Ting!
Pesan masuk membuat Edgar dengan segera membukannya. Pesan itu berasal dari Austin. Orang yang sekarang paling Edgar benci. Dengan cepat, ia membuka peaannya.
Maya Edgar sontak membulat, tubuhnnya meremang kala melihat foto yang dikirimkan oleh Austin. Erithia dan Julio? Mereka berdua terlihat duduk bersama di meja kantin.
Edgar yang kesal tambah kesal lagi saat membaca pesan yang Austin kirimkan.
Austin: Ayahnya dah mau sekarat pacarnya malah selingkuh.
Sungguh, kalimat itu seolah membuat Edgar merasa nasibnya amat sangat buruk. Kasarnya Austin seperti sedang menjelek-jelekannya.
Edgar mengepalkan tangannya, lalu menatap lurus dengan padbangan sekolah ingin membunuh seseorang.
Edgar memejamkan matanya, berusaha mengatur amarahnya. Ia menyandarkan kepalanya pada dinding rumah sakit sembari beberapa kali membuang napas. Pikirannya terpunuhi dengan yang tidak-tidak tentang Erithia dan Julio. Apalagi mengingat Julio punya perasaan pada Erithia. Jangan lupa Julio juga mantan Erithia.
Hal-hal yang terlintas itu membuat Edgar mengeram, ia tidak bisa meningalkannya Ayahnya karena tadi Edgar sudah dengan tegas mengatakan kalau ia yang akan menjaga Hardinata.
••••••
Me: Gar aku ke rumah sakit ya:) kamu masih di sana kan?
Cukup lama pesan itu tidak dibalas oleh Edgar, jangankan dibalas dibaca pun tidak. Hanya centang dua berwarna abu-abu terus semenjak lima belas menit yang lalu.
Tidak biasanya, Edgar selalu menjadi yang tercepat dalam menjawab pesannya. Bukannya sombong tapi ini memang kenyataan, Erithia harap kalian yang membaca tidak sirik.
"Ya udah deh gue ke rumah sakit aja," ujar Erithia sambil menenteng rantang di tangannya. Tadi sebelum keluar rumah ia sempat meminta bantuan ART dirumahnya menyiapkan bekal untuk Edgar.
Erithia memasuki mobil merahnya, lalu mulai menjalankannya menuju rumah sakit tempat Ayah Edgar dirawat.
Lima belas menit dihabiskan di jalanan Erithia akhirnya sampai, ia memarkirkan mobilnya kemudian berjalan menuju ruang ICU.
Setelah berbelok ke lorong, yang Erithia dapati hanya Bunda Edgar bersama Glen. Cowok itu tidak ada. Erithia mendekati mereka.
"Tan," panggil Erithia. Siska yang sedang menatap lurus pada pintu ICU menoleh. Ia tersenyum mendapati pacar pertama anaknya ini.
"Ya sayang, cari Edgar?" tanya Siska.
"Iya Tan," jawab Erithia.
"Dia tadi barusan ijin pulang ke rumah, baru banget. Coba kamu liat di parkiran kayaknya masih ada." Siska menerangkan panjang lebar membuat Erithia tidak enak hati.
"Oohh iya makasih Tante. Hmm Tan, ini aku bawain makanan buat Tante sama Kak Glen," ucap Erithia sambil memberikan rantang dan disambut dengan baik oleh Siska.
"Eeehh gak usah repot-repot. Makasih loh," balas Siska sambil mengusap pelan rambut Erithia yang saat itu sedang membungkuk untuk menyamakan tinggi dengan siska yang sedang duduk.
"Hehehe, Iya gak apa-apa Tante kalo gitu aku nyusul Edgar dulu ya." Setelah mendapat persetujuan dari Siska Erithia segera beranjak menuju tempat parkir khusus motor.
Tepat sekali, saat Erithia sampai Edgar sudah duduk di motornya sedang memasang helm.
Erithia tersenyum, dengan cepat ia pergi mendekati Edgar.
"Gar." Erithia memangil cowok itu. Edgar menoleh, cowok itu hanya mendengus kemudian mulai menyalakan motornya.
Erithia mengernyit ia menahan stang motor Edgar. "Kamu kenapa, sih?"
Edgar diam, ia tidak mau mengeluarkan kata-kata yang mungkin akan menyakiti Erithia lagi seperti dulu. Jujur, ia tidak mau menyakiti cewek itu.
"Gar, kamu kok diam aja. Chat aku gak di balas jangankan dibalas, dibaca aja enggak. Kamu kira aku gak khawatir." Erithia mencerca pada Edgar. Mengeluarkan unek-uneknya.
"Ck." Edgar berdecak sambil tersenyum sinis.
"Kamu kenapa, sih Gar?" Erithia bertanya heran.
"Masih belum ngerasa? Coba deh pikir-pikirin dulu apa yang udah kamu perbuat," ucap Edgar sambil menahan emosinya agar tidak membentak cewek dengan balutan kaus berwarna ungu pastel di depannya ini.
Erithia menghela napas. Ia bingung. Entah apa maksud Edgar. "Apa, Gar? Sumpah aku gak ngerti kamu bilang apa?"
Erithia mengeratkan pegangannya pada stang motor Edgar saat cowok itu hendak pergi.
Dada Erithia sudah sesak, entahlah ia merasa ada kejangalan pada sifat Edgar sekarang. Cowok itu kenapa? Erithia merasa tidak pernah membuat kesalahan?
"Gar! Kamu kenapa sih?! Gak jelas banget! Kalau kamu kayak gini kan aku jadi bingung kamu kenapa!" Dada Erithia mengebu-gebu menahan isakannya.
Edgar mendengus keras kemudian menghempaskan tangan Erithia hingga membentur spion Edgar.
"Aww!" Erithia meringgis. Setetes air mata berhasil keluar dari sudut matanya. Untuk pertama kali seseorang melukai fisiknya yang bahkan Baskara sendiri tidak pernah melukainya.
Edgar terdiam sejenak ia tidak bermaksud membuat gadisnya ini kesakitan apalagi karena dirinya.
"Aku gak suka kamu deket-deket sama Julio! Maaf soal lukannya," ujar Edgar lalu menancapkan gas nya meningalkan Erithia sendiri sedang membeku.
--------
Maap-maap aku lupa up lagi😁Aku lagi sibuk urusin pendaftaran.
Makasih karena udah vote dan tetap setia dengan cerita ini.
Aku gak punya waktu up tapi yg jelas aku akan tetap update setiap minggu.
Aku pengen minta tolong ke kalian, kalo kalian suka cerita ini rekomendasiin dong ke temen-temen kalian.
Love u all
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR MY EX
Teen FictionBlurb: Erithia Alinea Zoey awalnya bahagia setelah berhasil memenangkan hati Edgar Jaguar Abhivandya yang terkenal dengan sikapnya yang dingin ditambah super cuek. Tapi satu minggu setelah hubungan itu terjalin Erithia akhirnya mengerti siapa sebena...