Dari kejauhan ditempat yang sangat gelap, Joon berjalan menjauh dan aku berusaha mengejarnya namun ia semakin jauh. Aku harus memberitahunya kalau pernikahanku dengan Seokjin tidak akan pernah terjadi. Aku pun berusaha memanggilnya tapi suaraku sama sekali tidak keluar. Joon berhenti dan menoleh dengan ekspresi yang lagi-lagi membuatku sakit hati saat melihatnya. Lalu mengatakan "Aku menyukaimu Ren, aku harap kamu bahagia." Lalu ia berjalan lagi dan perlahan menghilang.
Saat aku membuka mata, aku sudah berada dikamarku. Kusibak selimut yang menutupi tubuhku dan berlari keluar.
"Ada apa nona?" Tanya Gaeun.
"Aku harus pergi,"
"Tapi no-"
Aku langsung mengambil jaket dan berlari keluar. "Maaf Gaeun tapi ini gak bisa ditunda." Tapi langkahku terhenti didepan pagar rumah.
"Kamu mau kemana malam-malam gini?" Sahut Park Hana dengan tatapan tajam pada anaknya.
"Aku mau kerumah temen."
"Temen yang mana? Ah maksudmu saudaranya Seokjin?" Irene tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. "Sudah berapa lama kamu kenal dia? Kenapa kamu sangat khawatir sampai-sampai harus pergi ke rumahnya?"
"I-itu... "
"Sekarang sudah malam."
"Hanya sebentar saja, aku tidak akan lama."
"Irene! kenapa kamu jadi tidak penurut seperti ini? Ibu tidak menyangka kamu berbohong pada ibu selama ini dan bertemu dengan cowok bernama Kai itu. Apa pertemuan dengannya membuatmu berubah seperti ini?"
"Hah? Kenapa Ibu tiba-tiba mengaitkan masalah itu? aku hanya kebetulan bertemu dengannya saat itu, kami juga hanya bertemu sebentar. Kami sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Aku datang ke konsernya dengan teman-temanku karena aku menghargai persahabatanku dengannya dulu, hanya itu."
"Haahh.. Baiklah, ibu akan mengabaikan satu hal itu. Lalu bagaimana dengan Namjoon? sejak kapan kamu mengenalnya?"
"Sudah lama. Kami hanya bertemu lagi dan sepakat untuk gak berpisah lagi."
"Kamu yakin sekali kalau dia gak akan meninggalkanmu, siapa tau dia sudah berubah selama kalian berpisah? Lagipula bukankah dia belum kerja? Memangnya dia bisa membahagiakanmu nanti?"
Irene mengepalkan tangannya, ia tidak bisa menahannya lagi.
"Ibu bahkan belum mengenal Namjoon dengan baik, kenapa ibu berpikir seperti itu? Ibu selalu mencurigai semua hal yang berhubungan denganku. Bahkan Ibu tidak pernah bertanya apa aku mau atau tidak, dan Ibu langsung melakukan semuanya tanpa persetujuanku."
Saat Park Yun masuk, Irene dan Park Hana hanya saling menatap tanpa bicara. Istrinya langsung masuk ke kamar sedangkan putrinya masih mematung ditempatnya.
"Hari ini pasti melelahkan, kamu istirahat saja ya," Ucap ayahnya menepuk kepala anaknya dengan lembut.
"Gaeun tolong ajak Irene ke kamarnya." Ujar ayahnya melenggang pergi menyusul ibunya. Gaeun langsung mengajak Irene ke kamarnya."Ayo nona." Irene menggeleng.
"Aku ingin keluar."
Irene berjalan keluar rumah, Gaeun berusaha menghalanginya tapi Irene tetap berhasil melewatinya. Ia hanya berjalan sambil melihat ke bawah dan menyadari kalau sudah berjalan sampai apartemennya Namjoon.
yah tujuanku memang kesini awalnya.
Aku mengetuk pintu apartemennya berulang kali namun tidak ada sahutan. Aku melipat kedua lututku lalu menenggalamkan wajahku. Selang beberapa waktu bunyi pintu terbuka terdengar, aku mengangkat wajahku. Joon awalnya terkejut namun ia kembali mengontrol ekspresinya kemudian ikut berjongkok didepanku lalu mengusap lembut pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Syndrome
Roman d'amourPark Irene dan Kim Namjoon, seperti minyak dan air. Tidak, bukan berarti mereka tidak bisa bersatu. Mereka serupa tapi tak sama. Mereka berdua tidak sempurna seperti romeo dan juliet, mereka selalu terlihat seolah semuanya baik-baik saja. Semasa hid...