4. Tentang Dia

71 5 4
                                    

       Malam begitu dingin, desiran angin malam seakan benar-benar masuk ke pori-pori tubuh,selepas latihan aku tak langsung mampir ke asrama melainkan langsung ke rumah Zahra sebagai menepati permintaan nya tadi siang supaya aku datang ke rumahnya,walau baru satu kali ke rumahnya aku rasa itu tak membuatku pusing untuk mengingat-ingat di mana jalan rumah Zahra, aku yakin nenek Zahra pasti belum pulang dari rumah sakit, karena menemani orang yang melahirkan itu membutuhkan waktu cukup lama. "komplek greenden" aku mulai memasuki Komplek tersebut.
Rumah Zahra tidak terlalu jauh karena rumahnya terletak di bagian depan komplek

Sesampainya di depan pagar rumahnya, aku mulai menghubungi Zahra meminta untuk segera menyambut kehadiranku "Emangnya presiden pakai acara disambut- sambut" batinku

Beberapa kali Aku berusaha menghubungi nya tapi hasilnya nihil Zahra tidak aktif-aktif, mungkin dengan mengetuk pintu itu cara terbaik supaya Zahra segera keluar dari dalam rumahnya.

Motor ku tetap berada di luar pagar, perlahan aku mulai membuka pagar lalu berjalan menuju pintu rumahnya

"Tok.. tok..tok" Aku berusaha mengetuk pintunya beberapa kali, Tak Butuh waktu lama pintu terbuka, Betapa terkejutnya aku siapa yang membuka pintu tersebut ternyata nenek Zahra. Walaupun aku belum pernah bertemu dengan nenek Zahra, aku yakin pasti orang ini adalah nenek Zahra.

Seorang nenek tua sekitar berumur 55 tahunan memandangku sambil mengerutkan kedua alisnya mungkin nenek Zahra bingung dengan kehadiranku,Tak lama kemudian nenek Zahra memberikan senyum kepadaku dengan senang hati aku membalasnya.

"Hmm..maaf nek zahranya ada?" Tanyaku pada nenek Zahra dengan ramah

"zahra sedang pergi dengan fannya" jawab nenek tersebut dengan mengerutkan kedua alisnya

"apakah kamu mufal?" tanyanya lagi

"iya nek...saya Mufal" jawabku dengan nada lembut

setelah mendengar perkataanku lagi-lagi nenek tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepala berulang,aku tetap saja diam tak berkata lagi sebelum nenek itu berkata.

Aku jadi heran, kenapa tiba-tiba nenek Zahra tahu dengan Namaku, Padahal kami belum berkenalan, hanya saling tatapan saja, apa jangan-jangan Nenek Zahra seorang peramal "hahaha"

Tiba-tiba saja tanganku digenggam oleh nenek Zahra lalu menyeret tanganku masuk ke dalam rumah,aku semakin panik dengan keadaan seperti ini

"mau kemana nek?" Aku berusaha melepaskan genggaman tersebut

" kita ngobrol di dalam saja" jawab nenek ramah

"baiklah..." aku mencoba menenangkan diri, lalu mengikuti langkah nenek menuju meja ruang tamu

Di ruang tamu aku duduk berhadapan dengan nenek, seorang setengah baya datang menghampiri nenek dan ngobrol sejenak, itu mungkin pembantu di rumah ini aku lihat di sudut ruang tamu ada sebuah lemari kaca dan didalamnya berisi piala- piala dan medali serta di dinding dekat lemari tertata rapi foto-foto Zahra ketika masih berada di Spanyol.

Mataku terus memandangi beberapa foto-foto tersebut tanpa menyadari jika nenek dari tadi memandangiku

" itu foto Zahra ketika di Spanyol" kata nenek sambil bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan ke lemari kaca tersebut

Cerita dari mufalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang