Besok adalah hari pertama ospek Wenda dan Chandra. Kedua mahasiswa baru itu terlihat sibuk menyiapkan peralatan dan atribut yang akan dipakai besok.
Atribut-atribut yang dibutuhkan memang cukup banyak dan jangan lupa istilah-istilah aneh yang dipakai supaya para mahasiswa baru bingung dengan barang yang dimaksud.
Rumah itu terlihat seperti kapal pecah. Kertas karton dan plastik berserakan dimana-mana.
"CHANDRAAAA!!! Gunting tadi dikemanain, hah?!?" teriak Wenda pada Chandra yang sedang berada di kamarnya.
"Disitu lah. Orang gak dibawa kemana-mana."
"Gak ada, bambang. Dasar jorok, naruh barang dimana-mana!"
Chandra akhirnya menghampiri Wenda yang sedang duduk di lantai ruang tamu sambil misuh-misuh.
"Nih, makanya kalo ngeliat pake mata." kata Chandra sambil memberikan sebuah gunting pada Wenda.
Wenda hanya bisa tersenyum malu dan kembali menggunting sebuah pita putih yang akan digunakannya besok.
Wenda melirik jam dinding yang tepat berada di atas TV. Ternyata sudah menunjukkan pukul 11.35. Saking sibuknya mempersiapkan barang-barang ospek, Wenda dan Chandra sampai lupa makan.
"Laper gak?" tanya Wenda ke Chandra yang sedang meminum air mineral dari gelasnya.
Chandra mengangguk sebagai jawabannya.
"Yaudah, keluar cari makan dulu, yuk." ajak Wenda yang sudah bangkit berdiri dan mengambil dompetnya.
Wenda menutup dan mengunci pintu kontrakan itu.
"Tapi bayar sendiri-sendiri lah. Ga sudi bayarin, gajah. Bangkrut yang ada."
"Yeuuu... Banyak bacot, emangnya gue kagak punya uang apa?"
Wenda dan Chandra akhirnya berjalan mengelilingi daerah tersebut untuk membeli makanan. Mereka belum terlalu kenal sama daerah sini, sih. Jadi mereka bingung mau beli apa.
Akhirnya, Chandra menyarankan untuk membeli ketoprak yang berada di ujung jalan sana. Wenda menyetujuinya.
'Ketoprak Soomantono' (tau lah ya siapa visualisasi dari tukang ketoprak ini😏)
Mereka menghampiri tukang ketoprak di ujung jalan itu. Terlihat cukup ramai, memang sudah waktunya jam makan siang sih. Tidak heran kalau banyak yang beli.
"Mang, ketopraknya dua, dibungkus, dua-duanya pedesnya sedeng aja." kata Wenda yang sedang memesan ketoprak.
"Siap, neng."
"Mana uangmu?" tanya Wenda ke Chandra. Chandra merogoh saku celananya dan memberikan Wenda selembar uang senilai 20 ribu rupiah.
"Kok bayar sendiri-sendiri sih, neng? Masa kabogoh sendiri ga mau nraktir. A'anya pelit banget." ujar tukang ketoprak yang sedang mengulek bumbu kacang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidently In Love : Kontrakan The Series [Wendy × Chanyeol]
RomanceSemi Formal Words Chandra, mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Parahyangan Bandung coba mencari kontrakan untuk dijadikan tempat tinggalnya selama kuliah. Namun, apa jadinya kalau ternyata dia harus membagi kontrakannya dengan musuh semasa S...