Park Yun
Akhir-akhir ini pikiranku terganggu karena satu hal, tak lain dan tak bukan adalah laki-laki yang sedang dekat dengan putri semata wayangku.
Beberapa hari lalu aku melihat laki-laki tidak dikenal sedang menggendong Irene ke dalam rumah, Berani sekali dia menyentuh putriku?! Harusnya waktu itu aku mengabaikan telepon klien dan langsung mengusir laki-laki tidak dikenal itu keluar dari rumah kami.
Saat aku sibuk dengan lamunanku seseorang mengetuk pintu ruanganku.
"Kwajang-nim, saya sudah mencari tahu apa yang anda minta." ujar asistennya memberikan sebuah dokumen.
"Terima kasih, Aku akan menemuinya dulu." ujar Park Yun berdiri dan mengambil kunci mobilnya.
"Tapi Kwajang-nim, pekerjaan anda masih banyak. Anda tidak bisa meninggalkannya sebelum semuanya selesai." tegas asistennya menghalangi pintu.
"Tolong sebentar saja. Saya akan selesaikan setelah masalah ini selesai. Oke. Terima kasih." ujar Park Yun menepuk pundak asistennya yang menghela napas berat begitu atasannya meninggalkan ruangannya.
Park Yun memarkirkan mobilnya didepan apartemen Namjoon. Lingkungan di sekitar bangunan cukup bersih meskipun bangunannya sendiri sudah bobrok. Sembari menunggu, ia membaca dokumen yang diberikan asistennya tadi.
Kim Namjoon, anak dari Kim Yeonwoo, pemimpin sah perusahaan Kim sebelumnya. Beberapa tahun yang lalu, keluarga Yeonwoo mengalami kecelakaan mobil, satu-satunya yang selamat hanya anak mereka. Ia dirawat selama 2 minggu dikarenakan gegar otak ringan, lalu dibawa pulang oleh adik Yeonwoo. Saat dia berumur 18 tahun, ia mulai tinggal di apartemen xxxx dan berkuliah di Universitas Hanyang jurusan Teknik. Ia dikabarkan memiliki IQ 148, dan pernah mendapat skor 850 untuk tes TOEIC ketika ia duduk di SMP. Prestasi lainnya juga ia dapatkan ketika mengikuti ujian persiapan masuk Universitas Hanyang, Kim Namjoon masuk dalam urutan 1,3% siswa dengan nilai terbaik.
"Hmm, Menarik." gumam Park Yun sembari tersenyum.
Setelah beberapa menit, ia melihat sebuah motor berhenti di depan apartemen, melihat dari foto yang didapatkan, sepertinya dia adalah Namjoon. Park Yun langsung turun dari mobil dan menyapanya.
"Apa anda yang bernama Kim Namjoon?"
"Iya?"
~~~~~~~~~
Tidak seperti yang aku bayangkan, dia cukup tenang dan dewasa. Sepertinya dia sudah tau siapa aku. Ia memberikan secangkir kopi padaku.
"Kamu sudah tau siapa saya?" Tanyaku sembari mengambil cangkir kopi dan meneguk isinya.
Anak itu mengangguk, "Park Yun, pemilik departemen terkenal di kota ini dan disebut sebagai orang terkaya kedua, dan juga ayah dari Park Irene."
"Kalau saya bilang beberapa hari yang lalu, saya melihat ada laki-laki yang datang ke rumah seorang wanita dengan menggendong wanita pemilik rumah itu, apa kamu mengerti apa yang saya maksud?
"Apa maksud anda datang kemari karena ingin mencari tahu hubungan saya dengan putri anda? Apa benar?" aku tersenyum mendengar jawabannya, lalu meletakkan cangkir kopi yang sedang kuminum.
"Kamu cukup pintar membaca situasi, Jadi apa kamu bisa memberikan jawaban yang akan membuat saya berada di pihakmu?"
"Saya sungguh-sungguh menyukai putri anda melebihi nyawa saya sendiri." Tegasnya.
"PFFT.. ekhem maaf."
Hampir saja aku kelepasan menertawakannya, baru kali ini aku mendengar ada orang yang tidak malu mengatakan itu dengan wajah serius.
"Apa kamu punya jaminan untuk hidup anak saya kedepannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Syndrome
RomancePark Irene dan Kim Namjoon, seperti minyak dan air. Tidak, bukan berarti mereka tidak bisa bersatu. Mereka serupa tapi tak sama. Mereka berdua tidak sempurna seperti romeo dan juliet, mereka selalu terlihat seolah semuanya baik-baik saja. Semasa hid...