O6. Rama & Lentera

119 29 47
                                    

Ruang OSIS berada di lantai dua, satu lorong dengan kelas XI jurusan IPA. Istirahat kali ini, Mars, Andra, Rasiana, dan Felie memilih nongkrong di ruang OSIS.  Sekedar menunggu kantin lumayan sepi, tidak ramai seperti diadakan bazar baju dengan diskon gede-gedean.

"Galang mana sih? Katanya mau ikutan nongkrong disini." Tanya Rasiana yang tidak tahan dengan kesunyian.

"Beli mahar buat kawinin Lo." Celetuk Felie. Tangannya sibuk dengan brush pen yang menari di atas kertas kosong.

"FELI KEBIASAAN DEH!"

Semua yang ada di sana tergelak, kecuali Mars. Diantara anak OSIS wanita, Rasiana memang yang paling heboh dan banyak gaya. Setiap hari kerjaannya membuat percobaan liptint dan masker dari bahan seadanya. Dan Felie kebalikannya, cewek itu yang paling tomboy. Tidak peduli akan sekitar, tapi tulisannya paling rapi. Beberapa saat kemudian, Galang datang dengan membawa buku dan alat tulis. Pasti minta tolong ngerjain tugas.

"Lang, tuh barusan Ana nanyain Lo. Kangen kali." Kata Felie yang berhenti membuat lettering. Perhatiannya tertuju pada buku yang dibawa oleh Galang.

"Cieee... Ditanyain ayang mbeb cieee...." Goda Andra sambil menunjuk-nunjuk tangannya pada Galang.

"Berisik lu kampret!" Satu timpukan buku mengenai kepala Andra. Lalu perhatiannya tertuju pada Mars yang melamun memandangi ponsel. "Mars, liputan Lentera udah sampe mana?"

Hening. Tidak ada jawaban darinya.

"Jangan ngelamun planet!" Andra melemparkan liptint ditangan Rasiana.

"ANDRA LIPTINT GUE!"

"Aduh, apa? Kenapa?" Mars gelagapan dengan mata yang melirik sekitar dengan bingung. Ponsel ditangannya terlepas, semua mata tertuju pada ponselnya. Sebuah pesan dari nomor tidak dikenal terpampang di layar. 'Hai Mars, ini gue. L—' Tidak sempat membaca nama, sebab sang pemilik langsung mengambil ponselnya.

"Liputan Lentera udah sampe mana?" Galang mengulangi pertanyaannya.

"Kayak gak ada pertanyaan lain aja." Mars menyimpan ponselnya di saku celana. Keempat orang didepannya pasti sangat ingin tahu. "Gak tahu, gak ada waktu buat liput dia."

"Terus lo gak berusaha liput dia lagi?" Galang berhenti mencari jawaban tugas dari brainly. "Tadi gue liat, Lentera masuk sekolah tuh. Ada di kelas, sama temen-temennya."

Pasti ngajakin ke kantin bareng lagi, istirahat pertama Lentera kan sama gue. Mars selonjoran di lantai, karena lantainya bersih. "Tau kok, istirahat pertama gue sama dia."

"Terus udah liput Lentera nya?" Feli mengabaikan lettering yang setengah jadi.

"Belum."

Kini semua yang ada di ruangan itu menatap Mars dengan aneh. Apa-apaan ular dari mars ini?

"Lo masih waras, Mars?" Andra menempelkan tangannya pada kening Mars. Sedetik kemudian kembali melepaskannya.

"Sekarang Lo beneran jadi ular dari planet mars? Aneh bener kelakuan." Galang menatapnya penuh empati. Menggeleng-geleng dengan ekspresi yang dibuat seolah merasa kasihan.

Semua mata menatap Mars dengan heran. Menunggu apa yang akan kembali dikatakan olehnya. Mars kembali menatap semuanya tanpa gentar. Lalu terkekeh pelan, dengan senyuman sinis. "Sebuah misi."

"Lo modus biar terus ketemu sama Lentera ya? Mulai suka Lo sama Lentera?" Tanya Andra.

"Not a good idea, i hear Lentera kemarin malem, baru aja jadian sama Rama." Rasiana menatap Mars dengan miris, berhenti mengoleskan liptint pada bibirnya.

Princess In The Theater [ ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang