EDGAR menyeret Erithia masuk ke dalam mobil milik Austin. Tadinya ia berencana untuk jalan-jalan dulu bersama Erithia dengan motor tapi perempuan itu keburu mabuk.
"Edgar... aku pengen di cium lagi," ucap Erithia vulgar ketika cewek itu berhasil duduk di kursi mobil Austin.
Edgar mendengus, ia kemudian membuka hoodie menyisahkan kaus hitam tipis kemudian menyampirkan di badan Erithia yang berkeringat sehingga tank top hitam yang melapisinya terlihat.
"Ma booyy." Erithia memeluk tangan Edgar di depan dada.
"Rit, lepasin a-aku mau nyetir." Sungguh, Edgar sedikit canggung saat mengatakan kata 'aku'.
"Eehm." Erithia hanya menyaut tidak jelas. Ia justru asik memeluk tangan Edgar sambil menutup matanya.
Edgar berdecak, perlahan ia memindahkan kepala Eritha hingga berada pada sandaran kursi. Memperbaiki posisi cewek yang sudah setengah sadar itu.
"Edgaarr love you," ucap Erithia setelah itu ia masuk ke dalam mimpi.
Edgar terkekeh tak pelak ia pun menjawab walaupun hanya sekedar gumaman. "Hmm."
Edgar menjalankan mobil dengan kecepatan sedang. Perlahan, ia melirik perempuan yang ada di sebelahnya. Cewek itu nampak nyaman bergelung dalam mimpi. Wajah tenangnya membuat darah Edgar menghangat.
Kerasukan apa Edgar sampai-sampai ia tidak bisa melihat pesona Erithia sehingga harus membuat cewek itu sakit hati sebelumnya. Katakan saja Edgar brengsek karena ia akan dengan ikhlas mengakui itu. Seorang anak gadis mencintainya dengan tulus sementara Edgar justru menyakitinya. Ya, Edgar menyesal karena telah memperlakukan Erithia dengan sangat buruk dulu.
Dan sekarang Edgar berjanji pada dirinya sendiri, untuk memperlakukan Erithia sebaik mungkin.
÷÷÷÷
Mata Erithia berbinar-binar saat melihat motor berwarna hitam milik Edgar mendekatinya. Ia menarik napas panjang lalu memperbaiki letak rambutnya.
"Pagiiii!" sapa Erithia, bersemangat. Ia menyengir lebar. Edgar membalasnya dengan tatapan datar. Cowok itu kemudian memberikan helm berwarna ungu pastel milik Erithia yang dulu sering cewek itu gunakan jika berboncengan dengannya. Helm itu jadi terbengkalai di garasi Edgar semenjak mereka berdua mengakhiri hubungan.
Erithia naik ke atas motor. Dengan gugup, ia melingkarkan tangannya di perut Edgar.
"Gar, kenapa? Kamu kok diam terus dari tadi." Erithia sedikit mengeraskan suaranya agar tidak teredam oleh suara knalpot Edgar.
"Gak apa-apa."
Erithia menganguk. "Kalau ada apa-apa kamu boleh bilang ke aku, kok. Aku siap dengerin keluh kesah kamu."
Edgar membalas Erithia dengan gumaman tapi, dalam sudut hatinya ia bahagia karena memilih perempuan yang tepat untuk menjadi sandarannya.
Sesaat, pandangan mata Edgar jatuh pada tangan yang melingkar di pinggangnya. Cowok dengan balutan hoodie army itu menepuk pelan tangan Erithia sambil bergumam. "Makasih."
÷÷÷÷
"Punten sluurrr lo berdua udah jadian kagak kasih PJ gak kasian apa ama yang jomblo!" Rico berteriak tidak tahu malu dari ujung koridor saat Edgar mengantarkan Erithia ke kelas.
"Sirik amat lo jomblo karatan!" balas Erithia diiringi dengan kekehan. Edgar masih dengan wajahnya yang datar mengusap rambut Erithia tepat di depan Rico yang jomblo!!
Tebak seberapa ngenest ia menyaksikan kejadian yang membuat para jomblo menjerit iri berkali-kali, apalagi semenjak tadi malam melihat kedua orang gila ini berciuman rasa iri dan dengki campur aduk dalam diri Rico.
"Gue bakal ajak pacaran si Naomi terus gue bakalan saingin keuwuan lo berdua sialan!" ucap Rico kemudian berlarian kecil menjauhi kedua orang itu.
"Gila!" ucap Erithia untuk Rico.
"Siapa? Aku?" tanya Edgar, sambil memperbaiki tata letak jepit ungu yang ada di rambut Erithia.
"Gak temen kamu, tapi kalau kamu pengen ikutan gila bareng mereka juga boleh." Erithia terkekeh, garing sih sebenarnya.
"Alinea? Aku pengen panggil kamu Nea boleh?" tanya Edgar menatap mata milik Erithia.
"Nea? Gak buruk. Bagus kayak orang luar negri gitu vibes nya."
"Heeemmm nge bucin terus. Nge bucin terus. Uwu-uwu terus. Gue iri boss," ucap Naomi yang lewat di samping Erithia lalu buru-buru masuk ke kelas.
"Iri tanda tak mampu boss," balas Erithia. Lalu kembali pada Edgar.
"Coba panggil aku Nea sekali," pinta Erithia dengan mata berbinar-binar.
"Buat apa?"
"Panggil aja ish!"
"Oke-oke Ne-Neaa sayang." Edgar dengan sangat cepat mengecup pipi milik Erithia lalu lari meninggalkan cewek berjepit ungu itu membeku.
÷÷÷
Kembalinya Erithia dalam hidup Edgar membawa pengaruh baik pada cowok itu. Edgar jadi sering senyum-senyum sendiri hanya karena mengingat mimik cewek itu.
Edgar mengambil handphone kemudian menghidupkannya.
32 missed call Ayah.
50 missed call Bunda.
Hanya semalaman Edgar menonaktifkan ponselnya sudah banyak panggilan yang masuk dari kedua orang tuanya. Bukan cuman dari mereka, dari asisten rumah tangga sampai sopir pun menelpon Edgar.
Edgar berdecak. Semalam ia tidak pulang dan memilih bermalam di apartemen Kakaknya. Untuk masalah baju sekolah yang akan di pakai pagi nya Edgar meminjam baju lama Kakaknya yang kebetulan memiliki tubuh yang sama dengannya.
"Gar terus lo bakalan sama Glen sampai kapan?" tanya Rico berbisik pelan pada Edgar yang berada tepat di sampingnya.
"Gak tau," jawab Edgar seadanya. Ia kemudian mengambil buku yang ada di tas kemudian membacanya. Kelihatan sekali kalau cowok itu enggan membahasnya.
-----
Guyyss cerita selanjutnya kita akan masuk konflik lagi!! Yeayyy!
Sedikit bocoran: setelah konflik itu dan satu lagi konflik kecil cerita ini akan selesai:(
Semoga aku bisa buat ending yang sesuai ekspektasi kalian yaa. Love u all
Ditulis pada:
29/06-2020
Pukul: 19.08 (selesai)Lots of love
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR MY EX
Teen FictionBlurb: Erithia Alinea Zoey awalnya bahagia setelah berhasil memenangkan hati Edgar Jaguar Abhivandya yang terkenal dengan sikapnya yang dingin ditambah super cuek. Tapi satu minggu setelah hubungan itu terjalin Erithia akhirnya mengerti siapa sebena...