Obsession For a Brother 34

1.1K 65 0
                                    

Tas yang dibawa Jungkook ditangan kiri langsung saja terjatuh ke atas lantai. Ia syok atas apa yang dilihatnya, kacau. Ada apa ini? Rumahnya seperti gudang! Siapa yang melakukannya?!

Ia mengedarkan pandangannya hingga sudut sudut ruangan dan disanalah Jungkook melihat sang Kakak sedang mengusap ngusap punggung sang eomma yang tengah menangis dalam diam. Hampir saja air matanya terjatuh ia sudah memejamkan mata dan hatinya terus berkata kuat Jungkook. Taehyung dan Jungkook berjalan mendekati Hyung dan Eomma, mereka sesekali berjinjit karena barang barang kecil ataupun pecahan kaca jelas berantakan disana.

"Eo-Eomma, ada a-apa ini?" Tanya Jungkook terbata bata, sungguh ia tak bisa percaya dengan apa yang dilihatnya. Taehyung hanya menuntun Jungkook, mencengkrang tangannya, menenangkan hatinya, ia elus punggung tangan Jungkook dengan lembut sesekali Jungkook menoleh menatap hazel teduh milik Taehyung. Wajah tersenyum lembut dengan sudut bibir terangkat hingga berbentuk bulan sabit seolah berkata jangan-menangis-jangan-lemah-kuatlah-Jungkook-kupercaya-padamu-tenang-ada-aku-disini.

"Hyung, ada apa ini?" Tanya Jungkook sekali lagi. Ia bingung dan ribuan pertanyaan kuncul dimemorinya, jelas wajah Hyung Jeon kelabakan saat ini, dia hanya bisa menurunkan pandangan sesekali menatap adik dengan netra yang sudah menjadi awan hitam disana.

Tak ada sahutan, akhirnya Eomma Jungkook dibawa ke kamar Jungkook. Et, tapi... mengapa kamarnya bersih ya seperti waktu pagi? Benar, hanya kamarnya yang sama. Ada apa ini sebenarnya sih? Kepala  yang menyembul dari celah pintu menatap pusing akan keadaan ini.

Mereka baringkan eomma Jeon diatas kasur yang sudah memejamkan mata lelah, pasti suaranya sementara hilang karena jeritan jeritan yang menarik pita suara. Sedang Hyung Jeon duduk disisi ranjang sebelah Nyonya Jeon.

"Hyung ada apa sebenarnya?" Yang pasti tak ada balasan dari Hyung kecuali eksprrsi mencurigakan itu, membuat penasaran.
"Hyung, jika Hyung tak menceritakannya aku akan mencari orang yang membuat eomma seperti ini dan membuat orang itu membalas semua perbuatan-"Belum sempat Jungkook berbicara Hyung sudah memotong singkat nan tajam.

"Tidak," Sahutnya tanpa bernada kelok.

"Mengapa? Kan-"

"Tidak!" Potongnya lagi.

"Tapi Hyung-"

"Hyung bilang tidak!-"

"Jika Hyung bilang tidak maka aku akan tetapi mencarinya!" Potong Jungkook mutlak seketika Hyungnya terdiam tak berkutik. Hatinya geram sekarang dan siapa yang melakukan kelakuan tak senonoh ini?! Akan Jungkook cekik lehernya sampai mati! Pasti... orang yang melakukan ini adalah orang yang sama dengan melakukannya pada Ayah.

"Bilang Hyung," Ucapnya terkesan tak memaksa tapi jelas sih ada sedikit pemaksaan.
"Baiklah, aku akan mencarinya sendiri." Putus Jungkook lalu berdiri. Belum saja selangkah, langkah itu tersendat.

"Lee," Ucap Hyung, kening Taehyung mengerut.

"Apa?" Tanya Jungkook

"Lee,"

"Lee? Siapa?" Tanya Jungkook.

"Kau tau Ceo Lee?" Celetuk Taehyung bertanya, langsunglah Hyung mendongak crpat dan membelalakkan mata.

"Kau kenal dia? Dia yang menyebabkan semua ini," Terlihat masih syok  atas apa yang didengarnya.

"Orang yang menghampiriku dikantin kampus?" Beo Jungkook dan Taehyung mengangguk pelan mengiyakan, mata Jungkook membulat cepat dan mulut menganga lebar.

"Apa, apa yang terjadi sebenarnya?!" Tanya Jungkook cemas.

"Ceo Lee mencarimu-" Ucap Taehyung, "-Dia menginginkanmu seperti sebuah obsesi besar, dan ia rela lakukan apapun sampai pembunuhan," Imbuh Hyung Jungkook lemah.

"Hah-"

"Jadi kau harus hati hati untuk keluar rumah ataupun didalam rumah. Bisa bisa ia menculikmu paksa dan membawamu ketempat jauh hingga orangpun tak bisa menjangkaunnya,"

"Hyung~ jadi, mengapa? Kenapa hah? Jadi diriku dimana mana dalam bahaya? Walaupun aku berusaha bersembunyi aku dalam bahaya?" Hyung Jeon dan Taehyung mengiyakan dengan ekspresi tak terbaca.

"Hari ini kau jangan keluar rumah Jung, kunci kamarmu, jendela, pintu rapat rapat, dia bisa menculikmu dan membunuh siapa  saja yang menghalangi," Ujar Taehyung dengan memegang kuat kedua bahu Jungkook dan paksa menoleh agar menatap hazelnya. "Dan jelas dia sudah tau rumahmu," Imbuh Taehyung.

Jungkook menatap bergiliran Taehyung, Eomma, dan Hyung yang kini mencoba tersenyum pahit.

______________________________________

Malam sudah tiba. Seperti sebuah perintah ia setuju atas apa yang Taehyung suruh. Kunci semua celah dan tutup rapat rapat dan harus berada dikamar. Sedangkan Hyung Jungkook membersihkan dan menjaga rumah dari ruang tengah, juga eomma Jeon didalam kamar Jungkook sedang tak sadarkan diri. Ia belai belai surai hitam kelam itu yang sedang memejamkan mata. Fikiran Jungkook kalut, perasaan tak enak mendominasi tiap sudut pemikiran Jungkook.

Brak!

Jungkook terkesiap, "Hyung ada apa?!!!!" Teriak Jungkook dari dalam kamar.

"Cuman barang yang jatoh!!!" Sahutnya terdengar dan Jungkook mengangguk sekilas.

Hingga beberapa waktu kemudian hening, sunyi, dan tidak ada suara yang keluar. Jungkook menyerngit heran, berniat keluar kamar tapi ia urungkan karena perasaan takut sedang menusuk hingga sebuah pesan terkirim padanya.

Jimin
Buka pintumu cepat, aku sudah didepan rumahmu. Ku ketuk beberapa kali tak ada sahutan dan sepertinya Hyungmu sudah tidur. Aku sudah menunggu lama, cepat kakiku terasa sangat pegal sekali.

Tak biasanyakan Jimin berbicara sopan seperti itu? Ya, Jungkookpun bertanya tanya seperti itu bukan Jimin. Tanpa rasa takut Jungkook keluar kamar dan segera menuju pintu depan. Ia buka sedikit, "Jimin?" Tanya Jungkook karena tidak ada siapa siapa disana. "Jim? Jangan bercanda itu tak lucu sekali," Panggil Jungkook lagi.

Jimin
Aku disisi jalan raya

Sebuah nontifikasi datang kembali.

Jungkookpun keluar rumah walau hatinya sungguh terasa ada aura kelam.

"Jimin Hyung?!!!!!" Panggil Jungkook dengan lengkingan khasnya.

Ia lihat seseorang tengah berdiri disana, hampir sisi jalan raya, Jungkook melangkahkan tungkai jenjangnya ceria. Tidak peduli hawa dingin menusuk karena ia hanya memakai piyama tidurnya.

Hingga Jungkook berhenti di satu pijakan disebelah orang itu.

"Jimin Hyung ada apa? Kenapa kirim pesan? Tak biasanya kan ini sudah malam. Dan gaya bicaramu bukan gayamu,"

Tring

Nontifikasi lagi.

Jimin
Kook dimana? Ku dengar dari Taehyung kau kenapa napa ya? Ya ampun Kook ku bilang jaga diri aduh, pucing deh gue. Besok aku ke rumahmu sambil main main dan ngobrol kejadianku dengan Yoongi, ngakak! Wkwkwk dadah!

Jungkook kembali menyerngit. Besok? Jimin datang besok? Jadi orang ini siapa sih? Bulu kuduk Jungkook menegang kala mendengar suara itu.

"Jeon Jungkook ya?" Berat, suaranya begitu berat.

______________________________________

Makasih telah membaca.

Jangan lupa vote dan komen.

I LOVE U

Susahnye jadi anak pertama. Tidur salah, main hp salah, lipet baju salah, nonton tv salah, main sama temen salah, makan salah, semua serba salah, kapan gak salahnya sih?!

Adek nangis nyalahin gue, padahal kan si tengik itu diganggunya ama adik bangsat gue! Akh seandainya gak lahir pertama, tapi ini udah takdir bro jadi kagak bisa protes. Gue juga gak percaya mitos reinkarnasi, katanya bakalah lahir lagi didunia tapi gue gak percaya.

Qiqiyaya
♡Love a Brother♡

Obsession For a brother (Taekook/Vkook✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang