SMA
Mencintai tanpa di cintai, kamu tahu? Kamu cinta pertamaku, pacar pertamaku, aku tak tahu apakah itu bisa di sebut pacaran? Dan apakah aku bisa mengingatmu dengan sebutan mantan? Entahlah. 8 tahun... Itu bukan waktu yg mudah melakukan ini, kamu mengajariku dunia baru, CINTA. Kamu mengajariku rasa yg sebagian besar dirasakan orang dewasa, JATUH CINTA. Tapi.. Saat itu juga kamu memberiku paketnya dari CINTA, yaitu PATAH HATI. Kamu tahu? Rasa ini membekas selama 8 tahun di hatiku, sukar melupakanmu, bahkan kenangan dulu. Aku tahu, ini hanya cinta pertama. Tapi adakah yg salah dengan kata itu? Terserah mereka bilang aku gila atau keras kepala. Karena tak juga melupakanmu yang telah membuatku menjadi seorang philophobia, dan malah masih mecintaimu di umurku yg telah 17 tahun ini. Sebenarnya ini juga tak semua salahmu, salahku. Karena tak bisa melihat cinta untukku di matamu, juga aku telah mencoba untuk melupakanmu, dengan cara menyukai orang lain. Tapi apa? Saat aku mencoba hal itu, orang yg kusuka, mempunyai kekasih, hanya memberi harapan atau friend zone dan masih banyak lagi alasannya. Aku tak sepenuhnya berharap tuhan mempertemukan kita kembali, meski aku ingin. Tahukah kamu? Sampai detik ini, aku masih mencari info tentangmu. Tapi aku memang tak pernah menjadi bagian dari hidupmu yah? Miris. Sampai2 wajahmu suka hadir dalam mimpiku, aku sempat beberapa kali melihatmu di tempat umum aku ingin menyapamu, tapi aku terlalu takut.
Tuhan, aku tak tahu apa yg engaku takdirkan terhadap jalan percintaanku. Aku sukses, amat sukses dalam bidang pendidikan. Tapi aku selalu gagal untuk ini, aku terlalu bodoh untuk ini, bahkan aku selalu jadi korban untuk hal ini. Dan saat SMA, ternyata ia masuk SMA yg dekat kompleks rumahku. Meski aku tak pernah melihatnya saat berangkat dan pulang sekolah. Apa maksud semua ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Librarian Man
Short StoryKamu yang duduk menghadap jendela dan selalu menatap serius pada tulisan dari salah satu karangan seorang filsafat.