.
.
.
.
.
"Kau terlihat tak baik, Hyuk"Hyukjae memandang Dareum yang kini duduk dihadapannya. Gadis itu sengaja datang ke kantor Hyukjae untuk mengantar makan siang.
Hari ini ia mendapat jatah libur, jadi sebisa mungkin waktu yang ia punya ia habiskan bersama sang kekasih.Hyukjae sangat jarang mengeluh, namun raut wajah kesal itu akan sangat terlihat jelas, seperti saat ini.
Hyukjae akan tersenyum di sela pembicaraan mereka namun senyum itu tak sampai di matanya, hanya senyum alakadarnya sebagai sopan santun dan basa-basi."Kau tak ingin berbagi bebanmu denganku? Padahal Aku pendengar yang cukup baik, Hyuk" Candaan halus itu membuat Hyukjae menatap kekasih cantiknya dalam-dalam.
Betapa sempurna gadis dihadapannya ini, tak ada satu kekuranganpun yang bisa Hyukjae jadikan keluhan.
Keluhan? Apa pantas mengeluh jika mendapat gadis seperti Daereum di hidupmu? Bukankah itu tak tahu diri?Dan ya...,
Anggap saja Hyukjae adalah makhluk yang tak tahu diri tersebut, tapi bagaimana lagi?
Ia juga amat mencintai Donghae."Reum-ah... "Tangan Hyukjae terulur, menggenggam jemari kecil yang ada tepat di depannya.
"Ada apa? "Tanya Dareum lembut.
"Aku harus bagaimana?"
Hyukjae putus asa, ia tak ingin kehilangan keduanya.Kehilangan Donghae dan Dareum adalah hal yang tak mau ia bayangkan sama sekali.
Dareum tak marah mendengar nada putus asa kekasihnya, ia tahu ini tentang apa.
Marahpun tak akan merubah apapun."Ini hatimu yang sedang berperang, tak adil jika aku ikut campur dalam pengambilan keputusanmu Hyuk.
Karena aku ada di salah satu pilihannya, segalanya selalu kukembalikan padamu, kau tahu aku bukan orang yang pemaksa.
Tapi aku juga sedikit keras kepala."Dareum tersenyum lagi."Aku pernah pergi sekali, tapi kau menahanku dan memintaku untuk tinggal.
Jadi sekarang, aku hanya akan menunggu apa kau akan terus menggenggam aku atau melepas kan ikatan kita.
Satu yang harus kau ingat, genggamannku tak akan ku lepas Hyuk-ah"Lanju Dareum kemudian."Aku... Aku benar-benar tak tahu harus bagaimana sekarang"
Hyukjae menunduk menenggelamkan kepalanya ke atas meja, dengan tangannya yang masih menggenggam Dareum erat..
.
.
.
.
.
Di tempat lain, perdebatan antara Siwon juga Donghae masih belum sepenuhnya berakhir, Donghae masih menatap Siwon dengan kekesalan yang amat jelas dimatanya."Pernahkah kau ingin mendengarkan aku sekali saja?"
Pertanyaan dari Siwon sedikit menyesakkan.
Apalagi yang harus didengar?
Bahwa segalanya akan lebih sulit daripada sekedar bersama Hyukjae.
Donghae mencoba realistis, hubungannya dengan Hyukjae mungkin rumit, namun dengan Siwon?
Segala hal bisa jadi lebih buruk, keluarga Siwon bukan orang sembarangan. Mereka termasuk para VVIP Korea.Apa jadinya jika mereka mengetahui putera sulung yang harusnya menjaga nama baik keluarga malah menjalin hubungan dengan seorang pria?
Jikapun mau nekat, Donghae bisa menjadi gundik yang disimpan Siwon dalam keluarganya, tapi bukankah itu sama saja dengan yang Hyukjae lakukan selama ini?Sungguh Donghae hanya ingin berbahagia, apa begitu sulit bagi dunia memberikan kebahagiaan untuk orang seperti dia?
Seperti dia?
Seperti apa?
Lelaki tak normal yang menentang norma dengan menyukai sesama jenisnya?
Jika bisa memilih Donghae juga tak mau seperti ini.Pemikiran-pemikiran itu merangsek masuk ke dalam otak Donghae,memaksa hadir dan menyerangnya bertubi-tubi.
Rasa berdenyut nyeri dengan pandangan mulai tak fokus kini dialami Donghae lagi...
KAMU SEDANG MEMBACA
A Twist Of Love (END)
Fanfiction"Aku hanya ingin membuat akhir bahagia untuk diriku dalam kisah memuakkan ini" Lee Donghae "Kau dan Dia adalah kelemahan terbesar yang aku miliki" Lee Hyukjae "Aku mencintaimu walau dengan segala keburukan yang ada di dirimu" Kim Dareum "Maaf Karena...