Ibu sama bantu Papah ngurus kepindahan kita sama kepindahan sekolah gue" Rava menunjukan cengiran khasnya.

Reva hanya mendengus dan mengangguk, lalu pergi ke dapur untuk mengambil minumannya lagi.

"Eh Mamah" Reva terkejut mendapati Mamahnya sudah berada di dapur, entah dari mana Mamahnya ini datang dan tiba tiba sudah ada di dapur saja.

"Iya" jawab Mira santai sambil membereskan belanjaan yang ia bawa tadi.

"Mamah masuk lewat mana? Kok Reva ga liat Mamah lewat pintu depan si" tanya Reva terheran sambil memegang gelas yang sudah ia isi dengan air mineral.

"Mamah masuk lewat pintu belakang. Oh iya ada yang mau Mamah omongin sama kalian, ayo." Mira berjalan terlebih dahulu ke ruang tengah dan di ikuti Reva.

"Rava! Revi! Kalian ini ngapain!" Mira dan Reva terkejut melihat kondisi ruang tengah yang sudah berantakan di tambah keaadaan Rava dan Revi yang sedang ribut. Bagaimana tidak geram, melihat Revi yang kini sedang mengejar Rava sambil melemparkan bantal sofa. Sungguh kelakuan mereka membuat Mira pusing.

Ketika mendengar teriakan Mamahnya, Rava dan Revi berhenti dari kegiatan kejar kejarannya menatap Mamahnya lalu menunjukan cengiran khasnya.

Mira menghelan nafasnya "Kalian ini ya! Sekarang duduk! Ada yang mau Mamah omongin" Rava dan Revi pun menurut mereka duduk di sofa dengan tenang, sedangkan Revi hanya mendengus melihat kelakuan saudaranya lalu duduk si samping Mamahnya.

"Jadi gini, Mamah di telfon oleh salah satu pegawai Mamah yang ada di Yogyakarta. Katanya ada sedikit masalah di butik jadi Mamah harus ngecek di sana" ujar Mira.

"Berapa hari mah?" tanya Revi

"Mamah pergi seminggu kok. Jadi selama seminggu Rava mungkin akan sering nginep di sini" Rava tersenyum Remeh sambil menatap Revi, Reva yang melihat Rava pun menatapnya tajam membuat Rava Tersenyum manis lalu kembali menatap Mamahnya.

"Reva. Kamu tau kan?seperti biasa." Reva sudah tahu maksud dari Mamahnya dan mengangguk.

"Iya mah, Reva bakal jaga rumah sekaligus saudara Reva biar gak ribut lagi" Reva menatap penuh ancaman Rava dan Revi bergantian. Rava seolah tak melihat sedangkan Revi memalingkan wajah menatap vas bunga yang terletak di dekat pintu keluar.

•••••
.
◌⑅●♡⋆♡TBC!♡⋆♡●⑅◌
.
Jan lupa voment dan share ya
.
Tengkiyu:v

3R [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang