Convinced

854 118 10
                                    


Hampir pukul satu malam, Jungkook membuka kulkas, menemukan minuman bersoda yang dicarinya. Belum beranjak dari depan kulkas, ia segera membuka penutup kaleng minuman itu dan meneguknya. Satu suara mengejutkannya, ketika pintu apartemennya tiba-tiba terbuka dan seseorang sedang berjalan ke arahnya dengan pelan.

"Lisa." ucapnya heran.

Gadisnya muncul di depannya, dengan wajah lelah dan tatapan sayu. Jungkook segera menghampirinya, memegang lengannya dan menatapnya bingung.

"Jungkook."

Lisa meremas lengan Jungkook. "Kau mencintaiku?"

Jungkook mengangkat alisnya, ini adalah yang pertama baginya. Melihat kekasihnya yang tangguh berubah menjadi sosok yang terlihat lemah.

"Tentu saja, kenapa kau tidak berada di dorm? Ada apa Lisa?"

Mata Lisa bergetar, menatap sepasang netra gelap di depannya. "Kau tidak akan meninggalkanku?"

Pelipis Jungkook mengerut. "Duduk dulu, kau terlihat lelah."

Lisa menahan tangan Jungkook ketika akan membawanya ke sofa.

"Meskipun aku, hampir saja tidur dengan laki-laki lain?"

Kedua alis Jungkook menaut, dadanya berdebar kencang.

"Apa maksudmu sayang, ada apa sebenarnya?" tangannya mengelus pipi Lisa. Meskipun cukup terkejut dengan apa yang diucapkan gadisnya, tapi melihat tubuh Lisa yang terlihat rapuh, Jungkook tidak bisa untuk mengeluarkan emosinya yang meluap kepada kekasihnya itu.

"Maafkan aku, aku hampir saja, mengkhianatimu dengan terjebak perasaan bersamanya."

Lisa menenggelamkan kepalanya di dada Jungkook, mulai mengeluarkan isakan, tangannya meremas kaos yang dipakai Jungkook. Dan pemuda ini hanya terdiam setelah mendengar ucapannya. 

Sementara Jungkook berusaha mengendalikan emosi dengan mengepalkan tangan. Dia memejamkan matanya sesaat, mengatur napasnya agar tidak meledakkan amarah yang mulai memanasi kepalanya.

Tubuh Lisa bergetar, menyakitkan melihat Jungkook yang terluka karena ulahnya.

"Maafkan aku."

Lisa terkesiap ketika tangan Jungkook membelai kepalanya. Membiarkannya berada di dadanya untuk beberapa saat. Sampai kemudian, tangan Jungkook menangkup wajahnya. Berbicara dengan hati-hati, seolah Lisa adalah benda yang mudah pecah dan hancur.

"Kau yang menentukan hidupmu sendiri, kau juga berhak memilih, dengan siapa kau akan berlabuh." 

Jungkook belum mengerti dengan semuanya. Ia juga belum tahu siapa laki-laki yang dimaksud Lisa, seseorang yang hampir bermain api dengan kekasihnya. Yang ia tahu saat ini Lisa berusaha untuk mengatakan perasaan bersalahnya dengan segala resiko yang akan ia terima nantinya. Apakah Jungkook akan memaafkannya atau meninggalkannya karena kecewa dan sakit hati dengan apa yang telah dilakukan gadisnya. 

Lisa menggelengkan kepalanya, sesak di dadanya semakin menghimpit.

"Aku tidak ingin memilih, tujuanku hanya satu ...hidup bersamamu."

Jungkook mengatur napasnya. Meskipun sulit untuk menerimanya, karena sungguh ia sangat kecewa dan marah pada Lisa. 

"Aku tahu tidak mudah untukmu, mengatakan hal ini. Kau sudah jujur pada diriku dan dirimu sendiri."

Seperti ada seribu panah yang tertancap di dadanya, Jungkook tidak percaya gadis yang dicintainya sempat akan mengkhianatinya. Walaupun tidak sampai terjadi, ungkapan jujur dari Lisa sangat menyakiti hatinya. Dan menghilangkan sedikit kepercayaan padanya.

THE CRIMINAL 2 : BLACKHEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang