"Dari luasnya dunia akan ada satu titik dimana keluasan itu menjadi satu titik terdekat dalam kehidupan"
***
Di tengah kehangatan sebuah keluarga, cinta, kasih sayang, harta, kebahagian, ketenangan. Semua terasa sempurna dengan segala hal kebaikan di dalamnya.
"Vin, adek kamu kemana?" tanya seorang pria bersuara berat.
"Di kamar Pah," jawab Davin
"Panggil dong, bentar lagi kan makan malam," pinta seorang wanita cantik penuh kehangatan.
"Iya Mah," ucap Davin beranjak dari tempat duduknya.
"Gak usah, Devan udah di sini Mah," ucap Devan menghentikan langkah Davin.
"Loh Van, kamu mau kemana udah ganteng gitu?" tanya Mamahnya heran.
"Mah, anak Mamah kan emang tampan, gak perlu ditanyain kan?" ucap Devan memeluk Mamahnya.
"Udah wangi gini mana mungkin cuma bakal di rumah kan? Mau ketemuan kamu ya?" goda Mamahnya tersenyum jail.
"Nggk mah, masa iya kencan malam kamis, gak seru," balas Devan
"Gak bisa di ajak becanda dikit kamu ya," ucap Mamahnya.
"Udah ya Mah, Devan mau keluar dulu," pamit Devan pada Mamahnya.
"Jangan terlalu malam pulangnya," sambung Papahnya.
"Siap kapten," sahut Devan melangkah pergi.
Devan mengeluarkan motor dari garasi rumah, dan melajukan motornya. Tujuannya, tentu saja ingin menghirup udara segar yang sejak ahir-ahir ini terasa sangat pengap banginya. Ia melaju dan menghentikan motornya di taman tengah kota yang tidak begitu ramai.
"Haaaah." Devan meraung pelan, menghela nafas beratnya. Ia melangkah pelan menuju angkringan yang ada di hadapannya,
"Pesan apa mas?" tanya pelayan menawarkan menu di tempatnya
"Coffee Latte hangatnya satu," Jawab Devan.
"Baik, ditunggu ya mas," ucap pelayan itu beranjak pergi
Tak perlu waktu lama, minuman hangat yang dipesannya kini sudah ia seruput perlahan. Bersantai di tengah sedikitnya kerumunan dengan pemandangan yang membuatnya lebih tenang. Pemikirannya mulai jernih sekarang. Devan menikmati suasananya, menatap setiap sudut indah hiasan di tengah taman kota yang terlihat.
Namun,,,, matanya terhenti pada sudut taman air mancur. Seseorang disana membuat matanya berhenti menatap sekelilingnya. Seseorang disana, gadis berkulit putih dengan satu ikatan mengikat rambutnya dan sweeter hangat pada tubunya, membuatnya tampak seperti sebuah hiasan kehangatan.
"Cewek itu...." gumam Devan
Ia tak menyangka akan bertemu dengan orang yang ahir-ahir ini mengganggu pikirannya.
Devan membayar pesanannya dan melangkah pergi bermaksud meninggalkan tempatnya saat ini. Ia berbalik menuju parkiran motornya. Namun seseorang dihadapannya menghalau jalannya.
Bruuuuukkkk.....
"Arrgggghhhh," gumam seseorang mengaduh terjatuh di hadapannya.
"Lo jalan melek apa merem sih bisa sampe nabrak orang, sorry." Devan menunduk bermaksud membantu seseorang yang terjatuh dihadapannya.
"Lo....." seru seorang gadis yang terjatuh membulatkan matanya kaget. "Waaaahh, pantes aja ya orang yang nabrak gw bukannya minta maaf malah nyalahin orang, ternya elo!" sambungnya beranjak berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You
Teen FictionSeseorang yang sangat aku sayangi justru membuat hidupku menderita, seakan aku hidup di neraka... Namun aku tak dapat membencinya, bahkan aku tak berhak untuk membencinya. Aku butuh kamu yang tulus menyayangiku, buka kamu yang mengasihaniku. Aku...