O1. Pertemuan

140 21 2
                                    

Selamat datang di work author labil sepanjang masa. Lama gak nulis cerita jadinya iseng deh buat ini. Doakan semoga lancar! 💗

.

.

.

Hai, aku Zeo. Seperti yang kalian bayangkan aku adalah manusia. Ok, ok, serius. Sekarang tepat pukul 5 sore, aku sedang di perjalanan menuju toko buku. Sebenarnya tidak ingin membeli buku, sih, tepatnya ingin kabur dari omelan Faniaadikku.

Dia terus saja memgomel tentangku yang katanya kuno, culun, dan katrok. Hufft, setiap hari pasti selalu saja jadi masalah. Bahkan saat aku mau pergi dia sempat-sempatnya menyuruhku untuk pakai topi. Katanya, "Nih pake, sesekali napa jadi ganteng gitu! dah sono pergi" dan dengan akhirnya aku pakai juga.

"Maaf, Pak, berapa ya tadi?" tanyaku pada Bapak driver online.

Ia melihat dari kaca "Lima belas ribu, Mas"

"Ini ya, Pak, makasih udah dianterin"

"Iya, Mas, jangan lupa bintangnya ya!" aku membalasnya dengan tersenyum lalu keluar dari mobil.

Sungguh aku sama sekali tidak ingin ke toko buku. Ah, benar juga kata Fania, aku memang katrok. Kabur saja ke toko buku, harusnya kan ke cafe mungkin? Masa bodoh lah. Kalau ada yang ingin dibeli ya dibeli, Kalau tidak ya pulang.

Akhirnya aku membeli sebuah buku catatan dengan sampul warna coklat yang bergambar beruang di ujung bawahnya. Nasibku memang sial hari ini, diluar hujan deras. Aku tidak bawa payung, rumahku jauh, dan mustahil ada ojek online yang menerima tumpangan kalau hujan begini, pasti kan macet. Akhirnya aku menunggu hujan reda di depan toko buku. "Duh, bakalan lama nih hujannya" gerutuku sambil memegangi kedua tanganku karna agak dingin.

Tak lama ada seseorang yang berdiri di sampingku sepertinya datang dari dalam toko buku. Dia terus menelepon tapi tidak diangkat. "Ish! Kok gak diangkat, sih? aku pulangnya gimana dong?" tunggu, tidak asing suaranya.

Bener saja! dia Natha, ketua osis sekolah plus primadona sekolah. Kalau kata Jojo─temanku─Natha itu cantik walaupun mukanya judes. Aku setuju, Natha memang cantik. Banget. Perlu digaris bawahi,

CANTIK BANGET

Tapi kok ini beda ya? Tidak ada ekspresi judes-judesnya. Celana kotak-kotak merah dengan hoodie kuning buat Natha jadi gemesin! Eh? apaan, sih? sadar diri Zeo, kamu siapa?

"Kamu Natha kan?" kenapa aku seberani ini?

"Iya? siapa ya?" kan, ujung-ujungnya dia gak kenal!

"Kita satu sekolahan kok!" Bodoh! Aku terus memaki diriku sendiri dalam hati

"Okey, tapi lo siapa? nama?"

"A-aku.."

Byurrr

"AAA!"

Grep!

Wangi parfum stroberi langsung tercium jelas. Kepalanya yang menempel di dadaku dan tangan yang melingkar ditubuhku membuat mati rasa. Natha memelukku karna menghindari cipratan air dari mobil yang lewat. Karena terkejut kacamataku sampai turun dibawah hidung. Perlahan tanganku ikut melingkar ditubuhnya, tapi sedetik kemudian aku sadar dan langsung melepaskan dia dari tubuhku.

"Eh, sorry, gue gak sengaja kaget soalnya"

Aku hanya mematung dengan wajah merahku karna malu. Tanpa merespon apa-apa aku langsung pergi dari sana.

Aduh jantungku rasanya ingin lepas dari tempatnya. Sekali lagi aku tidak bisa berbohong, kalau pelukan Natha yang tidak sengaja tadi membuat...

candu.

Oh, ya ampun! Apa harus lansung suka sama dia? Zeo, sadar diri, kamu itu c u l u n. Gak bakal bisa bersanding sama dia.

«●»

Si Culun, Zeo
Written on; 270520

©s r r k a_

Si Culun, ZeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang