-Lili-
Mala mini aku sedang berada di acara prom night kelulusan kami. Aku sudah lulus di Korean University dan tentu saja Logan Rachel juga lulus di Harvard University. Setelah sekian lama akhinya aku bisa kembali bercengkrama dengan teman-teman sekolahku. Logan juga berada disini. Teman-temanku sepertinya tahu jika aku dan Logan sedang ada masalah karena biasanya kami akan selalu menempel satu sama lain seperti perangko.
Hee Ju dan Riris mengajakku ke lantai dasar untuk bersenang-senang. Setelah menggila bersama dengan kedua orang itu aku butuh istirahat, aku lelah.
Aku pikir aku harus menyelesaikan masalahku dengan Logan, jadi aku ke lantai dua mencarinya tapi dia tidak ada. Aku memtuskan untuk menghirup udara segar jadi aku menuju balkon. Entah kenapa jika terlalu banyak orang di sekitarku kepalaku selaku pusing.
"Lili itu anaknya manja, keras kepala dan sangat menyusahkan. Kalian jangan ada niat pacaran dengannya dehh. Banyak wanita yang jauh lebih baik dibanding dia" itu suara Logan. Mendengar itu udara di sekelilingku terasa menipis, tanganku mengepal dengan kuat. Aku berjalan melewati Logan dan orang-orang itu, mengambil tasku dan pergi dari tempat ini.
Aku melihat Logan mengejarku dengan cepat aku bersembunyi dan mematikan telponku. Saat sedang sedih aku lebih suka sendiri. Aku memutuskan berjalan kaki. Melihat sebuah kedai yang sepi aku masuk dan memesan beberapa makanan dan minuman, aku lapar sekali.
Seseorang tiba-tiba duduk dihadapanku "Masih banyak meja lain tuan" ucapku, orang itu menurunkan maskernya "Hai" katanya. Jungkook. Dengan segera aku memasangkan maskernya kembali. "Apa-apaan kamu! Pergi ke meja lain aku tidak ingin ada kesalahpahaman" ucapku sedikit kesal.
Aku hanya takut besok muncul artikel yang mengatakan kami sedang berkencan. Makanan yang sudah aku pesan akhirnya datang. "Hemmm" aku menghembuskan nafas "Makanlah" lanjutku. Tidak mungkin aku tidak memberi makan orang yang ada di hadapanku ini.
Kami makan tanpa ada perbincangan, aku tiidak menatapnya sedikitpun, walaupun terkadang aku dapat merasakan kalau beberapa kali dia menatapku.
"Namaku Kim Jung Kook" katanya memperkenalkan diri. Akhirnya aku menatapnya. Aku tidak tahu alasan kenapa dia harus memperkenalkan dirinya, biarpun dia tidak memperkenalkan diri aku juga sudah tahu dia siapa.
"Aku tahu" jawabku
"Bagaimana denganmu?" tanyanya
"Apa?" aku balik bertanya
"Namamu. Namamu siapa?"
"Kamu tidak perlu tahu, ini juga terakhir kalinya kita bertemu" jawabku lalu mengambil tasku.
"Berapa semuanya?"
"Enam puluh ribu" jawab pedagang tersebut. Saat hendak membayar, dia mendahuluiku. Dia membayar dan mendorongku keluar. Aku memberikan uang kepadanya "Aku tidak ingin berhutang" dia meraih tanganku dan mengembalikan uang yang ku berikan. Kau menyerah, sekarang aku butuh waktu sendiri "Terima kasih" ucapku dan berbalik meninggalkannya.
Aku terus berjalan. Melihat ad ataman bermain aku memutuskan duduk di salah satu ayunanan. Akhirnya pertahananku runtuh, air mata yang sudah aku tahan sejak tadi akhirnya jatuh juga.
-Jungkook-
Akhirnya sekarang aku punya waktu untuk bersantai setelah konser dibeberapa negara. Aku sedang berada di sebuah cafe. Sepertinya beberapa orang sudah menyadari keberadaanku. Dengan segera aku beranjak dari cafe tersebut "Wah dugaanku benar" ucapku, karena sekarang aku sedang diikuti oleh beberapa wanita.
Aku masuk ke sebuah perpustakaan, saat berbelok ke sebuah sudut ruangan ternyata ada seorang wanita. Mendengar suara segerombolan wanita tersebut dengan segera aku bersembunyi dibalik wanita tersebut.
"Husst" kataku sepelan mungkin.
"Jungkook? Kata wanita ini sambil melihat segerombolan wanita tersebut, sepertinya dia mendengarnya. Akhirnya segerommbolan wanita itu pergi. Wanita ini membalik badannya menghadapku, aku membuka masker yang kugunakan "Terima kasih" ucapku padanya, dia hanya mengangguk dan pergi.
"Jantungku" kataku sambil memegang jantungku yang berdetak kencang "Itu karena tadi aku berlari" kataku meyakinkan diriku.
***
Sudah sekitar dua minggu semenjak pertemuanku dengannya, aku juga tidak tahu kenapa aku menghitungnya "Bodoh" aku bergumam pada diriku.
Aku sangat lapar, saat keluar kamar suasana apartemen sepi sepertinya member yang lain sudah istirahat. Aku memutuskan ke toko yang dekat dari apartemen untuk membeli ramen sekalian menghirup udara malam.
Diperjalanan aku melihat wanita yang sudah mengganggu pikiranku, aku mengikutinya tanpa sadar. Biarpun aku ingin berhenti tapi kakiku terus melangkah mengikutinya. Dia masuk ke sebuah kedai "Sepertinya dia sedang sedih" pikirku. Melihat hanya ada dia di kedai tersbut aku memtuskan masuk dan duduk di hadapannya.
"Hai" ucapku sambil membuka masker yang aku gunakan. Dia terlihat sangat kaget dan memasangkan kembali maskerku "Lucu" pikirku sambil tersenyum.
"Apa-apaan kamu! Pergi ke meja lain aku tidak ingin ada kesalahpahaman" ucapnya kesal. Sepertinya dia takut akan muncul sebuah artikel tentang kami. Makanan yang dipesannya datang "Hemmm" dia menghembuskan nafas "Makanlah" lanjutnya, aku tersenyum mendengar itu. Kami makan dengan lahap tanpa ada perbincangan di antara kami.
Beberapa kali aku menatapnya yang sedang makan "Namaku Kim Jung Kook" kataku memulai pembicaraan. Dia menatapku "Aku tahu" jawabnya singkat.
"Bagaimana denganmu?" aku ingin mengetahui namanya "Apa?" tanyanya "Namamu. Namamu siapa?" tanyaku sambil menatapnya "Kamu tidak perlu tahu. Ini juga terakhir kalinya kita bertemu" jawabnya. "Terakhir kali?" tanyaku dalam hati. Aku harap kamu salah, semoga ada pertemuan-pertemuanselanjutnya antara kita.
"Sepertinya aku mengenalmu secara tidak sengaja dan mencintaimu tiba-tiba" pikirku.
Selesai makan dia langsung pergi membayar makanan tersebut, dengan segera aku mendahuluinya dan mendorongnya keluar dari kedai tersebut. Dia memberiku uang "Aku tidak ingin berhutang" dia marah. Aku meraih tangannya dan mengembalikan uang yang diberinya.
"Terima kasih" katanya kemudian dia meninggalkanku lagi, sepertinya dia menghindari perdebatan.
Lagi-lagi aku mengikutinya. Dia duduk di ayunan. Dia hanya diam, sepertinya aku benar dia sedang sedih "Ice cream" dengan segera aku pergi membeli ice cream, tidakkah wanita suka dengan yang manis-manis.
Aku berlari sekencang yang aku bisa, aku takut jika nanti dia pergi. Melihatnya masih duduk di ayunan itu aku lega. Dia menangis. Kenapa dia menangis, aku ingin tahu. Aku hanya diam walaupun ingin rasanya menenangkannya. Pada akhirnya aku hanya menunggunya berhenti menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love You?
RomanceLili mencintai sahabatnya tapi sahabatnya itu sudah mempunyai pacar, ditengah rasa galau tanpa sengaja Lili bertemu seorang anggota boy group terkenal.