08 kesepakatan

247 16 6
                                    

Apartement

Seokwoo yang lumayan lama tinggal di tempat persembunyiannya ini,
Terpaksa harus kembali ke rumah.

Eunwoo mengancam menawarkan dua pilihan padanya
Memilih Pulang bersama, atau penjemputan paksa anak buah kiriman sang ibu

Melipat lipat pakaian sembarang, lalu memasukannya ke dalam tas,
Ia muak eunwoo menemukannya. Yang kini tengah berdiri mengawasi, agar ia tak bisa melarikan diri lagi
Di tambah irene  juga beberapa kali tak kunjung menjawab telpon
Membuatnya kesal

"Nyerah" hina singkat eunwoo hingga
Seokwoo mengepalkan tangan menahan amarah yang seketika membuncah

Seokwoo lalu melemparkan tasnya kasar pada eunwoo
"Ambil ini" ucapnya jengkel

Eunwoo puas dan malah menerima membawakan

Keduanya turun dari apart menggunakan lift dan menaiki taxi.
Bersebelahan tetapi memalingkan pengelihatannya masing masing  ke luar kaca mobil

Eunwoo isi kepalanya kembali memikirkan soal seokwoo berada di rumah hyeyoon tadi, bertanya
"Abis ngapain  di rumah hyeyoon?" Nadanya terdengar cemburu

"Bukan urusanmu calon kaka ipar"
jawaban seokwoo tidak di harapkan eunwoo penasaran

"Jangan ngulur waktu lagi demi menikahi irene"

"Kamu pikir alasanku  karna itu"
seokwoo jengah kenapa orang orang mengira, semua usaha yang ia lakukan karna terlalu mencintai irene.
Padahal dia hanya ingin mewujudkan impiannya dulu sebagai arsitek

"Turuti saja orang tuamu,
jangan pernah mencoba bersembunyi lagi apalagi melampiaskan"

Seokwoo yang tau eunwoo menyukai hyeyoon, mengerti arti melampiaskan mengarah kemana
"saeron dan irene tidak jauh berbeda yang membedakan irene lebih dewasa, tapi kali ini aku sering bertemu dengan hyeyoon
Manis,apa adanya , berani" ujar  seokwoo menyelipkan senyum miring di bibirnya agar eunwoo merasa gerah

"Ya dia memang manis"
Jawab eunwoo tepat dugaan

****

"Gak bosen ngumpul terus?
Yang di bicarain juga itu lagi itu lagi kan? pernikahan ini itu"
Gerutu pada nenek tengah memandanginya bercermin, memakai kemeja putih lengan pendek yang sudah di pilihkan sang ibu

Nenek memegangi wajah tampan seokwoo, merapi rapikan pakaianya sebentar
"Mungkin udah jodoh" ucapnya

"Jadi aku harus berlapang dada"
Tak ada cara lain lagi bisa seokwoo lakukan selain menuruti orang tua terutama sang ibu yang egois

"Nanti cinta juga ngikut" ucap
nenek sembari keluar kamar meninggalkan seokwoo menemui saeron baru datang

Keluarga saeron beserta keluarga seokwoo semua sudah hadir.
Berbarengan duduk mengelilingi meja makan dengan hidangan mewah nan mahal di atasnya
Tetapi eunwoo tak ikut malam ini

"Wah cantiknya....." puji ibu seokwoo pada saeron

"Ini juga cantik" ibu saeron berterima kasih pada ibu seokwoo telah menyiapkan makanan khusus untuk menyambut keluarganya

"gimana ini? besan, kita mulai atau nunggu seokwoo dulu"
Ucap bapa seokwoo
Menunggu kedatangan anaknya masih bersiap di kamar

Saeron sumeringah
Jari jemarinya meremas dress putih yang di kenakan, seolah tak sabar ingin bertemu rindu

Derap langkah kaki sengaja di keraskan, kini mulai terdengar
Seokwoo datang memasang wajah datarnya,
Kemeja putih yang nerniat di couplekan, berganti menjadi warna hitam
Seokwoo menunduk hormat tak ikhlas, tanpa sepatah katapun enggan sedikit melepas sapaan atau senyuman membalas saeron

You're My HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang