Bagian 10

68 8 3
                                    

Dunia terus berputar, begitu pula waktu yang terus berjalan. Tidak terasa sudah sebulan berlalu, Selama sebulan itu aku hanya bisa bertemu Joon beberapa kali saat dia sedang bekerja di supermarket, bahkan chat pun kami jarang bisa melakukannya. Joon sibuk kerja paruh waktu dan menyiapkan event menggantikan Yujin sunbae yang katanya sedang sakit, aku juga ikut menyiapkan event meskipun tidak sebanyak Joon. Lalu aku disibukkan dengan kedua sahabatku yang entah kenapa akhir-akhir ini sering datang ke rumah dan Seokjin yang beberapa kali menawariku untuk makan malam dengannya, aku tidak enak menolaknya terus-menerus jadi aku menerima tawarannya. 

Hari ini adalah puncak dari event yang membuatku begadang semalam suntuk beberapa minggu kemarin hanya untuk mengecek pakaian dan properti lainnya -soalnya aku jadi sie perlengkapannya.

Ah aku ingin hari ini cepat berlalu dan aku bisa pergi kencan dengan Joon!

Baru saja dipikirkan, orangnya muncul dari atas panggung untuk mengecek peralatan panggung dengan membawa catatan. Wajahnya yang letih, kantung mata yang menghitam, dan beberapa kali menguap menandakan kalau ia begadang beberapa malam, apa dia makan dengan benar?  

"Hei lihat Namjoon sunbae, wajahnya serius sekali jadi semakin tampan. Tapi setiap ada Yujin sunbae di sebelahnya ketampanannya jadi tersembunyi." bisik adik tingkat di sebelahku.

"Iya, sepertinya Yujin sunbae juga tidak datang hari ini. Sayang sekali." bisik temannya.

Saat mendengar mereka mengatakan itu tanpa sadar aku terus melihat ke arah mereka berdua. Kedua adik tingkat itu jadi salah tingkah lalu meminta maaf dan pergi dengan terburu-buru. Padahal aku hanya melihat sebentar kenapa mereka seperti orang yang abis lihat hantu? Haha gak mungkin ada hantu siang bolong gini....

iya kan? 

"Irene!" Aku sempat berpikir yang memanggilku barusan adalah makhluk tak kasat mata. "Aku butuh bantuanmu." 

Yuna, ketua teater sekaligus ketua event ini, memintaku untuk menggantikan salah satu teman kami yang sedang sakit. Aku tidak enak menolak permintaannya jadi aku menyetujuinya dan sekarang aku sedang duduk dibelakang panggung dengan naskah di tanganku. Jujur saja ini adalah pertama kalinya aku tampil diatas panggung, aku melihat para pemeran lain yang akan menjadi teman sepanggungku nanti, suasana di belakang panggung sangat menegangkan. Ada yang berjalan kesana kemari dengan mulut komat-kamit, ada yang minum air terus lalu beberapa kali harus ke toilet karenanya, dan ada yang duduk tenang tapi tangan atau kakinya tidak bisa diam, intinya kalau mereka yang udah sering tampil di panggung aja gugup begitu apalagi aku.

TRING

satu pesan masuk dari Joon. Ia hanya mengirimkan stiker kelinci putih yang memiliki rona merah dipipinya dan satu ketikan 'Semangat!!'. Tak terelakkan sebuah senyuman terbit di wajahku menggantikan rasa gugup tadi.

"Irene, kamu senyam-senyum sama siapa?" tanya Yuri merangkul pundakku sembari melihat sekitarku.

"Nggak ada kok, kamu salah lihat."

"Masa sih aku salah lihat?" selidik Yuri.

"Irene, katanya kamu ikut tampil?" tanya Minji yang muncul dibelakang Yuri.

"Iyaa, kalian harus nonton aku di bangku depan ya."

"Pasti dong!"

Hidden SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang