Miss You

2.4K 197 11
                                    


Sepasang kaki jenjang itu bergerak lincah, sementara tangannya mengayunkan pedang katana dengan kuat. Bunyi pedang beradu memenuhi ruang latihan, beberapa menit kemudian pergerakan dua orang yang sedang berlatih pedang itu melambat. Seiring deru napas yang teratur, kedua pedang itu diturunkan.

Lisa membungkuk pada pelatih pedangnya, laki-laki tinggi itu membalas membungkuk tersenyum senang dengan perkembangan agen cantik di depannya dalam menguasai pedang sejenis katana. Dia kemudian pergi meninggalkan Lisa yang masih betah berada dalam ruang latihan ini. 

Lisa terlalu fokus memandangi pedang di tangannya, tidak menyadari ada seorang gadis datang mendekatinya.

"Kau akan menggantikan senjata kesayanganmu dengan benda tajam itu?"

Lisa menoleh sebentar pada Jennie, matanya kembali pada benda mengkilat di tangannya itu.

"Aku sangat menyukainya, dia berbeda dengan senjataku, dia sangat cantik. Sepertinya menyenangkan menusukkan ujungnya di dada lawanku." 

Jennie menaikkan kedua alisnya, melihat seringai di sudut bibir Lisa.

"Apa karena ditinggal Jungkook kau jadi seperti ini? pedang itu kau jadikan pelampiasan?"

Lisa membuang napasnya kasar. "Dua minggu dia tidak menghubungiku."

"Wow, mungkin dia memang tidak bisa diganggu."

"Jimin masih bisa menghubungi Rose setiap hari, padahal mereka dalam satu tugas yang sama."

"Kau iri dengan Rose?"

Lisa berjalan melewati Jennie menuju lemari penyimpanan pedang-pedang yang berada di sudut ruangan. Membukanya lemari kaca itu untuk menyimpan kembali pedang yang dibawanya. Sudah hampir tiga bulan ini, Lisa belajar bertarung menggunakan pedang. Ia tertarik dengan benda pipih tajam itu. Ada kekuatan dan kecantikan yang dirasakannya ketika memegang benda itu. Perasaannya jadi lebih tenang ketika berlatih dengan sebuah pedang di tangannya.

Selama itu pula ia belum bertemu dengan kekasihnya, Jeon Jungkook. Pemuda itu sedang menjalankan tugas bersama, Jimin, dan Taehyung di negara China. Melakukan penyelidikan dan penangkapan terhadap buronan besar dari Korea yang kabur ke negara tersebut. 

"Kau hanya merindukannya." Ujar Jennie sambil memeluk bahu Lisa.

"Entahlah aku hanya, kesal." 

"Daripada kau kesal, bagaimana kalau kita pergi ke club nanti malam. Kita sudah lama tidak bersenang-senang?"

"Aku sedang malas keluar Jen."

"Ish kau ini, kalau kau terus memikirkan kekasihmu yang menghilang itu bagaimana kau bisa menghilangkan kerutan di wajahmu itu."

"Wajahku tidak berkerut Jennie."

"Lihat wajahmu, kau sedang melipat wajahmu jadi beberapa bagian." 

Jennie tertawa melihat Lisa yang memegangi wajahnya sendiri.

"Sudahlah, pokoknya kita harus senang-senang malam ini."

Jennie menggandeng lengan Lisa memaksanya untuk segera keluar dari ruangan itu dan Lisa hanya pasrah mengikuti langkah sahabat cantiknya itu.

...


Lampu temaram dan musik yang menghentak tetap tidak bisa merubah suasana hati seorang Lalisa Manoban. Dengan wajah yang masih murung, ia hanya duduk bersama Yoongi, Jin dan Jisoo. Rose dan Jennie sedang menikmati musik di dance floor.

Seharusnya Lisa tidak mengiyakan ajakan Jennie, seharusnya ia sedang berada di kamarnya saja sekarang. Mendekap guling dan berselimut sambil membayangkan wajah kekasih brengseknya yang dirindukannya. 

"Ayolah Lisa, kau datang ke sini bukan untuk menekuk wajahmu seperti itu. Lupakan saja dulu Jungkook, ayo..." Rose menghampiri Lisa untuk mengajaknya bergabung di dance floor.

Jisoo bersorak untuk menyemangati Lisa, akhirnya gadis ini pun mengikuti Rose yang menariknya ke dalam kerumunan orang-orang yang sedang menari. Lantai dansa ini malah mengingatkan pada Jeon. Dia tersenyum sendiri, berapa lama lagi ia harus menahan rasa rindunya. Ketika mengingat lagi bahwa laki-laki itu belum menghubunginya juga, perasaan kesal kembali hadir di dadanya. Ia harus menghilangkan perasaan kesalnya dengan larut dalam alunan musik.

Tubuhnya mulai merespon musik yang mengalun, Lisa memejamkan mata mencoba menenangkan perasaannya sendiri. Sampai ia tidak menyadari ada satu wajah yang tersenyum manis di depannya. Tangannya terulur meraih pinggang rampingnya dan menguncinya dengan erat.

Lisa tersentak dengan pergerakan tangan yang menarik pinggangnya. Ia membuka matanya dengan cepat dan terkejut dengan wajah tampan yang sangat di kenalinya.

"Kau!"

Jungkook memeluk tubuh gadisnya erat, memberikan kenyamanan karena Lisa masih terkejut dengan kemunculannya yang tiba-tiba. Lisa menjauhkan tubuh Jungkook, mengamati wajah dengan sepasang mata yang menatapnya rindu. Sekali lagi Lisa memastikan bahwa yang dihadapannya benar-benar kekasihnya.

"Ini aku sayang, Jeon Jungkook yang kau kagumi, yang kau cintai sepenuh hatimu." ucap Jungkook gemas melihat Lisa yang memandangnya bingung.

Lisa memukul dada Jungkook kesal, kenapa laki-laki ini malah mempermainkannya disaat ia sangat mencemaskan dan bertanya-tanya tentang keadaannya. Lisa mendengus kasar, lalu berbalik pergi dari hadapan Jungkook. Tapi tangan Jungkook menarik tangannya membuat dia berputar kembali ke hadapannya. Jungkook mendekapnya, menghentikan Lisa yang masih memberontak.

"Aku tahu kau marah, maafkan aku. Aku hanya ingin memberimu kejutan." Jungkook berbisik lembut, tangannya membelai punggung Lisa pelan.

"Aku membencimu Jeon Jungkook."

"Aku tahu."

Lisa mengatur napasnya, tubuhnya melemah. Tangannya meremas dada Jungkook.

"Brengsek!" 

"Aku merindukanmu." Jungkook membelai kepala Lisa yang tenggelam di dadanya.

Lisa kemudian membiarkan tubuhnya mengikuti alunan musik yang mulai pelan, dengan mendekap laki-laki yang sudah membuat jantungnya berdebar tidak karuan.

Jennie dan Rose kembali ke meja mereka, dimana yang lain menunggu dengan tersenyum puas. Ada Jimin dan Taehyung yang sudah duduk diantara mereka. Rose segara memeluk Jimin dan memberikan kecupan ringan di bibirnya, merasakan kerinduan yang sama dengan yang Lisa rasakan. 

Jungkook sengaja tidak menghubungi Lisa di minggu-minggu terakhir kepulangannya. Ia hanya ingin memberikan kejutan pada gadis itu, sekaligus ingin tahu seberapa besar kesabaran Lisa menahan kerinduan padanya. Memang sedikit membuat kesal, tapi Lisa senang akhirnya dia bisa memeluk tubuh besar itu lagi.

...





Selamat membaca dan menunggu hehe

aku akan membagi waktu ku biar The Criminal 2 sama "0327" bisa up secepatnya

kasih aku semangat dengan vote dan commentnya ya ;p

luv u


THE CRIMINAL 2 : BLACKHEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang