Part 9

61 8 0
                                    




Pagi ini Aldo dan Anggis sudah berada ditaman belakang rumah Anggis, dengan sepoi sepoi angin yang menyejukkan menjadi saksi atas keberadaan mereka.

"Bentar lagi masuk ya anginnya gak baik buat kesehatan lo", bujuk Aldo
"Gak ah gue suka suasananya jadi kangen puncak", jawab Anggis
"Ayo lah enak an didalem lo bisa tidur sambil makan cookies sama teh ehhhm enaknya", bujuk Aldo sekali lagi
"Mana bisa tidur sambil makan", perkataan Aldo dijawab dengan bijak oleh Anggis
"Lagian kan gue gak bisa makan sembarang paling mentok gue makan kan nasi di tim sama asparagus", tambah Anggis
"Gapapa deh gue bikinin makanan enaaaaak banget", bujuk Aldo dan mata Anggis langsung berbinar aaah dia sangat merindukan makanan enak sekarang sudah lebih dari seminggu dia makan makanan hambar seperti itu.
"Ok ayo", jawab Anggis dan langsung Aldo mendorong kursi roda Anggis.

"Makanan dah jadi", ucap Aldo sambil menyodorkan makanan yang telah dia buat tadi
"Serius lo bikinin gue ini", jelas Anggis
"Iyalah", jawab Aldo yakin seribu persen
"Gue kagak suka kurma gimana gue mau makan puding kurma". Rengek Anggis
"Tapi lo harus makan ya ini aaa", ucap Aldo menyodorkan sesendok puding kurma
"Gak", tolak Anggis lagi.

"Assalamualaikum woy bu hajjah dateng bukannya disambut malah bertengkar", suara nyempreng itu membuat kedua manusia yang sedang berantem ini menoleh
"Gin lo bawa gue kabur dari ni anak sumpah gue gak bisa", ucap Anggis memelas
"Tenang miss Indonesia ini akan menyelamatkan ananda YOK kita ke Cafe langganan kita", ajak Gina dan langsung mendorong kursi roda temannya ini
"Bye bye", ucap sombong Anggis sambil melambaikan tangan di lelaki ini
"Woy lo mau bawa tu bocah kemana?" Suara itu tak dapat membuat kedua wanita ini memberhentikan langkahnya malah makin mempercepat.



Triiiing

Bel Cafe itu berbunyi dengan nyaring menandahkan ada pelanggan yang mau membeli menu di tempat tongkrongan anak muda nan gaul masa kini.

"Ada yang bisa saya bantu", ucapan ramah seorang lelaki muda yang memiliki wajah tampan mengalahkan mantan Gina, dan menyerupai wajah Jimin ini membuat Gina terbelalak
"Mata woy mata", ucapan Anggis itu membuat Gina mengumpat gadis ini dalam hatinya
"Ada yang bisa saya bantu", sekali lagi lelaki ini menawarkan
"Saya mau milk tea", pesan Anggis yang sama sekali tak berniat meminumnya hanya memesannya saja
"Mbaknya?" Tanya lelaki ini
"Oh iya saya mau latte aja deh", jawab Gina
"Ok di tunggu 5 menit ya", jawab lelaki ini ramah dan pergi dari hadapan kedua perempuan yang jika dilihat dari mata manusia normal sangatlah cantik.

"Sumpah ya ganteng banget, kegantengannya mengalahkan Yugo", ucap Gina histeris
"Dia lo bandingin ama si Yugo playboy kelas kakap yang mirip ikan kakap, bedanya jauuuuh", ucapan Gina dibalas lebih histeris oleh Anggis
"Mirip Jimin oppa saranghae", ucap Gina sambil memberikan love kecil di tangannya menyatukan jari jempol dan telunjuknya
"Idih", jawab Anggis yang memberikan tatapan sinisnya.

"Woy yee ninggalin", suara lelaki itu membuat kedua gadis yang sedang bercanda itu menoleh
"Aduh ngapain sih lo dateng ", kesal Anggis
"Serah gue lah, lo mesen apa?", sambung lelaki ini
"Milk tea", jawab Anggis dengan enteng nya
"Hah sumpah lo mesen itu?" Tanya lelaki itu
"Gak usah alay gak gue minum cuma mesen aja", jelas Anggis lagi
"Fyuuh", jawab Aldo lega dan mengelus dadanya
"Sumpah lo alay", sambung Gina yang memberi tatapan sinis bercampur jijik
"Napa sih nyaut aja", cibir Aldo lagi.



"Pesanannya selamat menikmati", ujar lelaki yang dikagumi oleh Gina yang berprofesi sebagai karyawan
"Terima kasih", jawab Gina sambil mempamerkan deretan gigi putihnya
"Lho Zea", ujar Aldo pada lelaki tampan di depannya ini
"Aldo", jawabnya
"Kok lo kerja disini sih?" Tanya Aldo pada Zea, soalnya Zea adalah keturunan konglomerat kenapa memilih bekerja sebagai karyawan?
"................"

Anggis(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang