Kami bukan penyanyi. Namun, Tuan Neko tertarik kepada suara kami. Merdukah memang?
Mustahil. Kami hanyalah ibu-ibu berdaster yang sehari-harinya mengurus rumah, anak, dan suami.
Herannya, bersamaan dengan seruan sahur dari masjid, masing-masing dari kami menerima sepucuk amplop. Pengirimnya Tuan Neko. Isinya uang.
Serangan fajar. Tuan Neko sedang membeli suara kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebulan Berfiksimini
Short Story[Kumpulan Cerita] [30/30] 30 Fiksi Mini (masing-masing 50 kata) yang ditulis dalam rangka #storial30dayswritingchallenge dan awalnya kuunggah di Instagram. ===== © Iko_Nimbuss