Malam itu untuk pertama kalinya balkon apart Jisung jadi sangat ramai dengan alat panggang di tepi balkon yang tengah memanggang daging sapi. Tentunya daging itu sudah diberi bumbu terlebih dahulu.
Jaemin sama Haechan yang kebagian memanggang daritadi heboh dan saling melontarkan makan kalau tak sengaja menyenggol teflon panas.
“ Si anying rasanya kok nyess banget kek ucapan mantan! ” latah Jaemin kala sekali lagi tangannya menyenggol teflon. Haechan di sampingnya cuma bisa menatap Jaemin datar.
Sedangkan lainnya memilih menyiapkan jagung bakar yang baru saja dibeli Mark saat turun mencari minuman soda bersama Jisung tadi. Mereka juga menyiapkan beraneka macam rasa mayo. Ah, lebih tepatnya mengeluarkan semua koleksi mayo Jisung dari dalam kulkas. Jisung hanya bisa tabah melihat nasib mayonya yang pasti tak akan lama lagi mengingat porsi makan anak Dream itu sama dengan porsi makan orang se-RT ditambah Sehun dan Tae samchon yang juga hobi makan (╥_╥) Tekor sudah dia untuk sebulan ke depan.
“ Le, bukain daging lagi, donk. Si Nana tangannya masih dikompres. ” Haechan sedikit menolehkan kepala dan mendapati Chenle yang dengan sigap menghampirinya dengan sebungkus daging. Bungkus terakhir yang akan mereka panggang.
Chenle menarik plastik pembungkusnya tapi tak kunjung robek sehingga ia berkutat dengan daging itu selama kurang lebih lima menit.
“ Le, masih lama? Ini keburu dagingnya mateng, ” kata Haechan yang sudah kembali membalik daging yang tengah ia panggang.
“ Ya, bentar hyung. Ini susah banget suwer ” Chenle menarik plastik itu lebih kencang dan kuat tapi nihil. Plastik itu bahkan tak bergeser sedikit pun dari tempat semula.
“ Ini plastik apa kaca, si?! Susah amat sobeknya!! ” gerutunya.
Haechan akhirnya hilang kesabaran karena ia memang tidak terlalu suka menunggu. “ Sini gue aja yang ngebuka kalo lo gabisa. Bisa-bisa selese seratus taun lagi kalo cara bukan lo aja ngawur gitu. ”
Haechan merebut daging dari tangan Chenle lalu membukanya. Tapi anehnya plastiknya lebih kuat dari sebelumnya sehingga dia butuh dua kali tarikan agar bisa membuka.
Kreett
“ Gini cara bukanya. ” sombongnya di depan Chenle tapi cowok itu hanya memasang tampang polos. “ Ohhh gituuu. Chan hyung hebat, ya. ” pujinya.
“ Jan dipuji terus. Tar besar tu kepala gabisa masuk mobil lagi. Kan gaswat! ” ucap Jaemin lebay bin alay.
Haechan beralih menatap Jaemin tajam. “ Tu mulut minta banget gue panggang ya, Min? ”
“ Hehe baperan amat lo, Chan hehe ” cengirnya tanpa rasa bersalah.
“ Haha hehe haha hehe_- Sini lo kampret bantuin gue manggang! ”
Jaemin pura-pura tidak mendengar Haechan, memilih menempelkan kembali es batu pada tangannya yang sudah membaik sedari tadi.
“ Pake pura-pura budeg segala lagi! Beneran gue panggang lo lama-lama. ” gertaknya setengah menggeram membuat Chenle yang masih ada di sampingnya bergidik.
“ Gue aja yang bantu ngebolak-balikin dagingnya, hyung. Lo bantuin yang laen aja daripada ikut kebakaran jenglot cuma gara-gara Jaemin hyung. ” tawar Chenle tapi malah dapet pelototan dari Haechan.
‘ Gue ada salah ngomong? ’ batin Chenle bingung.
“ Woy, Chan! Napa lo? Asem banget tu muka. Pms yeu? ”
“ Enak aja lo, hyung! Yakali gue pms. Lobang aja cuma ada buat jalan keluar sisa pabrik! ” sewot Haechan menanggapi Mark.
Jeno di sampingnya tertawa-tawa mendengar ucapan frontal Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOPPELGÄNGER ✔
Science-FictionDoppelgänger bukanlah suatu bayangan. Mereka biasanya terlihat oleh orang itu sendiri, karena Doppelgänger merupakan sebuah pantulan. Doppelgänger orang tersebut akan memberi nasihat seputar masa depan orang yang melihatnya. Biasanya, orang yang mel...