P r o l o g u e

60.2K 2.4K 88
                                    

Assalamualaikum!

Hai selamat membaca karya aku.

(Bagi kalian plagiator dilarang masuk ya)

FOR MY EX

AWAN tampak senang menutupi matahari di atas sana. Langit yang mendung seakan mengerti suasana hati Erithia. Sore tadi saat ekskul sedang berlangsung, ia mendengar sebuah kejujuran yang mampu menyayat hatinya.

Bayang-bayang kejadian tadi yang mampu membuatnya hancur menjadi kepingan yang tak sanggup untuk disusun kembali. Rasa sakitnya bahkan lebih sakit ketimbang penghianatan dalam sebuah hubungan. Di saat Erithia sedang dalam masa semangat-semangatnya menyusun masa depan bersama Edgar, orang itu justru mematahkan segala harapannya.

Erithia menghentikan tapak kan kakinya di trotoar. Cewek dengan hidung mancung itu mendongkak, merasakan tetesan air hujan yang mulai jatuh ke wajahnya.

Dua detik menghadap ke atas, peristiwa sakral tadi hinggap lagi di otak Erithia.

Cewek berambut ungu kemerahan itu tersenyum saat jaraknya sudah tidak jauh dari kelas laki-laki yang sering ia juluki: 'Ma boy.' Saking bucinnya dalam radius lima meter saja, Erithia sudah bisa mencium wangi mint khas Edgar.

Sepanjang perjalanan Erithia menari-nari tidak jelas, bahkan beberapa anak murid yang tidak sengaja menabrak pundaknya di maafkan tanpa meminta maaf terlebih dahulu, jika saja ia tidak akan bertemu dengan Ma Boy-nya sekarang tentu akan berbeda nasib anak-anak murid itu.

Tapi entah kenapa, kaki Erithia justru hanya berhenti di ambang pintu, perempuan dengan rok setengah paha itu justru mendekatkan telinganya pada kusen pintu. Mendengarkan hal yang menarik, masuk ke telinganya.

“Jadi maksud lo pacarin Erithia apa?” Mendengar pertanyaan Rico senyum manis di bibir Erithia terukir ia sudah berharap lebih dengan jawaban Edgar.

Hm...gak ada maksud apa-apa.” Erithia tidak dapat melihat raut wajah Edgar sekarang entah cowok itu sedang bahagia atau tidak, membahas ini?

“Emang lo anggap Erithia itu siapa lo, sih? Gua perhatiin lo kagak ada peduli-pedulinya sama dia." Kali ini pertanyaan itu berasal dari mulut Austin.

“Cewek hina yang mau manfaatin gue.” Bagaikan tersambar petir di siang bolong Erithia mematung. Hatinya memanas ketika mendengar nada remeh dalam ucapan Edgar. Sungai yang terbentuk di bola matanya meluruh tanpa permisi. Kata-kata itu sangat menyakitinya, Erithia akui Edgar sering berucap pedas tapi kali ini... Edgar benar-benar telah menginjak-injak harga dirinya.

Sungguh, Erithia merasa semua ini hanya mimpi dan berharap akan terus jadi mimpi.

----------

Author note;

Hai, bingung mau nulis apa?

Sampai ketemu hari Senin.

Ini aku kasih pict Erithia.

Emang si Edgar kagak ada akhlak nye orang cakep begini di sia-siain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emang si Edgar kagak ada akhlak nye orang cakep begini di sia-siain.

Kalo aku cuman kasih pict nya Erithia gak adil ya, jadi aku kasih pict Edgar juga.

Btw kalian bebas kok mau nge bayangin mereka siapa. Bayangin Erithia itu kalian atau author juga bisa😂. Pokoknya semerdeka kalian deh.

Ini ya dari pada banyak bacot.

Lots of love

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lots of love

FOR MY EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang