Bab II - Briefing

4 1 0
                                    

"Karena Lev sudah tahu kita akan ke mana, aku rasa kalian semua pasti sudah tahu target lokasi kita berikutnya," Boris memulai pengarahan hari ini dengan sedikit sindiran. Matanya menatap tablet separuh tembus pandang.

Pada layar di belakang Boris, terpampang peta yang menunjukkan area LUNA. Kepulauan Nusa Antara berada di wilayah paling selatan. Sementara itu Uni Republik Petersburg-Siberia membentang di sebelah utara dari bagian timur Benua Galatea sampai Selat Bering.

Tidak ada yang menjawab Boris dengan kata-kata, beberapa dari mereka justru menggeleng. Termasuk Win - seorang laki-laki berambut hitam acak-acakan, berkulit kuning cerah, dan tampak seperti selalu tersenyum - dan Lakhsman yang berkulit coklat gelap dan nyaris gundul.

Sementara itu, Yon hanya menatap kosong pada peta. Dia adalah seorang perempuan berambut hitam panjang, berkulit pucat, dan sedikit lebih tinggi daripada Lev. Berbeda dengan anggota regu Vrka lainnya, dia tidak berasal dari LUNA melainkan dari Semenanjung Daehan. Semenanjung di sisi timur Benua Ayuria dan di dekat kepulauan dari Kekaisaran Nichi itu kini sudah hancur akibat perang besar serta ledakan nuklir.

Yon juga anggota teranyar regu Vrka, sebelumnya dia adalah musuh yang mereka hadapi saat mengerjakan misi di Semenanjung Daehan.

"Ck, ck, ck," Sawamura berdecak. Ujung rambutnya yang dicat agak coklat sedikit menutupi dahi. Walau ruangan ini hanya disinari cahaya dari layar di belakang Boris, terlihat paras tampannya tersenyum sinis ketika dia melirik tajam pada Lev di sudut belakang ruangan, "Luar biasa. Beruang kerdil ini bisa menutup mulutnya, kita harus merayakan ini."

"Tentu," Lev mendesis, "akan kurayakan dengan mengumpankan jantungmu ke harimau siberia."

"Hebat, hebat," Sawamura bertepuk tangan, "andai saja akurasi tembakanmu sehebat ketajaman lidahmu."

"Kau mau berkelahi, banci? Ayo sini!"

"Kalian berdua keluar dan push up 200 kali, sekarang, atau kupastikan raksasa besi kalian mengalami malfungsi di tengah misi," Boris mendengus.

"Cih," tidak seperti biasanya, Lev langsung menurut. Dia keluar sambil membanting pintu.

Boris lalu menatap datar pada Sawamura sampai akhirnya kakak dari Saki itu menghela nafas dan ikut keluar ruangan.

"Kalau ada yang mau menemani mereka, keluar sekarang juga," kata Boris mengakhiri.

Win hanya menaikkan bahu dan menggeleng sok tahu sementara yang lain diam saja. Lakshman tidak sepenuhnya diam, karena dia menahan diri dari cekikikan. Tidak ada kata yang terucap sampai Lev mendadak membuka pintu dengan keras dan kembali membanting daun pintu.

Pintu membuka lagi, kali ini Sawamura memprotes, "Bisa tidak, kau jangan membanting pintu tepat saat orang lain mau masuk ruangan?"

"Aku kira kau belum selesai," Lev mengangkat bahu. Dia bergerak cepat, lalu duduk di samping Wijaya.

"Ada apa kau tiba-tiba pindah?" tanya Wijaya pelan.

"Puh, tinju bahuku kalau ada bedebah yang cari gara-gara lagi atau aku terpancing," jawabnya. Wajah Lev tampak tenang, tetapi napasnya agak menderu.

"Ahem, pengarahan kita mulai," Boris berdeham lagi. Peta di belakang Boris membesar, menunjukkan area Siberia Tenggara yang menjadi bagian dari Uni Republik Petersburg Siberia.

Wilayah itu berbatasan langsung dengan Semenanjung Daehan. Berbeda dengan wilayah Qing yang juga berbatasan langsung dengan semenanjung Daehan, Siberia Tenggara jauh lebih bermasalah karena preman dan milisi bersenjata kadang menyusup ke sana.

Wijaya menduga kemungkinan besar mereka ditugaskan untuk mengejar milisi bersenjata yang masuk daerah itu. Mungkin sekitar area Vladivostok.

Boris melanjutkan, "Berdasarkan permintaan dari Divisi Kelima Siberia, kita akan diterjunkan untuk memeriksa area ini, pegunungan di sebelah timur laut Danau Bolon."

Stielkruger: Re-MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang