"Emang pekerjaan begitu penting ya sampai darah daging gak diurusin"
Sesampainya dirumah sakit lengkah kaki ketiga manusia ini begitu sangat dipercepat seperti memakai sepatu roda yang memiliki roda lima di sepasang kakinya.
Tetapi langkah mereka terpaksa terhenti mata wanita paruh baya ini terbelalak kaget melihat penampakan yang mengganggu pengelihatannya
"Siapa dia?" Tanya wanita ini pada dirinya
"Apakah", wanita ini masih menebak-nebak"Siapa dia?" Tanya Aldo tanpa tahu malu, dan dibalas dengan lirikan tajam oleh Gina membuatnya refleks menutup mulutnya
"Ngapain kamu datang kesini", suara lantang itu membuyarkan lamunan lelaki berkepala plontos ini
"Hmmm menjenguk anak saya", ujarnya dengan menekan kata "anak saya"
"Lebih baik anda menarik kata-kata itu soalnya tidak pantas di bibir kotor itu", jawab wanita ini tanpa peduli.Pertengkaran masih berlanjut tetapi kedua manusia yang sedang menjadi saksi kejadian itu bingung kenapa mereka baru bertemu udah bertengkar.
"Emang pekerjaan begitu penting ya sampai darah daging sendiri gak di urus", ujar lelaki ini sudah tak kuat menahan amarah
PLAK
Tamparan keras mendarat dengan mulusnya dipipi lelaki Dihadapannya."Wadoh", dengan refleks Aldo berucap, dan dengan cepat Gina memukul kepala lelaki di sebelahnya itu.
"Pergi sana gak perlu datang kesini lagi", ujar Kirana
Dengan cepat lelaki itu pergi dihadapkan wanita tersebut, semua pasang mata menatap tontonan gratis ini dengan rasa malu mereka bertengkar di tempat umum."Ngapain liat-liat", suara lantang itu membuat semua pasang mata pergi dengan mulut yang tak berhenti untuk menghinanya
"Aaaa", suara lirih itu membuat ketiga manusia itu terbangun dan mendekat
"Alhamdulilah Anggis lo udah sadar", ujar Gina memegang tangan dingin yang sudah terpasang infus.
"Aa...aku di...mana?" Tanya gadis yang masih terbaring lemas ini
"Sumpah lo kagak tau lo dimana", ucap lelaki itu dengan nada suara sok dramatis
"Goblok", kata kata mutiara itu meluncur dimulut wanita ini dan menyusul menjitak kepala lelaki koplak ini
"Sakit mbak", lanjut pria itu
"Biar lo pinter", jawab gadis ini yang sudah sangat kesal, dan dibales lelehan oleh Anggis, hingga Dokter pun datang untuk memeriksa keadaan pasien ini."Mungkin seminggu lagi sudah bisa pulang", ucap Dokter ini setelah memeriksanya
"Alhamdulilah", serempak semua insan yang berada dituangkan itu mengucapkan syukur.
"Saya duluan ya", pamit Dokter tersebut dan melangkah keluar dari ruangan itu.Jika kalian bertanya pasal wanita paruh baya itu dimana?, maka jawabannya adalah wanita itu sudah pergi dengan alasan "ada metting penting", kedua manusia itu tadi coba untuk melerai tetapi tetap saja tak bisa karena sorot mata wanita itu begitu sangat tajam.
"Ii...iii..tu" Anggis menuju seseorang di ambang pintu
HOPE YOU LIKE IT
MAAF BELUM BISA MEMBUAT CERITA SEMENARIK MUNGKIN TETAPI AKU AKAN BERUSAHA DAN MAKASIH SUDAH MEMBACA CERITA INI
TOLONG BERI JEJAK SETELAH MEMBACA
KAMU SEDANG MEMBACA
Anggis(END)
Romansa(Vote, comment, follow untuk menghargai author☺️) ~pagi tertawa malam menangis~ seorang gadis yang mencoba menutupi kesedihan yang dideritanya selama dia bernapas dan masih dilihat orang lain, tetapi ketika malam saat semua orang sudah terlelap dia...