ada special chapter karena hari ini ultahnya uri fullsun! hehehe selamat membaca! 💗
Raina meletakkan beberapa lilin berwarna warni di atas kue ulang tahun yang baru saja ia buat, sesekali ia melepas lalu menatanya kembali agar terlihat rapi.Tangannya terangkat, menyeka keringat yang menumpuk di pelipisnya, ia tersenyum puas melihat kue atas hasil jerih payahnya.
Rasanya Raina seperti ingin membanggakan diri saja karena tak disangka, dirinya berhasil membuat kue setelah sekian lama, ia terus memandangi kue berwarna kuning cerah yang diluarnya terdapat beberapa hiasan coklat dan bahkan ia tambahkan matahari juga bunga matahari untuk mempercantik kue tersebut, juga sesuai dengan makna nama seseorang yang hari ini sedang ulang tahun— Baskara.
Setelah lama memandangi kue yang baru saja ia buat itu, Raina kemudian mencuci peralatan yang baru saja ia gunakan, lalu mengganti pakaiannya, ia meninggalkan rumahnya, tak lupa membawa kue yang baru saja tadi ia buat, kemudian ia segera pergi menuju ke halte- menunggu bis yang akan mengantarkan dirinya ke rumah Baskara.
Sesampainya disana, Raina memencet bel yang ada di pintu rumah Baskara. Tak perlu waktu lama, pintu rumah akhirnya terbuka dan memunculkan sosok wanita yang kemudian tersenyum ramah, "Selamat siang, dengan siapa, ya?"
Raina tersenyum membalasnya, "Selamat siang, saya Raina."
"Saya pembantu yang bekerja di rumah ini, sedang mencari siapa?"
"Apa ada Hai- Baskara di dalam? Saya temannya."
"Ada, mau saya panggilkan? Oh iya, silahkan masuk dulu." Ujar sang pembantu itu.
"Terima kasih, bu." kaki Raina melangkah masuk ke dalam rumah Baskara.
"Panggil saya bi saja, saya lebih nyaman dipanggil itu, oh sini duduk dulu." ia tersenyum, memberi Raina secangkir teh yang entah kapan dibuatnya.
"Ah iya, terima kasih, bi." Raina duduk di kursi yang berada di ruang tamu berhadapan dengan si bibi.
"Sebentar, saya panggilkan dulu Baskaranya, ya." bibi pun bangun dari duduknya, hendak berjalan ke arah tangga.
"Ga usah, bi!" ujar Raina dengan suara yang agak keras.
"Loh, kenapa?" si bibi menghentikan langkahnya.
Raina mendekati bibi sambil membawa totebag miliknya yang diletakkan di atas kursi, ia berbisik, "Saya ingin memberi kejutan pada Baskara, boleh?" Raina tersenyum, sengaja agar bibinya memberi izin.
Mendengarnya, si bibi lantas tersenyum, terlihat senang, "Boleh boleh, silahkan saja, kamarnya ada di lantai kedua di paling ujung, terima kasih sudah mau menemani Baskara di hari ulang tahunnya, ya."
"Terima kasih, bi," Raina masih menurunkan suaranya.
"Ada yang bisa saya bantu lagi?" Tanya si bibi tersebut.
"Tidak ada kok," jawab Raina.
"Kalau begitu saya ingin membersihkan kebun di belakang rumah dulu, kalau ada apa apa, kesana saja ya," ujar si bibi.
"Iya, makasih bi," Raina kemudian menaiki tangga dan setelahnya ia berdiri di depan pintu putih yang berada di ujung ruangan- sesuai perkataan si bibi tadi.
Raina perlahan-lahan mengeluarkan kuenya, lalu menyalakan lilin yang tersusun di atas kue tersebut dengan korek api yang ia simpan di sakunya.
Samar samar ia mendengar suara gitar dari dalam kamar Baskara, Raina sangat gugup sehingga ia harus mengatur napasnya berkali kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
baskara, haechan.
Fanfic↳ ༷❀ ̮̫̋❝ Insannya penyembuh, dikala batinnya yang perlahan-lahan terasa rapuh. ❞ [ haechan x oc ] [ semi baku au ] namanya baskara, artinya matahari. sosoknya selalu terlihat periang dan tersenyum cerah layaknya sang mentari, sosoknya selalu berusa...