Kak putri, kakakku yang berada di Palembang tiba-tiba saja menelponku, lalu menanyakan soal keberadaan Bima. Awalnya aku menjawab apa adanya seperti yang aku ketahui bahwa Bima sekarang bersama denganku di Jakarta ini hal yang mengejutkan dari Kak Putri Ternyata Bima ke Jakarta karena ada maksud yaitu melarikan diri dari kejaran polisi, dan sekarang polisi sedang melacak keberadaannya
Kasus yang dihadapi bukan kasus biasa, yaitu kasus pembunuhan dari cerita Kak Putri bahwasannya Bima membunuh bersama teman-temannya. Aku tidak percaya Bima terkait kasus pembunuhan ini aku yakin pasti dia tidak ikut membunuh sebab dulu Bima pernah bilang kepadaku sekejam-kejamnya Bima Bima tidak ingin membunuh ada alasan tertentu Kenapa dia tidak ingin membunuh" Dari mana kamu tahu masalahku? " tanya Bima ketika aku menanyakan masalahnya
" Kak Putri, orang tuamu telah memberi tahu tentang masalahmu kepada Kak Putri maka dari itu Kak Putri kemarin menelponku dan memberitahu tentang masalahmu saat ini " kataku pada Bima
"ooohh... jadi Kak Putri yang memberitahumu " jawab Bima dengan santai sambil fokus pada handphonenya Entah kenapa dari tadi Bima selalu fokus pada handphone-nya bukan hanya malam ini saja kemarin dua hari yang lalu selepas pulang dari sekolahku dari situ Bima mulai fokus pada handphone-nya Aku tidak tahu Bima ngapain dengan handphonenya itu yang jelas Bima tidak sedang bermain game ataupun chatting-an
@tsaahh!!desiran Angin Malam terasa masuk ke dalam pori-pori, gerimis tak henti hentinya jatuh di permukaan bumi indahnya bulan purnama terpampang jelas di gelapnya langit
kamar kembali Hening tak ada lagi obrolan di antara aku dan Bima, di depan jendela Bima tetap fokus pada handphonenya serasa handphonenya begitu penting"fal ini tidak aman..!" Kata Bima dengan berusaha mengintip jendela kamar
"Tidak aman gimana?" Tanyaku bingung
" sepertinya polisi berhasil melacak keberadaan ku, ini bisa gawat fall "
"Terus sekarang harus gimana?" Aku bangkit dari baringku lalu ikut mengintip jendela juga
Tiba-tiba saja handphone-ku berdering, setelah aku lihat ternyata Zahra tanpa pikir panjang lagi aku langsung mengangkat telepon dari Zahra
" ada apa ra?" Tanyaku ketika selepas mengucapkan salam
" bisa ke cafe fannya nggak? aku ada disini"
" Memangnya kenapa? Rindu? "
" bukan, cuma ingin bertemu saja "
" itu mah sama saja... Baiklah aku kesana..." telepon langsung aku matikan, kulihat bima tampak sedikit cemas, keningnya mulai berkeringat dengan pandangan masih ke layar handphonenya, Tak Berubah sedikitpun
tokkk...tokkkk...tokkkk..
Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu kamarku
" Jangan dibuka dulu! " cegah Bima" kenapa? "
" firasatku tidak enak sebaiknya aku keluar dulu dari kamar lewat jendela, nanti kalau benar polisi yang datang kamu langsung keluar komandan Aku tunggu kamu di depan pagar atau Di manalah cari tempat yang aman maka tadi mah memberi aba-aba jika benar kalau polisi yang datang
"baiklah..."
Dengan cepat Bima menaiki jendela, lalu keluar dari jendela, Entah kenapa seperti ini jadinya mungkin ini cara terbaik untuk membuat polisi kelelahan.
Setelah Bima berhasil keluar dari jendela aku pun mulai membuka pintu kamar ternyata yang mengetuk pintu adalah Bibi, terlihat dari ekspresi mukanya tampak panik dan sedikit pucat. Firasat Bima benar polisi telah datang ke sini" ada polisi mencari temanmu Bima" kata bibi dengan mulut bergetar cukup hebat
Aku tak menjawab perkataan Bibi melainkan langsung pergi meninggalkan Bibi yang sedang ketakutan itu, Setibanya di ruang tamu beberapa polisi telah siap menjaga pintu pintu rumah dengan badan besar dan tegap para polisi siap akan menangkap pelaku yaitu Bima
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita dari mufal
Romancecerita cinta dua insan yang saling mencintai tetapi bertahan untuk saling tidak memiliki,dan bertahan untuk tidak mengungkapkan hingga akhirnya mereka berpisah karena kendala yang besar,akan kah takdir mempertemukan mereka kembali?