rêver 3

944 57 1
                                    

Ian dan aku berencana menonton berbagai film untuk mengisi waktu begadang kami. Tapi yang terjadi adalah kebalikkanya, Tv Led 54"  itu yang malah menonton kami mengobrol.

Ian menceritakan tentang calon Kekasih barunya. Antony, lelaki berumur 27 tahun yang ditemuinya di tempat gym. menurut Ian, Antony merupakan tipe idealnya. Tinggal tunggu waktu saja mereka bersama.

Terkadang aku tak mengerti bagaimana cara Ian bisa jatuh cinta dengan sesama jenisnya. Apakah kromosomnya sama denganku?

Kalau sudah begini aku merasa cinta itu buta.

"Kau harus mengenalkannya padaku. Harus." Tekanku pada Ian.

Ian menyetujuinya. Mungkin minggu ini aku bisa bertemu Antony.

Tepat pukul 4 dini hari, bunyi motor terdengar masuk di pekarangan rumah Ian.

Aku menoleh kearah Ian, mengirim sinyal siapa kemungkinan yang datang di pagi buta.

"Jo." Jawab  Ian tanpa perlu aku bertanya.

"Kau bilang dia akan sibuk. Agrrr! Aku tak percaya lagi dengan kata-katamu."

Ian terkekeh mendengar omelanku

"Berbaik hatilah kepadanya, dia pasti lelah dengan kasus Jessica."

"Baiklah aku akan mencoba." Kataku pada akhirnya, "tapi selama dia tidak menjadi manusia goa yang menyebalkan." Lanjutku.

Tak berapa lama Jo masuk dengan kuncinya sendiri.

Lelaki berambut cepak yang di potong rapi, garis wajah yang tegas, rahang yang di sedikit di tumbuhi rambut-rambut halus karena belum bercukur, kalau boleh jujur menambah kegagahan Jo. Belum lagi mata yang setajam elang walaupun tercetak jelas lingkaran hitam di bawahnya dan garis hidung yang seperti di pahat sempurna..

Jo merupakan tipe laki-laki yang selalu kalian ikuti dengan mata kalian hingga ia tak terlihat lagi, lalu teriakan kekaguman berseru setelah dia menghilang dan ketika kalian berhasil mengambil nafas lagi.

Intinya, dia akan membuat para gadis menoleh dua kali, menahan nafas dan tak bisa melepaskan pandangan dari dirinya.

Dia orang yang sangat menarik, kalau saja mulut pedas dan tatapan menyebalkan tiap kali melihatku itu berubah manis sedikit saja, mungkin aku sudah menjadi salah satu gadis yang ikut berderet mengaguminya.

Tak habis pikir kenapa dia sangat membenciku dan aku rasa hanya padaku. Sikapnya kepada perempuan lain sangat manis tapi tidak padaku.

Jo duduk di  sebelah Ian

"Hai bro. Sup?" Sapanya pada Ian. Tanpa menyapa ataupun menoleh kepadaku.

Aku tak pernah mengharap dia menyapaku. Tapi, agrrr, sekarang aku manusia kasat mata. Jo bahkan menganggap aku tak ada. Hell!

"Halo jooo. Aku juga ada disini." Sapaku sarkatis ketika jo akan mengambil snack2 kami.

Jo menoleh ke arahku sejenak

"Ooooh. Aku tahu."

Hanya itu responnya! Aku ingin mencekiknya sekarang.

Ian hanya meringis melihat perilaku Jo kepadaku.

"Bagaimana perkembangan kasus Jessica, jo?" Tanya Ian berusaha mencairkan suasana. Well, karena jelas jo mengacuhkan aku, lebih baik aku menonton film yang entahlah apa jalan ceritanya sekarang. Bertingkah Pura-pura film nya menarik walau sebenarnya aku memasang telinga mendengarkan perkembangan kasus Jessica.

"Masih dalam proses penyelidikan. Belum ada perkembangan lebih lanjut. Banyak kecurigaan mengarah ke kekasih Jessica." Jelas Jo.

"Hendrik? Apakah dia di tahan sekarang?" Tanya Ian penasaran.

rêverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang