LIMA

16 1 0
                                    

Kania banyak bercerita tentang kehidupannya sampai bagaimana dia bertemu dengan papah nya Karang. Lova hanya menjadi pendengar yang baik dia hanya tersenyum dan sesekali tertawa, berbicara pun hanya sekedarnya. Lova masih bingung dengan bagaimana Mamah nya Karang mengetahui namanya.

"Ya ampun kamu pasti bosen ya dengerin tante cerita terus dari tadi" ucap Kania

"Gapapa tante Esta siap kok jadi pendengar cerita yang baik" ucap Lova sambil tersenyum

"Suka deh kalo kamu disini tante bisa cerita-cerita gini, anak tante kan cowo semua jadi kalo cerita ga bakal se enjoy ini. Soal nya kan pemikiran cewe sama cowo beda" jelas Kania yang hanya di anggukki oleh Lova

"Emm tan Esta boleh nanya ga?" Tanya Lova

"Boleh dong sayang" ucap Kania sambil mengelus rambut Lova sayang.

"Tante bisa tau nama aku dari mana?" Tanya Lova penasaran tapi membuat Kania tertawa. Ternyata Lova tak ingat dengannya.

"Orang tua kamu sama tante kan sahabatan dari jaman SMP jadi tante tau kamu, malah dari pas kamu masih dalam perut bunda kamu. Tante juga sering main ke rumah kamu sebelum kamu sama keluarga kamu pindah ke Bogor" jelas Kania tapi Lova masih tidak ingat dama sekali jika dia pernah bertemu dengan Kania.

"Oh gitu ya tan? Esta ga ingat" ucap Lova jujur

"Tunggu disini" titah Kania

Lalu ia berjalan menuju ruang keluarga dan mengambil sebuah foto album buatan Kania sendiri dari rak disana. Foto album itu ia berikan pada Lova, Lova pun membuka album berwarna merah maroon bertuliskan 'Memory' itu.

Di lembar pertama terdapat foto 3 orang remaja menggunakan seragam putih biru yang sedang tersenyum bahagia. Terdapat tulisan tangan diatas foto itu 'Nia, Ian, Mika'.

"Ini tante yang tengah ini ayah kamu dan ini bunda kamu" ucap Kania sambil menunjuk foto itu.

"Pertama kita kenal karena waktu itu kita sama-sama dapet hukuman bersihin aula sekolah, dari sana kita saling ngobrol, ketawa-ketawa dan akhirnya kita deket banget sampai menjadi sahabat" jelas Kania

Lova membuka lembar berikut nya disana terdapat 3 orang yang sama di foto sebelum nya memakai seragam SMA ditambah satu orang lelaki berseragam beda dengan yang lain yang Lova tak tau siapa itu.

"Yang seragam nya beda ini namanya Nakula papahnya Karang"

Lova hanya mengangguk kan kepala nya saat Kania menjelaskan foto-foto yang ada dalam album itu. Dari sana Lova bisa lihat betapa akrabnya Kania dengan orang tua Lova.

"Ini aku" ucap Lova saat melihat foto dia yang berumur sekitar 3 tahunan disana bersama dengan seorang anak perempuan berkuncir dua disebelahnya dan seorang anak laki-laki yang berdiri agak jauh dari mereka.

"Iya ini kamu, ini Bintang, dan yang cowo ini Karang" jelas Kania yang membuat Lova terkejut, ternyata sekarang dia berada dirumah sebuah keluarga yang sangat ia hindari sejak dulu.

Lova membuka lembaran demi lembaran dan dari situ Lova mulai ingat lagi masa kecilnya.

"Waktu itu mungkin kamu jarang sekali liat tante karena waktu itu tante sakit. Jadi lebih sering ada dirumah atau ga di rumah sakit mangkannya Karang lebih sering ngabisin waktu nya sama Kakek dan neneknya" jelas Kania

"Ekhem.."

Lova dan Kania pun menengok ke belakang dan melihat Karang yang berdiri di belakang mereka sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku celananya lalu menyodorkan handphone Lova yang dia ambil dari sakunya.

"Balik gih" titah Karang

"Yang sopan Karang" tegur Kania

"Gapapa tante lagian udah sore juga niat Esta kesini juga untuk ambil hp" ucapnya sambil tersenyum ramah

Between AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang