O8. Lose confidence

76 16 21
                                    

Dia ingat bahwa semua orang mempunyai kaki yang dapat melangkah pergi.
—Princess in the theater

Matahari belum sepenuhnya terlihat, embun diatas dedaunan perlahan berjatuhan, membuat syahdunya pagi ini. Jam menunjukkan pukul enam lebih dua puluh menit, namun Mars sudah datang ke sekolah.

Selaku ketua OSIS, Mars memang sudah terbiasa berangkat lebih pagi. Menyiapkan data-data bagi siswa yang tidak memakai atribut sekolah, atau menyita barang yang tidak seharusnya dibawa ke sekolah.

Laki-laki itu turun dari motornya, menyimpan jaket kulit dilipatan tangannya. Berjalan santai menuju tangga kelas XI IPS 1. Sebenarnya, Mars datang sepagi ini ke sekolah memiliki tujuan lain—selain menertibkan siswa-siswi sekolah.

Melihat Felie yang berjalan berlawanan arah dengannya, Mars berlari kecil menuju gadis berambut sebahu itu. Mars menyodorkan tangannya dihadapan Felie. Dengan tatapan bingung, Felie memberikan uang receh dari saku kemejanya.

Mars berdecak kesal, menyimpan kembali koin receh milik Felie digenggaman gadis itu. "Gue bukan mau minta-minta, dodol! Pinjem buku kimia Lo sini!"

Felie hanya membulatkan bibirnya, lantas mengambil buku kimia dari tas yang digendongnya. "Lo aneh tahu gak? Ngapain sih minjem buku kimia gue? Mau ganti jurusan?"

Mars hanya mengangkat bahu, tak berminat menjawab pertanyaan Felie. Setelah mendapatkan buku kimia milik Felie, ia kembali berjalan menuju kelas. Felie yang memang kelasnya satu koridor dengan kelas XI IPS, mengikuti Mars dari belakang.

"Apa iya, ini ada hubungannya sama Lentera?"

Mars melayangkan tatapan sinis nya pada Felie, tapi jelas tidak terpengaruh kepada gadis itu. Karena Felie memang siswi yang tahan dengan segala tatapan ancaman dari Mars. Selain Felie, Andra juga anak IPA. Tapi, meminjam catatan kimia dari laki-laki itu, selain membuat pusing karena catatan ceker ayam nya, juga bisa membuat pingsan tujuh hari tujuh malam, otak tak berfungsi, dan bisa membuat kejang otot mata.

"Heh! Gue lagi ngomong sama Lo! Respon dong!" Felie menyentak bahu Mars dengan keras.

"Iya!" Mars berbalik menghadap Felie, mengusap-usap bahunya yang terasa ngilu.

"Seriously? Heh serigala! Lo boleh deketin siapa aja di sekolah ini. Tapi Lentera? Dia baru aja jadian sama Rama. Jelas, Rama sama Lo itu jauh beda! Yaa, walaupun tampang Lo gak kalah keren sih. Tapi, Rama lebih-lebih segalanya dari Lo! Ketahuan jadi orang ketiga diantara mereka, akibatnya gede banget lah! Kalo ngayal, jangan tinggi-tinggi bro, udah jatuh, di bully netizen, masuk lambe lambean pula."

Mars berdecak. "Bukan Fel, tapi ini masalah artikel Lentera. Misi gue kan masih berjalan."

"Misi?" Tatapannya seolah meminta Mars untuk menjelaskan lebih.

Mars mengajak Felie mendekati kursi dibawah pohon. Agar lebih nyaman untuk mengobrol. "Menggagalkan artikel Lentera."

Felie melongo. Belum tahu soal misi yang dibuat oleh Mars. "Caranya?"

"Tadinya sih, gue mau ngorek sisi negatif Lentera. Tapi, gue gak berhasil. Dia terlalu banyak pencitraan. Dan misi gue sekarang, bikin Lentera menolak dengan sukarela dibawah perintah gue."

Gadis itu menajamkan matanya, melotot kepada Mars atas ide gilanya. "Jadi, Lo baik sama Lentera punya tujuan lain?"

Yang ditanya diam, dan diamnya Mars dianggap sebagai jawaban 'Iya' oleh Felie.

"Lo waras Mars?" Felie menatapnya nyalang. Belum percaya jika Mars menghalalkan segala cara untuk menggagalkan artikel Lentera. "Lo punya dendam apa sih, sama dia? Atau mungkin, Lentera punya salah apa sama Lo? Sampai Lo pura-pura baik sama dia, dengan tujuan busuk Lo yang gak dia ketahui?"

Princess In The Theater [ ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang