TUJUH

17 1 0
                                    

Angin yang berhembus malam ini seolah menemani Lova berkelana menuju masa dimana dia berjuang keras untuk melupakan rasa sakit dan kekecewaan. Masa dimana dia bertemu dengan sosok bijak dan dewasa, sosok yang mengajarinya untuk bertahan, melawan, dan memaafkan. Sungguh sosok yang amat sangat berarti dalam hidup Lova.

Dia Aksara, lelaki tampan dengan dengan segudang kemampuan. Tuhan mengirimnya saat Lova berada dititik hampir menyerah, Aksara menemaninya dikala semua orang jijik menatapnya, Aksara mempercayai nya dikala semua orang mencaci nya, Aksara melindungi nya dikala semua orang menuduhnya. Aksara adalah segalanya bagi Lova.

Flashback

"Kamu jelek" ucap anak lelaki yang tiba-tiba berjongkok di depan Lova yang sedang duduk di kursi taman sekitar rumah omanya. Lova bingung karena dia tak mengenal anak itu.

"Kamu cucunya oma irma kan?" Tanya lelaki itu dan hanya di jawab anggukan oleh Lova.

"Aksara" sambil mengulurkan tangan nya

"Esta" jawab Lova singkat sambil menerima uluran tangan Aksara

"Masalah itu dihadapi bukan ditakuti, tuhan tau kamu kuat jadi tuhan kasih kamu masalah. Jika kamu gak bisa menyelesaikan maka yang harus kamu lakukan hanyalah bertahan" ucap Aksara seraya duduk disamping Lova.

"Esta ga takut sama masalah yang Esta takut orang-orang yang Esta sayang pergi karena masalah yang tuhan kasih ke Esta" ucap Lova

"Kalo orang yang Tata sayang pergi karena masalah yang Tata hadapi, berarti mereka ga pantes buat ada di samping Tata" jelas Aksara

"Termasuk Ayah sama Bunda?" Tanya Lova

"Ayah sama Bunda Tata ga mungkin pergi ninggalin Tata" jawab Aksara

"Terus kenapa mereka buang Esta ke rumah oma? Mereka ikut marahin Esta, padahal Esta sama sekali ga salah" ucap Lova kecil sambil menangis

"Mereka bukan buang Tata tapi mereka nyelamatin Tata supaya Tata bisa hidup tenang disini tanpa ada yang jahatin Tata lagi" jelas Aksara

"Aksa kolot banget sih ngomong nya, kaya Bunda Esta kalo lagi ceramahin Ayah" ucap Lova tersenyum sambil terus mata nya mengeluarkan air mata.

"Jangan nangis, Tata tambah jelek" ucap Aksara sambil menghapus air mata yang mengalir di pipi Lova.

"Aksara panggil Esta Tata?" Tanya Lova dan hanya dijawab dengan senyuman oleh Aksara.

"Aksara tau ga, satu minggu Esta di Bogor itu rasanya udah kaya beratus-ratus hari. Esta ngerasa sendirian, dibuang, sampe Esta berpikir kalo tuhan itu gak adil. Tapi semua itu tiba-tiba hilang semenjak Aksara duduk disini. Aksara hebat!" Sambil mengacungkan 2 jempolnya.

"Aksara akan selalu ada untuk Tata, Aksara janji" ucap Aksara penuh keyakinan didepan Lova dengan senyum yang tulus.

Flashback off

Mengingat pertemuan pertama Lova dengan Aksara 8 tahun lalu, membuatnya meneteskan air mata. Semua kenangan itu berputar di kepalanya seperti film lama yang di tayangkan kembali.

Lova memejamkan matanya sambil menikmati hembusan angin yang seakan menyampaikan pesan kerinduan malam ini, dengan berpegang pada pagar balkon kamarnya yang seakan menjadi penguatnya.

"Sayang" ucap seseorang yang tiba-tiba menyentuh pundak Lova

"Bunda" ucap Lova langsung menghapus air mata yang membasahi pipinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang