Pemuda Pengertian

679 56 21
                                    

.
.
.
.
"Kau berangkat pagi sekali?"

"Ya ..., banyak pekerjaan yang belum selesai kemarin."

"Tapi ini masih jam enam pagi."

"Lebih cepat aku sampai, lebih cepat aku pulang."

Donghae memejamkan matanya, saat merasakan kecupan lembut dibibirnya.

Ia tersenyum pada kekasihnya yang kini mengambil tas dan sepatu.

Donghae, "Jangan telat makan siang, atau kau mau aku mengantar makanan untukmu?"

"Bukannya kau bilang ada janji hari ini, Hae?"

"Ya, tapi jika itu hanya untuk mengantar dan menemanimu makan siang kurasa bukan masalah."

"Tak perlu. Aku bisa makan di food court kantor nanti."

"Baiklah, " jawab Donghae.

"Aku berangkat, Hae"

"Hati-hati, Hyukjae-ya"

Hyukjae menutup pintu kamar mereka  dan kini Donghae menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur.

Seperti katanya tadi, ini masih jam enam pagi.

Menutup matanya perlahan, lalu tersenyum hangat,
"Kau tak pandai berbohong Hyukjae, bagaimana bisa kau ke kantor saat akhir pekan macam ini?" bisiknya.
.
.
.
.
.
Donghae merupakan salah satu composer musik yang cukup diperhitungkan. Lagunya, One More Chance menjadi hits di luar negeri selama berbulan-bulan.

Sedikit banyak, lagu itu adalah kisah nyata yang dialaminya.
Ya, kisahnya dengan Hyukjae tentu saja.

Bagi Donghae, Hyukjae adalah hujan yang membawa kebahagiaan namun membawa kesenduan, karena hujan itu mau tak mau membuat Donghae berhenti di satu titik dan tak bisa kemanapun.

"Kau melamun lagi"
Itu suara Siwon, rekan kerja sekaligus tempat sampah Donghae dalam berkeluh kesah.

Donghae menoleh, tersenyum pada salah satu manusia terbaik yang pernah ia kenal.

"Sudah makan?" tanya Siwon lagi.

"Sudah. Nanti siang aku akan pulang ke rumah sebentar.
Mungkin beberapa hari, tiba-tiba aku rindu Jeno"

"Kau kan baru pulang minggu lalu?"

"Ya.., aku memimpikannya semalam dan itu membuatku tambah ingin bertemu"

"Oke, aku tak masalah.
Lagipula tak ada proyek mendesak."

"Ya..., mengenai lagu Baekhyun, responnya sangat baik" Donghae mengalihkan pembicaraan dan Siwon cukup mengenal pria di hadapannya.

"Baekhyun memiliki fans yang setia padanya, agency biasanya tak memberi waktu cukup banyak untuk promosi, tapi kurasa itu bukan masalah"

"Ya.., Agency akan selalu fokus pada promosi artis baru"

.
.
.

Seperti yang dikatakannya pada Siwon tadi, Donghae benar-benar pulang ke rumah.

Ia mengemasi beberapa baju. Donghae melirik jam sudah pukul tiga lebih lima belas menit.
Hyukjae pasti lembur di akhir pekan lagi.

Nampak senyum sendu di wajah kaukasia Donghae.

Ia mengetikkan sebuah pesan untuk pasangannya itu.

Hyuk ♥

'Aku merindukan Jeno, jadi aku pulang kerumah.
Mungkin beberapa hari, jangan lupa makan. Kau selalu melewatkan jam makanmu saat larut dalam pekerjaan.
Selamat akhir pekan, Hyuk-"

Sebagai manusia yang hidup dalam lingkup sosial normal, ia tahu hubungan yang di jalaninya dan Hyukjae sebenarnya ada dan banyak terjadi namun masyarakat lebih memilih untuk membuat mereka tak nampak. Meletakkannya ke dimensi abu-abu yang tak terlihat secara nyata, kadang Donghae berfikir__siapa yang ia rugikan?
Tapi kemudian satu pernyataan muncul menamparnya ke kenyataan pahit.
'siapa yang peduli?'

Ya, siapa yang peduli?
Jika kau ingin diterima masyarakat, pakailah aturan yang ada di dalamnya, entah itu menyakitimu atau tidak, tugasmu hanyalah patuh.
Itu satu-satunya cara untuk bertahan.

Dan sepertinya, setelah ini Donghae akan bertahan sendirian.

Ia menutup pintu. Dingin...,
Ruangan itu kini tak sehangat dulu.

.
.
.

Bersambung,

Aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana - Sapardi Djoko Damono_1989

A Twist Of Love (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang