6. Pertama kali dengannya

46 6 3
                                    

kami berdua mulai berjalan dilantai dua,dengan santai kami berjalan melihat-lihat yang perlu untuk kmi lihat

"fal,kita ketempat make up dulu yuk" ajak zahra. aku hanya menuruti apa yang dia inginkan

"ini semua untuk bibir?" tanya ku, zahra hanya mengangguk sambil berusaha memilih-milih berbagai macam warna lipstik disebelahnya barulah berbagai macam bedak untuk wajah,entah apa itu namanya aku kurang mengerti mengenai make up perempuan

"sepertinya lipstik ini cocok denganku" kata zahra sambil memegang satu buah lipstik berwarna merah muda

"itu tidak cocok zahra,yang cocok buat kamu itu lipstik warna ini" jawabku sambil mengambil lipstik warna hitam pekat

"emang kamu kira aku nenek sihir apa?"

"emang bener kok kamu nenek sihir hahaha...." jawabku sambil tertawa

"ya udah,ga papa aku jadi nenek sihir yang penting bisa nyihir siapa saja" jawab zahra santai

"nyihir aku bisa?" tanyaku

"bisa dong"jawab zahra santai

"ya udah,sihir aku jadi pacarmu" aku tersenyum tipis

Seketika itu wajah zahra langsung berubah,sepertinya mau terbang mendengar perkataanku barusan tadi

"kok diam?" tanyaku

"Hmm.. ga papa" zahra tersenyum

zahra tetap menatapku dengan tatapan berbeda dengan biasanya,perlahan zahra mulai mendekatiku,sampai akhirnya zahra berbisik tepat ditelinga kananku "jangan kecewekan kepercayaan nenek" bisikan lirih dari zahra

Aku mengerutkan alis sejenak berpikir atas bisikan Zahra barusan tadi, maksud dari perkataan Zahra barusan tadi apa, atau mungkin nenek benar-benar mempercayaiku untuk menjaga Zahra kurasa itu kurang pas atau mungkin aku disuruh menjaga Zahra sama menjadi pacarnya?  Ya itu benar aku harus menjadi pacarnya
Tapi tak semudah itu untuk menjadi pacar Zahra. Ada satu masalah yang menghambat aku untuk jadi pacar Zahra yaitu "Bramasta" Aku harus menyelesaikan masalah ini dan permintaan si ketua OSIS itu, Jadi intinya aku harus menundukkan Bramasta bersama para rombongannya itu barulah aku bisa mendapatkan apa yang aku mau

Beralih ke lantai terakhir, Zahra meminta untuk bermain game yaitu Timezone, aku sempat menolaknya tapi aku kalah dengan rengekannya Sama halnya dengan anak kecil, jadi mau tidak mau harus menuruti permintaannya

Aku dan Zahra mulai memasuki zona Timezone, suara di sini sangatlah berisik berbagai macam suara seperti harimau,dinosaurus,teriakan orang, anak kecil dan masih banyak lainnya yang membuat orang mendengarnya akan merasa jengkel

"kita tukar koin dulu" kata Zahra dengan berjalan ke kasir menukar uangnya dengan koin

"go!!" Zahra menarik tanganku untuk bermain bersamanya

Zahra mulai memasukkan koin "masukin bola basket kedalam ring" kami berdua dengan cepat berusaha memasukkan bola basket kedalam ring
"yes! masuk" kata Zahra dengan girangnya ketika berhasil memasukkan beberapa bola basket kedalam ring

Mataku tertuju pada boneka-boneka di lemari kaca, sepertinya aku harus mencoba permainan itu untung-untung bisa dapat boneka kurasa itu hal yang "easy" untuk mengambil boneka

Aku meminta dua koin kepada Zahra untuk mencoba permainan itu "beri aku dua koin" pintaku pada Zahra. Tak lama dari itu Zahra memberikan dua koin yang aku minta, Zahra tetap fokus pada Bola basketnya "ambil saja"

Perlahan Aku mulai berjalan mendekati lemari kaca berisi boneka-boneka yang akan aku pilih, kemudian aku mulai memasukkan dua koin kedalam lobang bergaris, tempat untuk memasukkan koin, setelah itu aku mulai memutar-mutar analog untuk mengambil boneka yang aku inginkan,mataku tertuju kepada boneka berwarna pink itu

Cerita dari mufalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang