Part 11

61 8 5
                                    

"Tatapan mata ini membuatku yakin bahwa dia adalah cinta pertamaku".

"ANGGIS!", suara lantang itu mengagetkan Anggis yang sedang setia menatap langit kamarnya
"ANGGIS TURUN!", Sekali lagi suara lantang itu menggerakkan langkahnya untuk turun menghampiri suara lantang itu tadi.

Perlahan-lahan Anggis meletakkan kakinya di tangga dan hingga sampai di hadapan kedua manusia yang tanpa malu bertengkar ini.

"Oh om ada apa om?" Tanya Anggis pada lelaki di depannya tanpa menghiraukan bundanya yang di sebelah lelaki ini
"Kamu mau ikut om kan, kalau kamu ikut om kamu gak akan terlantar", ajak lelaki berkepala plontos ini
"Maksud kamu apa terlantar hah?" Teriakan itu membuat mereka berdua kembali beradu mulut
"Stop sebentar kalian maunya apa sih", akhirnya Anggis berani berucap
"Pokoknya kamu jangan ikut sama lelaki ini ya Gis kamu sama bunda aja, bunda kan baik sama Anggis", bujuk Kirana
"Baik kok ninggalin anaknya sendiri", cerca Angga
"Diem kamu"
"Ayo Anggis kamu ikut om aja"
"Enak aja gak boleh"
"Kenapa kalau Anggis sama aku dia lebih terawat"
"Terus kalau sama aku gak terawat gitu"
"Ya enggak lah"

"BRUK"

Suara seperti hentakan dilantai itu membuat kedua manusia ini menoleh dan ternyata Anggis sudah tergeletak di lantai dengan wajah pucatnya.

"Ayo bawa dia ke rumah sakit, bagaimana pun ini tetap salah kamu"
"Kok aku sih"
"Kalau kamu gak mau ambil Anggis, Anggis gak mungkin kan sampai pingsan"
"Udah lah kamu dulu dan sekarang sama egois"

Pukul 00.00 Anggis masih tetap setia menutup matanya rapat, hingga sebuah tangan menggenggamnya dan memunculkan suara lirih khas orang menangis, perlahan mata itu kain membuka menatap langit kamar inap rumah sakit adalah objek pertamanya, hingga dia menoleh ke sumber suara yang membangunkannya.

"Aldo", lirih Anggis
"Anggis lo udah sadar, sorry ya Gis, gue gak bisa jaga lo", sesal Aldo
"Ini bukan salah lo Do, lo udah sangat baik ke gue, gue malah berterima kasih sama lo", ujar Anggis seraya mengembangkan senyumannya
"Tatapan mata ini membuatku yakin bahwa dia adalah cinta pertamaku", suara batin Anggis berbicara.

"Ya ampun Anggis", suara heboh ini mengagetkan adegan pandang saling pandang antara Anggis dan Aldo.

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @nahlasyafik
DAN FOLLOW AKUN WATTPAD INI
DAN JANGAN LUPA SELALU VOTE CERITA INI

THANK YOU

Anggis(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang