Chapter ▫️ 09 : Pada akhirnya

198 33 5
                                    

"Aku bukannya tidak percaya, hanya saja aku takut ketika menaruh kepercayaan malah berakhir dikecewakan."

✿—мαz∂ σf αиѕωєя—✿


Sakit di kepala Beomgyu rasakan pertama kali setelah terbangun dari alam sadaranya. Kepalanya sakit sekali, apa lagi dibagian lehernya. Lehernya benar-benar sakit, bahkan luka yang ada di lehernya masih terasa berdenyut.

"Akhirnya sadar juga."

Beomgyu segera menoleh ke sisi kirinya, betapa terkejutnya ia melihat orang yang tidak diduga-duga kehadirannya.

"Ken—"

"Aku melihat mu mencekik diri sendiri di koridor dan saat ku tolong, kau langsung pingsan." Potongnya.

Ia ingat. Saat itu ia bergegas ke ruang kelasnya. Sebenarnya ia tidak ada niatan untuk bunuh diri, tapi ada yang mengendalikan tubuhnya. Sosok itulah yang mencekik lehernya agar kehilangan nyawa. Ditambah lagi pada saat itu ia juga mendengarkan bisikan suara yang sama saat di hari ia pingsan di bawa hujan waktu itu. 

"Kau tidak mencoba bunuh diri, kan?"

Dengan cepat Beomgyu menggeleng. "Tidak! Aku dikendalikan saat itu."

"Dikendalikan?"

"Iya. Aku yakin penyihir itu lagi. Dia mencoba menghentikan ku mengumpulkan para pemilik magis untuk melawan mereka."

"Memangnya tinggal berapa orang lagi?"

Beomgyu bangkit, memposisikan dirinya menjadi duduk. "Tinggal satu lagi, dan orang itu adalah senior."

Yeonjun terhenyak. Tinggal dirinya? Itu artinya mereka yang lain sedang menunggu dirinya untuk diajak kerja sama. Ah sial, ia jadi merasa tidak enakan.

"Kalau kita tidak bersatu secepatnya maka nyawa kita akan dalam bahaya. Mereka bisa menyerang kita karena lemahnya kerjasama satu sama lain."

"Dan tak hanya kita, orang yang mereka culik sebagai ancaman juga dalam bahaya." Sambungnya.

Yeonjun membisu, ia bergulat dengan emosinya. Di satu sisi ia tidak percaya dengan hal-hal yang tidak logis itu. Penyihir dan magis, itu hanya ada di cerita dongeng. Dan di sisi lain, ia mempercayai hilangnya Jinae karena penyihir gila itu. 

"Kenapa tidak menyerahkan diri saja? Kita saja mana bisa mengunakan kekuatan ini."

"Kau ingin mati? Menyerah diri sama saja mau mati. Kalau pun kita menyerahkan diri, apa yakin seratus persen orang yang kita sayang akan selamat? Dan kalau kekuatan ini jatuh ditangan mereka, artinya seluruh manusia di bumi siap di perbudak mereka."

Lagi-lagi Yeonjun membisu. Dia jadi teringat omongan sosok berjubah yang ia lihat waktu itu. Kalau begitu, itu artinya sosok itu adalah penyihir? Sial. Dia kira itu hanya bualan untuk menakuti. Kalau begini ia jadi bimbang. Apa kali ini ia percaya saja?

"Kita memang tidak bisa menggunakannya. Tapi kalau kita bersatu, mungkin akan menimbulkan reaksi magis di dalam diri kita dan membuat kita bisa mengendalikannya."

Yeonjun menghela nafas panjang, ia masih sulit menentukan. Katakan saja saat ini ia sedang egois dengan perasaannya.

"Senior, jadi—"

"Tidak. Tidak akan pernah."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maze of Answer | txtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang